Kabut Asap Melanda Sumsel
Petani Gamang Buka Lahan, Mau Bakar Ada TNI Berjaga
Ketika akan dibakar, sekat-sekat itu akan membantunya untuk mengendalikan api. Selain itu ia berencana mengajak petani lain yang menggarap disitu.
TRIBUNSUMSEL.COM, PANGKALAN LAMPAM - Sudah hampir satu bulan lebih, AR berdiam diri di rumahnya. Selama itu bapak satu anak ini hanya mengambil upahan serabutan dari tetangga yang membutuhkan tenaganya, sekedar memenuhi kebutuhan hidup katanya.
Sebelum "nganggur", ia mempersiapkan lahan untuk menanam padi pada musim kali ini. Lahan terletak di kawasan desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam Kab Ogan Komering Ilir satu bulan lalu sudah selesai dibabat.
Namun demikian lahan itu belum sepenuhnya bisa ditanam padi. Perlu pembersihan terlebih dahulu terhadap daun dan rumput kering yang sebelumnya sudah ditebas.
Rencananya, ia akan membakar semak belukar yang sudah mengering tersebut. Tapi kini Dia bingung. Di kawasan itu, banyak dijumpai TNI tengah memadamkan kebakaran, bahkan helikopter kerap wara-wiri memadamkan kebakaran lahan. Ia jadi takut dan ngeri untuk membakar lahan miliknya itu.
Padahal membakar lahan yang kini mengering adalah opsi paling mudah untuk bisa membuat lahan benar-benar siap ditanami padi. Atas kondisi itulah, tidak tahu langkah apa yang harus dilakukan agar lahannya benar-benar siap ditanami padi ketika waktunya tiba. AR saat ini hanya bisa menunggu dan melihat langkah petani lain mengolah lahan di kawasan itu.
Ditemui Tribun Sumsel beberapa waktu lalu di kediamannya yang terletak di kawasan desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam, pria ini tengah menonton televisi ditemani seorang putranya yang baru berumur lima tahun-an.
Sembari tiduran di ruang tamu itu ia bercerita tentang keluhannya tersebut. Kata dia, lahan yang rencananya akan ditanam padi adalah lahan baru pertama kalinya dibuka. Otomatis perlu persiapan lebih matang.
Luas lahan miliknya yang sudah dibabat dikawasan itu sekitar dua hektar. Kurang lebih satu bulan ia membabat hutan itu seorang diri. Ia tidak sendirian, diperbatasan lahannya atau masih satu kawasan, beberapa tetangganya juga menggarap lahan di tempat itu. Caranya sama.
"Ini masih menunggu kawan-kawan yang garap di sana, nanti lahan itu mau diapain biar siap ditanami padi. Karena kalau dibakar kami takut. Kalau gak, bingung diapain lagi soalnya semak belukar yang mengering itu tebal," ujarnya.
Untuk mempersiapkan lahan pertama-tama membabat hutan belukar yang ditumbuhi berbagai aneka macam tumbuhan. Setelah beberapa waktu selesai membabat semak belukar, mereka mengeringkan lahan yang sudah ditebas.
Ketebalan semak belukar yang sudah ditebas dan mengering itu antara 1 hingga 2 meter lebih. Mereka berencana akan membakar lahan itu. Andai pun nantinya dibakar mereka terlebih dulu menyiapkan sekat-sekat batas lahan.
Ketika akan dibakar, sekat-sekat itu akan membantunya untuk mengendalikan api. Selain itu ia berencana mengajak petani lain yang menggarap disitu.
"Rencana seperti itu. Tapi kondisi sekarang seperti ini, ya cari jalan lain. Takut kalau harus membakar. Jalan lain seperti apa, ini yang masih dicari solusinya," kata pria ini.
Sebenarnya, kata dia, membakar tidak perlu ketika menyiapkan lahan untuk menanam padi. Andai sebuah lahan sudah pernah atau kerap ditanami padi, pengolahannya pun akan menjadi mudah. Persoalannya ini, membuka lahan yang masih berupa hutan semak belukar. (tim)