Mahasiswa Unsri Diduga Gabung ISIS
Nurhasanah Takut Anaknya Dicuci Otak dan Ikut ISIS
“Ini dikirim sms oleh keponakan soal berita pondok pesantren Anshorullah tersebut siap menyiapkan kader untuk ISIS, nah saya takutnya anak saya makin
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Mochamad Krisnariansyah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Perubahan prilaku yang drastis pada diri Desti Anggraini sejak 2014 lalu membuat orang tuanya khawatir.
Rasa Kekhawatiran ini muncul, setelah sang Ibu Nurhasanah mendapatkan informasi dari temannya bahwa di kamar kosan anaknya terdapat beberapa atribut seperti bendera hitam bertuliskan huruf Arab.
Baca juga: Lagi, Mahasiswi Unsri Menghilang Saat Izin Hendak Belajar Ke Ponpes
“Kata teman sekampus yang pernah kekosan anak saya, melihat beberapa atribut seperti bendera hitam dan beberapa film jihad."
"Namun saya tidak pernah liat langsung soalnya tidak pernah ke kosannya."
"Dulu sebelumnya anak saya tinggal di asrama kampus namun ketika asrama sudah ramai penghuninya maka pindah ke kosan,” ungkap Nurhasanah kepada Tribunsumsel, saat ditemui dirumahnya Selasa (18/8/2015)
Baca juga: Tiga Tahun Kuliah, Desty Mulai Berubah
Masih kata Nurhasanah, rasa khawatir itu semakin timbul saat ia meminta kepada anaknya perempuaannya beserta tetangga untuk memeriksa akun facebook milik Desti.
Isi akun facebook pun membuat Nurhasanah semakin terkejut terutama dengan adanya gambar yang berisikan mengenai jihad ditambah juga dengan status anaknya yang ingin bisa mati syahid.
Baca juga: VIDEO: Desti Anggraini Mulai Bercadar dan Jarang Bergaul
“Semuanya soal perjalan berjihad dan bagaiman bisa syahid, hal ini makin membuat saya takut,” ujarnya
Rasa ketakutan dan khawatir Nurhasanah makin menjadi-jadi saat keponakan mencoba mencari tahu mengenai tempat pondok pesantren yang berada di Kabupaten ciamis Jawa Barat tersebut melalui google.
Dan didapatkan infromasi kalau pondok pesanteran tersebut terindikasi mencetak anggota untuk ISIS.
“Ini dikirim sms oleh keponakan soal berita pondok pesantren Anshorullah tersebut siap menyiapkan kader untuk ISIS, nah saya takutnya anak saya makin dicuci otaknya disana,” bebernya
Nurhasanah berharap kepada pihak pemerintah atau pihak kepolisian untuk cepat membantu membawa pulang anaknya kembali.
“Saya ingin anak saya bisa dibawa pulang kembali dan pergi dari ponpes tersebut , Semoga saja ia tidak ikut ajaran macam-macam,” ungkapnya.
Baca berita lengkapnya di edisi cetak Tribun Sumsel, Rabu (19/8/2015)