BREAKING NEWS

Lagi, Mahasiswi Unsri Menghilang Saat Izin Hendak Belajar Ke Ponpes

Untuk sekarang, Nurhasanah mengatakan dirinya beserta keluarga belum melaporkan secara resmi kepada pihak kepolisian.

TRIBUNSUMSEL.COM/MOCHAMAD KRISNARIANSYAH
Nurhasanah memegang foto anaknya Desty Anggraini, mahasiswa universitas sriwijaya indralaya jurusan program studi ilmu pendidikan anak usia dini (PAUD) semester 7 yang diduga akan bergabung dengan kelompok radikal , Selasa (18/8/2015). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.Com, Mochamad Krisnariansyah

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Sempat meminta izin untuk pergi menimbah ilmu agama di Pondok Pesantren Ansoruallah di daerah Ciamis Jawa Barat, Desty Anggraini, mahasiswa Bidik Musi Unsri Indralaya semester 7 jurusan FKIP Paud diduga akan bergabung dengan organisasi ekstrimis Islam oleh orang tuanya.

Nurhasanah orang tua siswa Desty Anggraini ketika ditemui Tribunsumsel.com di rumahnya yang beralamat di Jalan Sultan Muhammad Mansyur PDAM Lorong Alir Gang Pelita 8 RT 14 Rw 05 Kecamatan IB 1, Selasa (18/8/2015) mengatakan bahwa tepat pada tanggal 6 Agustus lalu, sang anak pergi dan meminta izin untuk berpamitan menimba ilmu agama di pondok pesantren daerah Jawa Barat.

"Sudah hampir dua pekan semenjak dirinya pergi, memang sebelumnya sempat bisa diajak berkomunikasi via telephone dan sms, namun saat tanggal 15 Agutus lalu sudah tidak bisa dihubungi lagi hingga sekarang," bebernya

Lanjut Nurhasanah ketakukutan dirinya akan anaknya yang kemungkinan ingin bergabung ke organisasi radikal, dikarenakan perilaku anak yang berubah memakai cadar saat di rumah dan pergi kuliah.

"Sebelumnya pas anak saya masuk kuliah belum memakai cadar seperti sekarang, namun tepat tahun 2014 lalu anak saya mulai berubah ia memilih memakai cadar hitam dan pakaian hitam," ungkapnya

Nurhasanah yang berprofesi sebagai ustadzah pengajar ngaji sempat melarang anaknya untuk tidak menggunakan cadar, namun sang anak Desty menolak dengan tegas dan lebih memilih untuk mati daripada melepas cadarnya.

"Sudah sering saya nasehati namun ia tetap membantah. Sempat saya putuskan bila ia masih bercadar maka putus hubungan dengan saya. Namun ia tetap saja memakai cadar. Malah ia kucing kucingan dengan saya untuk memakai cadar tersebut," terangnya

Diceritakan Nurhasanah dirinya baru tau kalau sang anak sudah tidak lagi melakukan kegiatan aktivitas kuliah setelah beberapa temannya datang berkunjung ke rumahnya untuk mencari kabar soal Desty.

"Teman kampusnya datang kesini buat nanyain kabar desty, soalnya mereka bilang Desty sudah tidak ikut aktivitas kampus terutama program PPL dari kampus. Dari situ saya tau kalau desty sudah tidak aktif kekampus lagi," terangnya

Nurhasanah mengatakan ketika Desty pergi ke dirinya hanya membawa tas ransel beserta baju dan cadar miliknya ditambah uang sebesar Rp 50.000. "Dia pergi cuma bawa uang 50 rb , buat tiket kesana katanya dibelikan sama temannya yang juga pergi kesana," tuturnya

Untuk sekarang, Nurhasanah mengatakan dirinya beserta keluarga belum melaporkan secara resmi kepada pihak kepolisian, namun dirinya sudah meminta bantuan dari salah satu keluarga yang anggota polisi untuk coba mendaftarkan laporannya.

"Saya minta anak saya bisa kembali lagi kesini, tidak lagi berbuat yang aneh aneh cukup jadi dirinya yang dahulu. Soalnya dia ini harapan keluarga yang bisa kuliah dengan gratis dari pemerintah," pungkas Nurhasanah

Baca berita lengkapnya di edisi cetak Tribun Sumsel, Rabu (19/8/2015)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved