Breaking News

Zao An

Asal Mula Alat Hitung Sempoa

Sempoa atau 算盤(suàn pán) adalah alat yang digunakan untuk menghitung sejak zaman dahulu di negeri Tiongkok

Penulis: Henky Honggo |
SEMPOA 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sempoa atau 算盤(suàn pán) adalah alat yang digunakan untuk menghitung sejak zaman dahulu di negeri Tiongkok. Bahan dasar dari pembuatan sempoa ini adalah bilah bambu (算籌 suàn chóu) yang digunakan untuk menghitung dan setelah itu menjadi dasar penciptaan alat yang bernama sempoa. Sejak 600 tahun sebelum masehi, telah ditemukan alat yang digunakan untuk menghitung yang disebut 算板(suàn bǎn),dengan menggunakan 10 butirmutiara yang diuntai menjadi satu dalam pigura.

Pada saat dinasti Ming (明代 míng dài) sempoa ini tidak hanya untuk perhitungan menambah mengurangi membagi, tapi bisa juga untuk menghitung luas lahan dan menghitung ukuran segala jenis benda. Konon dahulu di zaman kerajaan ada seorang yang ahli dalam menghitung keuangan (會計 kuài jì) bernama 隸首(lì shǒu) yang menciptakan cara menghitung. Setelah itu cara menghitung semakin berkembang dan seluruh rakyat di negeri Tiongkok tersebut menggunakannya.

Berawal dari penggunaan 結繩記事(jié shéng jì shì) adalah tali yang dibuat simpul menjadi tanda hitung, ukiran kayu sebagai nomor hitungan yang menjadi solusi untuk perhitungan sehari-hari. Pada suatu hari Li Shou melakukan pendakian gunung dan menemukan sebuah pohon Tao (山桃 shān táo). Li Shou menaiki pohon tersebut lalu memakan buahnya yang mempunyai rasa asam, setelah makan perut terasa kembung dan akhirnya Li Shou tidak berani makan lagi. Pada saat istirahat, Li Shou melihat biji buah Tao yang bagus, kemudian memungutnya lalu dihitung dengan jumlah 20 buah. Perhitungan ini dapat digunakan untuk diberikan kepada orang yang berburu, berapa banyak hewan yang diburu, berapa banyak pula jumlah biji buah Tao diberikan. Setelah ituLi Shou kembali ke istana memberitahukan ide ini kepada raja, dan memerintahkan seluruh laporan keuangan istana diurus olehnya.

Li Shou membuat cara perhitungan menggunakan buah yang lainnya juga, misalnya buah Shan Zha (山渣果 shān zhā guǒ) untuk perhitungan jumlah kambing, buah Li Zi (栗子果 lì zǐ guǒ) untuk perhitungan jumlah babi hutan, buah Tao (山桃果 shān táo guǒ) untuk perhitungan jumlah hewan yang dapat terbang, buah pepaya(木瓜果 mù guā guǒ) untuk perhitungan jumlah harimau dan lain-lain. Satu jenis buah mewakili perhitungan satu jenis hewan untuk perhitungan keuangannya. Kondisi buah ini tidak dapat bertahan lama, akhirnya buah yang digunakan untuk mewakili perhitungan ini berubah warna dan membusuk, sehingga membuat perhitungan keuangan menjadi kacau.

Cara Menghitung

Setelah kejadian ini, Li Shou kembali mencari akal untuk menemukan cara baru, adalah mengumpulkan batu batu kecil yang berwarna warni dengan alasan bahwa batu tidak akan pernah membusuk. Batu tersebut ditempatkan dalam piring, supaya dapat dilihat. Suatu ketika, Li Shou sedang keluar, piring yang berisi batu tersebut dimainkan oleh anak dari Li Shou ini dan akhirnya pecah berantakan. Laporan keuangan pun menjadi kacau kembali. Atas saran dari istri Li Shou batu tersebut dilubangi dan diuntai menjadi satu.

Dengan perhitungan 10 atau 100, di antara batu tersebut dimasukkan satu batu dengan warna lain. Lama kelamaan perhitungan ini pun mengalami keterbatasan dengan jumlah batu. Suatu ketika Li Shou melakukan perjalanan ke gunung dan menemukan buah紅歐粟子(hóng ōu sù zi), karena buah ini menarik, maka Li Shou berniat menggunakan buah ini menjadi alat untuk berhitung.

Di saat yang bersamaan ada tiga orang pejabat kerajaan yang melakukan perjalanan ke gunung juga yaitu歧伯(qí bó),  風後(fēng hòu), 力牧(lì mù) dan melihat di tangan Li Shou ada buah 紅歐粟子(hóng ōu sù zi),Feng Hou bertanya Li Shou untuk apa buah 紅歐粟子(hóng ōu sù zi) itu, setelah diceritakan oleh Li Shou, Feng Hou memberikan saran bahwa untuk perhitungan tidak usah menggunakan banyak buah, tapi dengan menggunakan 100 buah yang mewakili puluhan ratusan ribuan dan ratusan ribu.

Dengan menggunakan 10 buah setiap tusuk dan ada 10 tusuk untaian batu untuk perhitungan. Contohnya pada hari ini berburu rusa sebanyak 5 ekor, maka buah yang dipasang adalah 5 buah, keesokkan harinya berburu 6 ekor rusa, maka menjadi 11 rusa, untuk perhitungannya adalah ditambah satu tusuk untaian lagi dengan 1 buah di untaian ke dua, dan seterusnya. Akhirnya Li Shou pun mengerti dan menyempurnakan sistem perhitungan ini yang akhirnya dinamakan 算盤(suàn pán). Sempoa akhirnya berkembang sampai sekarang yang sudah modern dan digunakan untuk pembelajaran anak sekolah. (henky honggo)

Tags
zao an
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved