Suami Sering Memukul
MALAM Mba Renny, saya Lia umur 26 tahun. Saya seorang istri, satu anak, suami saya punya rencana membeli sesuatu,
TRIBUNSUMSEL.COM - MALAM Mba Renny, saya Lia umur 26 tahun. Saya seorang istri, satu anak, suami saya punya rencana membeli sesuatu, jika dinasehati tak mau mendengar, malah memicu pertengkaran bahkan ingin memukul, terimakasih.
085381536***
Jawab:
SELAMAT pagi. Dalam membina suatu hubungan diperlukan adanya saling pengertian, memahami karakter masing-masing pasangan agar dapat saling menyempurnakan serta terciptanya komunikasi. Terlebih telah terbina dalam suatu ikatan perkawinan, proses penyesuaian diharapkan lebih mendalam. Semakin memahami kekurangan dan kelebihan pasangan, sehingga menjadi penyeimbang suatu hubungan.
Memang, tidak ada hubungan yang tanpa warna warni pertengkaran dengan berbagai penyebab. Permasalahan yang timbul bisa jadi adanya perbedaan dalam pola pengasuhan anak perbedaan pendapat mengenai suatu masalah, sifat yang berbeda antara suami istri sehingga menjadi pemicu pertengkaran dan lain sebagainya. Tetapi hal ini diambil sisi positifnya untuk saling belajar bersikap semakin dewasa dalam penyelesaian permasalahan dan saling mengontrol emosi serta pengendalian diri.
Dengan permasalahan yang dialami Mbak Lia, apakah memang karakter sang suami seperti itu? Tempramental dan mudah tersulut emosinya, atau mungkin dikarenakan cara penyampaian atas ketidaksetujuan dari Mbak Lia yang membuat suami tidak nyaman? Apakah nasehat yang Mbak Lia berikan terkesan menggurui? Karena apabila hal tersebut terjadi, suami merasa keinginannya tidak didukung oleh istri. Atau malah sebaliknya, Mbak Lia sebagai seorang istri, sudah menyampaikan secara lemah lembuh dan perlahan, tetapi tanggapan suami masih selalu disertai dengan luapan emosi.
Apabila hal seperti ini terus menerus terjadi, maka anak-anak mendengar dan melihat, dimana akan berdampak pada psikologis anak serta pembentukan karakter anak. Anak bisa merasa cemas dan ketakuktan setiap berada di dekat ayahnnya. Dikarenakan adanya ketidaknyamanan, merasa ketakutan atas pertengkaran yang sering terjadi.
Dimana yang selalu berteriak marah dan kekerasan yang ayahnya lakukan sehingga anak menjadi mudah emosional (mudah menangis, kecemasan berlebih, rasa ketakuttan) serta dapat pula menjadikan anak pribadi yang tertutup atau sebaliknya, menjadi pribadi yang agresif. Coba kembali mengajak suami untuk mengobrol santai dan membicarakan permasalahan yang ada sehingga tidak timbul lagi pertengkaran untuk ke depannya. (mg15)