Opini

Bioteknologi Senjata Menuju Ketahanan Pangan

Dengan bioteknologi, sifat negatif pada tanaman dapat ditekan dan sifat positif dapat dimunculkan menjadi lebih dominan.

zoom-inlihat foto Bioteknologi Senjata Menuju Ketahanan Pangan
TRIBUNSUMSEL.COM
Icon Tribunsumsel.com

TRIBUNSUMSEL.COM -  Dengan bioteknologi, sifat negatif pada tanaman dapat ditekan dan sifat positif dapat dimunculkan menjadi lebih dominan. Dengan demikian, senyawa toksik pada tanaman pangan dapat ditekan, sementara zat-zat gizi dimunculkan. Beras dengan kandungan vitamin A yang tinggi, kedelai dengan kandungan vitamin E yang tinggi, maupun jagung dengan zat besi yang mudah terserap tubuh merupakan produk-produk pangan yang hadir atas kontribusi bioteknologi modern.

Ketahanan pangan menjadi topik yang tidak pernah usai diperbincangkan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Populasi penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, tidak diiringi dengan meningkatnya suplai pangan. Bahkan, lahan yang dibutuhkan bagi pembudidayaan bahan baku pangan justru tergeser dengan adanya peningkatan populasi penduduk. Dikhawatirkan, pada masa mendatang, akan terjadi kekurangan pangan akibat suplai pangan yang tidak mencukupi.

Konsep Ketahanan Pangan
Kekhawatiran akan tidak tercukupinya pangan bagi masyarakat, memunculkan konsep ketahanan pangan, sebagaimana tertuang dalam UU No. 18 Tahun 2012.
“Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”.

Berbagai usaha dilakukan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Konsep dasar perwujudan ketahanan pangan di Indonesia sebenarnya mengacu pada 3 aspek, yaitu produksi pangan, distribusi pangan, dan konsumsi pangan. Melalui aspek produksi pangan, ingin dicapai ketersediaan pangan yang dapat mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia, baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu bentuk perwujudan ketahanan pangan melalui aspek produksi ialah dengan pengaplikasian teknologi berupa bioteknologi dalam kegiatan produksi pangan.

Peranan Bioteknologi
Pengaplikasian bioteknologi sebenarnya sangat luas. Dalam bidang pangan sendiri, bioteknologi tidak hanya diaplikasikan dalam proses pengolahan pangan, tetapi juga dalam penyediaan bahan baku pangan melalui penciptaan tanaman transgenik. Tanaman transgenik ialah tanaman yang dimanipulasi dengan prinsip bioteknologi, melalui rekayasa genetika, sehingga memiliki sifat unggul. Aplikasi bioteknologi ini menghasilkan tanaman-tanaman pangan transgenik yang tahan terhadap serangan hama dan stres lingkungan.

Munculnya tanaman pangan yang tahan terhadap hama dapat menekan angka kehilangan pangan akibat hama. Serangan hama sendiri dapat menyebabkan kehilangan yang tidak sedikit pada hasil panen. Perwujudan ketahanan pangan tentunya semakin nyata ketika hasil panen yang hilang ini dapat diselamatkan dengan pengaplikasian bioteknologi. Dengan adanya tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, penggunaan pestisida juga dapat ditekan, sehingga produk pangan yang dihasilkan pun lebih sehat.

Bioteknologi turut pula mewujudkan ketahanan pangan melalui pemuliaan tanaman yang tahan terhadap stres lingkungan. Kondisi lingkungan yang berubah akibat pencemaran lingkungan dan populasi penduduk yang meningkat pesat berakibat pada menurunnya produktivitas tanaman pangan, bahkan menimbulkan resiko gagal panen. Meningkatnya suhu lingkungan, terjadinya kekeringan, serta keadaan tanah yang salin atau berkadar garam tinggi adalah beberapa efek peningkatan populasi dan pencemaran yang berpengaruh negatif terhadap produktivitas tanaman pangan. Dengan inovasi dalam bioteknologi, maka muncullah tanaman pangan transgenik yang tahan terhadap stres lingkungan dan tetap produktif di bawah kondisi lingkungan yang tidak mendukung, sehingga ketersediaan pangan di masa mendatang pun semakin terjamin.

Dengan bioteknologi, sifat negatif pada tanaman dapat ditekan dan sifat positif dapat dimunculkan menjadi lebih dominan. Dengan demikian, senyawa toksik pada tanaman pangan dapat ditekan, sementara zat-zat gizi dimunculkan. Beras dengan kandungan vitamin A yang tinggi, kedelai dengan kandungan vitamin E yang tinggi, maupun jagung dengan zat besi yang mudah terserap tubuh merupakan produk-produk pangan yang hadir atas kontribusi bioteknologi modern. Produk pangan ini disebut pula produk GMO (Genetically Modified Organism), yaitu produk pangan yang dihasilkan dari tanaman transgenik.

Dalam hal ini, bioteknologi turut berperan serta dalam menciptakan pangan yang sehat, yang mampu memerangi malnutrisi, dengan cara meningkatkan kualitas gizi pada tanaman pangan. Hal ini sejalan dengan prinsip ketahanan pangan, yaitu menghasilkan pangan yang sehat dan bergizi.

Bioteknologi merupakan bentuk kontribusi teknologi pangan dalam menunjang tercapainya ketahanan pangan nasional, baik dengan menyediakan pangan yang cukup maupun berkualitas. Tentunya dengan cara meningkatkan produksi pangan, meningkatkan gizi pangan, menyediakan pangan yang sehat, serta mengurangi penggunaan pestisida.

Oleh: Nafisah Eka Puteri
* Mahasiswa Pascasarjana IPB
* Alumnus Fakultas Pertanian Unsri

Tags
Opini
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved