Opini

Membaca Palembang EMAS 2015

Jika kita tengok pemberitaan diberbagai media lokal Palembang, rasanya perbuatan criminal terjadi setiap hari, bahkan hingga menyasar tempat-tempat y

zoom-inlihat foto Membaca Palembang EMAS 2015
TRIBUNSUMSEL.COM
Icon Tribunsumsel.com

TRIBUNSUMSEL.COM - Jika kita tengok pemberitaan diberbagai media lokal Palembang, rasanya perbuatan criminal terjadi setiap hari, bahkan hingga menyasar tempat-tempat yang menjadi icon Palembang, seperti Jembatan Ampera. Penyebab tingginya angka kriminalitas ini tentu dilatar belakangi oleh berbagai hal, namun bisa kita lihat bahwa slogan aman masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat untuk diselesaikan, terutama di tahun berikut.

Setelah dicanangkan ketika terpilihnya wako dan wawako pada medio 2013, Palembang mempunyai visi dan misi yang diubah dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Visi dan misi itu diterjemahkan dalam sebuah slogan EMAS, yang berarti Palembang Elok, Madani. Aman, dan Sejahtera. Tak cukup disitu, slogan ini kemudian diturunkan dalam bentuk beberapa program kerja yang akan dijalankan. Setelah berjalan paling tidak 2 tahun, kita bisa sama-sama menengok perwujudan slogan ini, untuk kemudian kita baca (juga evaluasi), dengan indikator sederhana, apakah 2015 ini, slogan EMAS semakin mendekati harapan?.

Elok
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata elok dapat juga berarti baik, bagus dan cantik. Darisini kita dapat katakana, bahwa keelokan sebuah kota dapat dilihat deri keindahan, kebersihan, serta ketertibannya. Namun begitu, jika ditilik secara lebih detail maka akan ada banyak sekali indikator untuk menyebut tentang keelokan sebuah kota. Pun begitu, satu hal yang mudah dipahami, kebersihan adalah indikator utama dalam menyebut wajah elok sebuah kota. Palembang sendiri telah membuktikan itu. Slogan elok, telah berhasil didapatkan kota ini di tahun 2014 dengan bukti sebuah penghargaan Adipura. Tujuan diadakannya adipura untuk memacu semua daerah agar menjadi “kota bersih dan teduh”. Oleh sebab itu, kriteria penilaian Adipura terdiri dari 2 indikator pokok yakni yang pertama indikator kondisi lingkungan perkotaan (fisik) dalam hal ini mencakup kebersihan semua wilayah dalam kota dan keteduhan kota yaitu kelestarian lingkungan dalam kota dengan representasi ruang hijau dan lainnya serta yang kedua yakni indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap. Palembang telah membuktikan kemampuannya, sehingga penghargaan ini masih terus mampir di tahun 2014. Pertanyaannya tinggal, apakah di tahun 2015, slogan elok ini masih dapat dipegang kembali?

Madani
Hakikat pembangunan kota yang baik adalah membangun masyarakat. Sebaik apa pun sebuah kota, masyarakatlah yang akan menjadi penentu akan bertahan seberapa lama keutuhan kota tersebut. Untuk membangun kota yang baik, masyarakat harus berpendidikan dan moral yang baik. Untuk pembangunan kota yang lebih efektif, masyarakat harus melakukan pembelajaran sejarah masyarakat dunia yang telah berhasil membangun kotanya. Pun demikian jika berbicara tentang kota madani. Kota madani diadaptasikan dari pembangunan kota Madinah. Jika dirujuk pada sejarahnya, kota Madinah berhasil membuat sebuah konstitusi yang di dalamnya terdapat produk politik yang terumuskan melalui kesepakatan berbagai unsur pluralisme kultural dalam masyarakat. Kota madani sangat berkaitan erat dengan hasil pembangunan, yang jika mengacu pada indikator World Bank, ada empat pilar modal yang diperlukan sebuah kota agar dapat melaksanakan sebuah proses pembangunan kota yang baik. Empat modal itu adalah modal alami, modal fisik, modal manusia, dan modal sosial. Semua modal tadi dipadukan dalam satu indikator yang bernama gross domestic product (GDP)/Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Semakin tinggi GDP/PDB sebuah kota, maka semakin produktif dan tumbuh ekonomi kota tersebut. Dalam laman laporan akuntabilitas kinerja pemerintah kota Palembang, PDB kota Palembang hingga 2013 dapat dikatakan konstan dengan tingkat pertumbuhan yang dinamis (berubah, namun tidak signifikan, baik naik maupun turun). Hal ini menunjukkan bahwa cita-cita kota madani yang didengungkan, paling tidak telah “on the track”. Tinggal bagaimana meningkatkan, atau paling tidak menjaga agar asa ini dapat terwujud tiap tahun.

Aman
Indikator paling mudah untuk melihat keamanan suatu kota adalah angka kriminalitas yang muncul. Tingkat kriminalitas di kota Palembang (diperkirakan) semakin rawan. Hal ini terlihat dari data berkas kasus yang masuk ke penyidikan Kejaksaan Negeri (Kejari) Palembang untuk diproses lebih lanjut berdasarkan aturan hukum. Berdasarkan data Pidum (Pidana Umum) Kejari Palembang, sepanjang Januari sampai Oktober 2013 tercatat ada 418 berkas kasus yang diterima dari pihak kepolisian. Walau belum dapat dibandingkan dengan angka di tahun 2014, namun jika kita tengok pemberitaan diberbagai media lokal Palembang, rasanya perbuatan criminal terjadi setiap hari, bahkan hingga menyasar tempat-tempat yang menjadi icon Palembang, seperti Jembatan Ampera. Penyebab tingginya angka kriminalitas ini tentu dilatar belakangi oleh berbagai hal, namun bisa kita lihat bahwa slogan aman masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat untuk diselesaikan, terutama di tahun berikut.

Sejahtera
Slogan terakhir tentang sejahtera dapat kita tengok dari indikator standar IPM (indeks pembangunan manusia). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indicator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur capaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang dan sehat yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur melalui angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran komsumsi (daya beli). Dalam Musrenbang RPJMD kota Palembang 2014-2018,bulan Desember lalu, disampaikan data bahwa kota Palembang saat ini menjadi mercusuar bagi pembangunan di wilayah Sumatera Selatan. Bila dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Palembang masih berada diatas rata rata nasional. Angka harapan hidup dan pendapatan per kapita yang tinggi serta laju inflasi yang terkendali menjadi indikator keberhasilan Kota Palembang dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan. Keberhasilan ini tentu perlu dijaga dan ditingkatkan tiap tahunnya.

Tak Hanya Asumsi Makro
Dalam buku Manajemen Pembangunan Indonesia: Sebuah Pengantar (2006), masih terdapat banyak diskursus soal indikator yang paling tepat untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Namun begitu, paling tidak ada empat sektor yang dikenal hingga saat ini sebagai indikator pembangunan, yakni sektor bidang ekonomi, Politik, Sosial, serta Hankam. Dari semua sektor ini, pembangunan yang diharapkan berhasil tidak hanya bergantung pada asumsi makro saja, namun juga harus menggunakan asumsi mikro didalamnya, Pandangan pembangunan dengan asumsi makro yang masih banyak digunakan saat ini, seperti angka inflasi dan kemiskinan, masih diyakini banyak ahli belumlah menggambarkan kondisi nyata dari masyarakat sebagai objek pembangunan itu sendiri. Untuk itulah dibutuhkan juga asumsi mikro dalam pembangunan, seperti angka pendapatan per kepala keluarga riil. Asumsi mikro ini dibutuhkan untuk menjabarkan asumsi makro yang digunakan sehingga angka-angka pembangunan yang keluar tidak bersifat elitis dan melangit, tanpa menyentuh pokok mikro yang lebih bersifat riil dalam masyarakat dan pembangunan yang dilakukan pemerintah kota dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakatnya. Semoga

Oleh : Arditya Prayogi
* Peminat kajian Politik,Sosbud, dan Agama
* Alumnus Universitas Padjadjaran

Tags
Opini
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved