Mimbar Jumat
Pemberitaan Media dalam Tuntunan Alquran
pemberitaan yang ada cenderung dalam wilayah penerimaan publik awam, sungguh problematik dan dilematis. Kegamangan dalam sajian yang tereksploitasi pr
TRIBUNSUMSEL.COM - Surat AlHujuraat 49: 6 “ Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (cek & ricek) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan sebenarnya (seluk beluk) yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
Di tengah gencarnya gelombang pemberitaan yang dialirkan dari media Massa (TV-Radio-Film dan Pers) dan juga merambah pada jaringan sosial internet, facebook, twitter, email, website (media elektronik lainnya) yang nota bene kesemuanya itu merupakan aktualisasi dari percepatan “ information communication teknologi.
Namun pemberitaan yang ada cenderung dalam wilayah penerimaan publik awam, sungguh problematik dan dilematis. Kegamangan dalam sajian yang tereksploitasi prilaku kriminal, dekadensi moral, yang seakan dianggap suatu pembenaran menjadi keharusan untuk ditiru, diadopsi, bahkan diteladani menjadi sikap/prilaku keseharian.
Fenomena ini menjadikan wacana diantara keterpurukan moral bangsa ini “Masih adakah kehalusan budi anak bangsa “. Ketimpangan sosial mendominasi hajat hidup orang banyak,mulai dari, tauran, perang antar suku, Ras dan agama (SARA) pembantaian, tindakan kriminalisasi, pelecehan sexual, brutalisme, pertikaian sesama institusi. Layaknya menu sarapan siap saji yang harus ditelan tak boleh dimuntahkan.
Tak ubahnya media televisi yang hingga kini seakan tren modis yang sedang digandrungi. Belum lagi cuatan dari ketidak harmonisasi institusi yang saling cabik mencabik membuat bulu kuduk ini bergidik. KPK, Polri, TNI, DPR, parkpol, etnis, gank dan komunitas lainnya baik secara individu maupun kelompok dan kelembagaan. Untuk menyatakan, berbangga menepuk dada, bahwa kelompoknya yang paling dan patut untuk diakui kedigjayaannya, sementara kelompok lain dilecehkan. “Disebutkan dalam surat Al-Mu’minun 23:53 / Ar-rum 30:32 .= mereka menjadi terpecah belah karena berkelompok dan setiap kelompok merasa bangga/hebat/jaya dan merasa puas dengan golongannya.
Surat Al Hujuraat 49 ; 11 -12“ Janganlah kamu mengolok olok/melecehkan kelompok yang lain. Sebab bisa jadi kelompok yang diolok olok lebih baik dari kelompok yang mengolok-olok “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan kelompok lain dan janganlah kamu menggunjing (gossip/fitnah) sebahagian yang lain. Al Qalam 68:11 Yang banyak mencela yang kian kemari menyiarkan fitnah. Al Baqoroh 2:191-217 Fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan . “
Cek and Ricek
Disisi lain MK dengan segala strategisnya dalam kancah persaingan antar media lain menempatkan lembaganya untuk dicintai oleh publik, enggan ditinggalkan. Karena itu ditengarai jurus-jurus menghalalkan cara yang begitu tajam dan tak terkendali mengambil peran, menendang dan menghalau “menyepak” media lain.
Hal ini dilakukan untuk pencitraan, melambungkan tiras atau menaikkan ranting. Tak mau terpuruk ditinggalkan oleh publik,ketertinggalan,lenyap dalam hiruk pikuk media yang diracik dengan kepesatan, kecanggihan MK dengan kecendrungan meraup sisi komersial dan menutup mata tak mau tau dengan sisi ideal, Yang seharusnya pijakan komersial dan Ideal berimbang ! Lalu dengan pemberitaan itu timbul logika yang sehat dan waras mempertanyakan ketimpangan sosial itu, apakah media massa yang harus bertangung jawab dan dituduh menyulut semua ini.
Dalam ayat lain sebenarnya pemberitaan adalah produk liputan dari pada individu sang jurnalis yang beraktifitas disebuah MK Surat an Nisa 4:83 “ Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan mereka lalu menyiarkannya. An nur 24: 11 & 15 sesungguhnya orag-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Ingatlah waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut kemulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui (gossip) sedikit juga dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah salah besar.”
Karena itu cendrung mengedepankan unsur tontonan dan menenggelamkan unsur muatan tuntunan. Fenomena ini harus dikritisasi tidak diterima begitu saja. Namun selektif iditegaskan dalam Surat Al Israa 17: 36 “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Dilanjutkan dengan kewaspadaan atau dalam Pers dikenal dengan cek and ricek termaktub dalam Surat AlHujuraat 49: 6 “ Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (cek & ricek) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan sebenarnya (seluk beluk) yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu.
Fungsi Sosial Kontrol
Ketika semua pelaku atau para Jurnalis dengan produk kerjanya, yang sudah dikemas ,maka hati nuraninyalah yang mengiblati, pada kelayakan, kepantasan dan kepatutan akan disajikan ke ruang publik. Komoditi informasi PB menjadi bagian yang sangat utama/penting, dalam mempengaruhi seluruh tatanan ideology, sosial politik dalam masyarakat. Mempekeruh suasana kemungkaran atau menjadi penawar kemudoratan. Al Baqoroh 2:282 Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu,menuliskannya dengan benar. Surat Shaad 38:67 Katakanlah/Tayangkanlah/Tulislah berita itu adalah berita yang benar “ Al Baqoroh 2:146 . Sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran,padahal mereka mengetahui “
Pernyataan Al Qur,an diatas senada dengan Kode Etik wartawan Indonesia (disepakati dan ditanda tangani oleh 26 pimpinan Organisasi wartawan Indonesia Bandung 6 Agustus 1999 ) butir 3 dari 7 pernyataan “ Wartawan Indonesia menghormati azas praduga tak bersalah,tidak mencampurkan fakta dengan opini,berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi,serta tak melakukan plagiat .”
Surat Ali Imran 3: 104 Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang Munkar.”).Al Maa Idah 5:19 Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan “Ar Ra’d 13:7 tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. Sumber yang layak Idealnya pemberitaan yang miring/kontradiktif perlu diantisipasi dengan informasi dari berbagai pihak yang memiliki kompetensi sumber utama,bukan terbias dari sumber informasi yang tidak jelas dan diragukan kredebilitasnya.
Surat Al Israa, 17:36 Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya “ Surat An Nahl 16: 43 Maka bertanyalah kepada orang (pakar/kompeten) yang mempunyai pengetahuan,jika kamu tidak mengetahui.” Seperti analisa komunikasi suatu PB akan membuat pengukuhan sense pembaca tentang sebuah realita atau sebaliknya akan menimbulkan visi yang baru.
Oleh : Gusjandjara Arni
Praktisi Komunikasi
Dosen STISIPOL Candradimuka