Seniman Sumsel 15 Tahun Mati Suri
EKSKLUSIF: Marta Malu Palembang Belum Punya Taman Budaya
Bukan tanpa alasan Balai Seroja menggunakan website untuk menarik perhatian masyarakat luas. Menurutnya, website itu jangkauannya sangat luas.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Lima belas tahun menanti taman budaya didirikan di Sumsel membuat seniman di daerah ini seperti mati suri. Karya mereka hanya bisa disimpan di rumah. Tidak ada tempat untuk dipamerkan. mereka juga tengah mempersiapkan galeri permanen. Galeri ini dinamakan Balai Seroja.
Saat masuk ke dalam Balai Seroja, nuansa seni langsung terasa. Satu lukisan bunga berukuran sekitar satu meter memaksa mata untuk melihatnya. Di sampingnya ada beberapa frame foto human interest.
Di ruangan tengah lebih banyak terpasang lukisan. Mulai dari lukisan kebudayaan Palembang hingga abstrak. Seperti lukisan blackberry yang digambarkan hanya setengah.
Bukan tanpa alasan Balai Seroja menggunakan website untuk menarik perhatian masyarakat luas. Menurutnya, website itu jangkauannya sangat luas.
"Selain hal itu hasil karya para pekerja yang tergabung dalam Balai Seroja bisa diunggah, sehingga bisa dinikmati semua netizen yang melihat," ungkapnya.
Selama ini diakuinya, gerakan di dunia maya hanya pada media sosial pribadi masing-masing. Setiap karya-karya yang diciptakan banyak diunggah di akun medsos seperti facebook pribadi. Dari akun facebook itu, menurutnya, mendapat respon positif. Oleh sebab itu dibentuklah satu website resmi yang nantinya sebagai wadah untuk informasi dan upload karya serta yang lainnya.
Saat ini saja, website yang baru dibuat belum lama itu, sudah diupload beberapa hasil karya terbaik dari komunitas ini dan mendapat respon positif dari para seniman.
Ia berharap, website yang dibuat bisa "menimbulkan" karya-karya ke permukaan. Juga sebagai ajang untuk menampilkan karya, sebab untuk saat ini belum ada galeri resmi yang bisa menampung dan memamerkan karya seni dari pekaryanya.
"Galeri di Sumsel kan belum ada. Makanya bagaimana supaya hasil karya teman-teman tetap eksis dan bisa dinikmati khalayak. Diantaranya ya melalui website ini. Selain nanti menyediakan informasi dan sebagai kontak resmi kita," katanya.
Marta menceritakan, sebagai seorang seniman, dirinya sempat malu ketika ada seorang seniman asal Hungaria, Ester Tari, tak percaya jika Palembang belum memiliki taman budaya. Padahal dia berencana akan membuat pameran.
"Orang luar saja terkejut. Karena Palembang ini cukup dikenal dalam dunia seni," ungkap Marta.
Saat ini cukup banyak seniman Palembang yang berhasil setelah hijrah ke daerah lain. Namun hal tersebut belum cukup untuk mengangkat seni Palembang dikenal.
" Saya belum mengakui mereka hebat jika tidak berusaha memajukan seni asal daerah mereka sendiri," tegasnya.
