Gebrakan Pemuda Era Sosial Media
Eksklusif: Pemuda Jangan Takut untuk Salah
Saat ini bukan lagi jamannya semua harus dilakukan sesuai pandangan masyarakat. Anak laki-laki bisa berkecimpung di dunia seni dan sebagainya.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Cukup banyak pemuda di Palembang berani keluar dari zona nyaman untuk memperoleh kebahagiaan, seperti Fandhy Thesia, alumni mahasiswa Universitas Indonesia (UI).
Menguasai bahasa asing dengan baik ditambah kemampuannya di bidang hukum yang sangat mumpuni serta pengalamannya sebagai presiden organisasi internasional AIESEC di UI membuatnya mudah memilih kerja yang ia inginkan.
Sama seperti Fico Maulana, Fandhy memilih mengikuti pilihan hati. Beberapa perusahaan besar yang memberikan kesempatan padanya tidak ia ambil. Ia lebih memilih menjadi seorang penulis di majalah fashion di Indonesia.
"Saya suka desain dan art, berkerja di tempat sekarang lebih bisa mempresentasikan diri saya," ujarnya.
Keluar dari pakem yang telah ditentukan tidak begitu saja diterima oleh orangtua Fandhy. Sebagai anak lulusan jurusan hukum, orangtuanya sangat berharap Fandhy tidak keluar dari jalur yang diambilnya itu.
"Untuk kebahagiaan tidak bisa diukur dengan materi. Saya selalu percaya bahwa saya akan dihargai jika bekerja dengan benar di manapun itu," tambahnya.
Pemuda berdarah campuran Palembang dan Papua ini menambahkan, tidak bisa dipungkiri kondisi pemuda sekarang cenderung menjalani hidup sesuai stigma masyarakat. Anak laki-laki harus berkerja di bidang teknik, ekonomi, atau sebagainya.
Padahal menurutnya, saat ini bukan lagi jamannya semua harus dilakukan sesuai pandangan masyarakat. Anak laki-laki bisa berkecimpung di dunia seni dan sebagainya.
"Anak muda harus melihat wadah tepat untuk eksplorasi diri agar mempunyai kapasitas untuk bersaing dengan lain," jelasnya.
Ia mengatakan, untuk menjadi seorang pemuda yang berkualitas haruslah ditempa dalam organisasi. Organisasi membuat seseorang mampu beradaptasi dengan hal-hal baru di luar kemampuan.
"Jangan membataskan diri dengan kemampuan yang ada. Jangan takut untuk salah. Pemuda juga harus disupport di organisasi," ungkapnya.
Lengkapnya baca Tribun Sumsel edisi cetak hari ini, Selasa (28/10/2014). Atau ikuti terus beritanya di Topik: Gebrakan Pemuda Era Sosial Media