Kisah Anak Indigo Palembang

EKSKLUSIF: Saya Dibilang Gila, Dipukul dan Jilbab Ditarik Sampai Lepas

Namun, gara-gara ketidakmampuan mengendalikan kelebihan itu berujung pada hal yang menyakitkan hati wanita berparas ayu ini.

GOOGLE
ILUSTRASI ANAK INDIGO 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Suasana di Jalan A Yani, Plaju, Rabu (22/10), ramai kendaraan melintas, pejalan kaki, dan pedagang. Tetapi pandangan seorang wanita berjilbab, yang duduk di teras restoran cepat saji, siang itu, enggan lama-lama ke arah keramaian. Ia lebih banyak menunduk, sesekali menoleh temannya di samping.

“Saya lihat ada seorang istri seorang Belanda di belakang itu. Istri Mayor Williams,” ujarnya menyebut sosok mahluk gaib yang berdiri di belakang Tribun Sumsel siang itu.

DL, merupakan satu dari delapan anak yang diketahui memiliki kemampuan indigo yang tinggal di Palembang. Indigo adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural.

Selain itu, ia juga memiliki kemampuan melihat peristiwa di masa lampau (retrocognition). Dua kemampuan yang diperoleh dan disadari satu bulan setelah dia duduk di kelas 1 SMP.

Namun, gara-gara ketidakmampuan mengendalikan kelebihan itu berujung pada hal yang menyakitkan hati wanita berparas ayu ini. Ia dicemooh teman di sekolah, dikatakan gila, dipukul, dan jilbabnya ditarik sampai lepas. Tak bisa diperbuat, ia hanya bisa menangis menerima perlakuan keji itu.

“Saya waktu itu pernah melihat ada anak-anak mahluk itu (gaib) turun tangga, lalu meminta teman-teman minggir agar tidak ditabrak. Mereka tidak percaya, malah mengatakan bohong. Sudah katakan ke guru, tapi diminta untuk tidak lagi membicarakannya,” ujar gadis ini.

Hampir semua temannya tidak percaya lagi pasca kejadian itu. Oleh sebab itu dia menghabiskan banyak waktu senggang di sekolah untuk mengunjungi perpustakaan. Supaya tidak diejek dan menghindari pertentangan pendapat dengan temannya.

Setamatnya dari sekolah itu, DL tidak melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Ia dan orangtuanya khawatir kejadian menyakitkan itu bakal terulang di sekolah yang baru.

Bahkan saat ini, pergaulan gadis setinggi 155 centimeter ini tidak sebebas seperti biasanya. Hari-harinya banyak dihabiskan di rumah, menulis novel, membaca, bermain komputer, dan nonton tv. (WAN/BBN)

LIKE FB TRIBUN SUMSEL DAN FOLLOW TWITTER @tribunsumsel


SELENGKAPNYA BACA TRIBUNSUMSEL EDISI CETAK HARI INI, JUMAT (24/10/2014). ATAU IKUTI TERUS BERITANYA DI TOPIK : KISAH ANAK INDIGO PALEMBANG

Tags
Indigo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved