Warga Desa Sumsel Alami Paceklik

Alami Paceklik, Warga Desa di Sumsel Lakukan Penambangan Pasir

Pantauan Tribun Sumsel, Jumat, ratusan warga melakukan penambangan pasir di Sungai Kelekar sejak sekitar pukul 08.00 hingga pukul 16.00.

TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Ratusan keluarga petani karet di Kelurahan Sindur Kecamatan Cambai Kota Prabumulih alih pekerjaan menambang pasir di Sungai Kelekar, Jumat (10/10/2014). Mereka susah memenuhi kebutuhan hidup akibat harga karet anjlok. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pantauan Tribun Sumsel, Jumat, ratusan warga melakukan penambangan pasir di Sungai Kelekar sejak sekitar pukul 08.00 hingga pukul 16.00.

Keluarga petani itu, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tumpah ruah memenuhi aliran sungai untuk mengumpulkan pasir putih.
Mereka menggunakan tangan, cangkul, dan peralatan sederhana lainnya.

Pasir yang dikumpulkan kemudian diangkut menggunakan karung, lalu ditumpuk di dipinggir jalan untuk memudahkan pembeli mengangkutnya. Pasir dijual 55 ribu per kubik. Dalam satu keluarga bisa menghasilan 4 kubik-5 kubik pasir.

"Kami menambang pasir sudah hampir setiap hari, kita menambang pasir ini disebabkan dampak harga karet murah," kata Amron (35), seorang warga.

Begitu berharga pasir itu, mereka melarang warga dari luar Kelurahan Sindur untuk ikut menambang.

"Kalau mengandalkan karet bisa-bisa tidak makan, makanya kami mengumpulkan pasir," kata Alimin (40), petambang yang mengumpulkan pasir bersama istri dan anaknya. Alimin tidak tahu sampai kapan bertahan mencari pasir di sungai.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved