Awal Kehidupan Masyarakat OKI dari Sungai

Masih kata istri Bupati OKI Iskandar SE, sungai dulunya merupakan sumber perekonomian dan sarana transportasi bagi masyarakat OKI.

SRIPOKU.COM/MAT BODOK
Ketua TP PKK OKI Hj Lindasari Iskandar menanam pohon pucuk merah di lingkungan sekolah SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung Jum’at (29/8/2014) 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG – Awal peradapan kehidupan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dimulai dari sungai, sehingga dulunya sungai merupakan urat nadi kehidupan bagi masyarakat Bumi Bende Seguguk. Hingga kini, masih banyak warga yang pendapatannya dari sungai.

Hal tersebut diungkapkan Ketua TP PKK OKI, Hj Lindasari Iskandar saat mengisi acara pada workshop “Jurnalisme Lingkungan” di aula SMAN 3 Unggulan Kayuagung, Jum’at (29/8/2014) yang dihadiri, Jurnalisme Mongobay wilayah Sumbagsel Taufik serta ratusan perwakilan seluruh pelajar yang ada di Kabupaten OKI, dan pejabat di jajaran pemerintahan OKI. Apalagi, menurut motto lingkungan hidup, dari kecil menanam dewasa memanen.    

Masih kata istri Bupati OKI Iskandar SE, sungai dulunya merupakan sumber perekonomian dan sarana transportasi bagi masyarakat OKI, sehingga kehidupan serta aktifitas lebih banyak dihabiskan disepanjang aliran sungai. “Cerita masyarakat OKI mengenai sungai komering telah lama terdengar sehinga perahu biduk kajang tak ubahnya rumah bagi mereka dan potret makmur bagi kehidupan masyarakat OKI,” tuturnya kepada para pelajar.

Demikian, ratusan sungai di Indonesia kini dalam kondisi rusak dan tercemar, jika di ibaratkan orang sakit kondisi sungai itu sudah sangat buruk. Sejauh ini, pencemaran terhadap sungai banyak dilakukan oleh masyarakat industri dan masyarakat umum. “Disinilah letak kesadaran kita akan pentingnya sungai, karena dengan kesadaran tersebut masyarakat dapat menjaga dan melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak manapun, sebab terjaganya kelestarian sungai untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat itu sendiri,” paparnya.

Sedikit dibuka oleh Ketua PKK tadi, mengenai penyebab pencemaran suangai, yang kerap disebabkan oleh industri seiring berkembangnya industri – industri, teknologi, tingkat produksi maka semakin banyak pula limbah yang dihasilkan, oleh sebab itu industri khususnya yang berada didekat sungai cenderung akan membuang limbahnya kedalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air. Mat Bodok

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved