Ramai Buru Harta Karun di Banyuasin

Dampingi Pemburu Harta Karun, Hen Pernah Dapat Bayaran Rp 10 Juta

Tribun Sumsel bertemu dengan seorang yang kerap melakukan perburuan harta karun. Ia bernama Hen, warga Kabupaten Ogan Komering Ilir.

TRIBUNSUMSEL.COM/ANDI AGUS TRIYONO
Temuan pecahan tembikar yang diduga dari bangkai kapal sebelum masa kerajaan Sriwijaya di Desa Rejosari, Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Tribun Sumsel bertemu dengan seorang yang kerap melakukan perburuan harta karun. Ia bernama Hen, warga Kabupaten Ogan Komering Ilir. Dia mengaku sering mengikuti sebuah tim untuk berburu benda bersejarah terutama yang bernilai tinggi seperti emas dan perak.

"Biasanya akan dihubungi apabila ada informasi perburuan harta karun. Mayoritas perburuan di kawasan trasmigrasi di Kabupaten Banyuasin maupun OKI, bisa di perairan maupun daratan," ungkapnya

Para pemburu biasanya tidak lebih dari sepuluh orang yang memiliki peran dan keahlian masing-masing mulai dari paranormal, penghitung nilai, buruh selam, penggali, hingga pengangkut barang.

Dia sudah hampir lima tahun turut serta melakukan pencarian, barang yang ditemukan berupa kepingan emas, serta gerabah terbuat dari emas dan perunggu.

Hasil penjualan atas barang barang tersebut akan dibagi sebagai biaya kerja keras masing-masing personil. Hen mengaku pernah mendapatkan imbalan sebesar Rp 10 juta untuk sebuah teko emas yang ditemukan di dasar perairan yang diperkirakan berharga sekitar 70 juta rupiah.

Menurut Hen, komunikasi dengan pencari harta karun tidak dapat dilakukan setiap waktu. Pertemuan dengan pencari harta karun tersebut terjadi secara kebetulan. Misalnya ketika dia sedang bekerja di ladang. Mereka datang kemudian menawarkan pekerjaan sebagai buruh tersebut. Secara kebetulan dan terus berulang hingga puluhan kali dalam satu tahun.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved