Ramai ke Singapura Jelang 22 Juli
Jelang Pengumuman Hasil Pilpres, Pengusaha Keturunan Tionghoa Khawatir
Patroli keamanan TNI, Polri yang dilakukan setiap malam semakin membuat HW yakin Palembang dan Sumsel umumnya menjadi kota paling aman.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Isu bakal terulang kembali huru-hara dampak pengumuman final hasil rekapitulasi perolehan suara pemilihan presiden 22 Juli nanti membangkitkan kembali memori kelam warga etnis Tionghoa.
Tragedi kerusuhan 1998 silam masih menjadi momok menakutkan bagi pengusaha Palembang Hermanto Wijaya. Dia mengaku trauma itu masih ada dan masih menjadi rasa was-was, bukan saja bagi dirinya pribadi tapi juga bagi warga keturunan lainnya.
Kerusuhan penjarahan harta benda hingga kekerasan fisik itu dikuatirkan akal terjadi pasca Pilpres 2014. Kedua kubu calon prisiden dan wakil presiden memiliki massa sama banyak dan loyalnya sehingga rasa takut kembali muncul jika salah satu pasangan calon tidak legowo dengan deklarasi siap menang siap kalah yang telah dicetuskan.
"Isu-isunya memang ada dan sudah menyebar, tapi khusus di Palembang saya yakin dan percaya keamanan kondusif," ujar Hermanto.
Keyakinannya muncul karena pengusaha yang dekat dengan kalangan pejabat dan unsur muspida Palembang dan Sumsel itu terlihat langsung dalam kegiatan koodinasi keamanan. Dia diundang untuk hadir dalam rapat teleconfrence dengan Panglima TNI yang mengintruksikan berjaga-jaga kondisi darurat Pilpres. Mendengar langsung intruksi Panglima dan tahu betul kekuatan pengamanan di Palembang membuat pria yang akrab disapa HW itu merasa aman.
Selain itu keamanan Pilpres jelas siapa pemberi tugasnya bukan seperti tragedi 1988 yang tidak jelas siapa pelaksana dan pemberi komando sehingga menimbulkan kerusuhan tanpa bisa diusut siapa yang bertanggung jawab.
Selain itu, kata Hermanto, kedua kubu harus memberikan instruksi hingga akar rumput agar tidak melakukan tindakan anarkis jika hasil pilpres ternyata kalah.
"Kedua pasangan capres dan cawapres harus menumbuhkan rasa memiliki Indonesia dengan menjaga seluruh aset yang ada dan menjaga keamanannya. Jika instruksi dari pucuk pimpinan dijalankan diback up kekuatan keamanan mudah-mudahan keamanan akan koondusif," katanya.
Patroli keamanan TNI, Polri yang dilakukan setiap malam semakin membuat HW yakin Palembang dan Sumsel umumnya menjadi kota paling aman.
Dalam benaknya tidak ada niatan bakal melakukan eksodus ke luar negeri, tapi dia justru memilih tetap tinggal di Palembang bersama keluarga. Dia juga mengajak kerabatnya di Jakarta untuk pulang ke Palembang demi keamanan.
Hermanto memprediksi jika sampai terjadi kerusuhan pasca pengumuman hasil Pilpres maka sistem perekonomian Indonesia lumpuh dalam waktu lama. Pasalnya pemulihan perekonomian dan untuk membangun stabilitas baru sulit sehingga investor bakal lari dan memilih menanamkan modal ke negara tetangga yang jauh lebih aman dan kondusif.
"Keamanan hal penting dalam berbisnis kalau aman semuanya terkendali begitu pula sebaliknnya," pungkas Hermanto. (rha/tnf/ard)