Peluang Usaha

Peluang Usaha Berkebun Pohon Leci

Leci lokal memang diperuntukkan ditanam di dataran rendah. Sedangkan leci kom berasal dari dataran China.

Tanaman buah leci. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Selama ini, buah leci lebih banyak dijumpai dalam bentuk olahan. Lazimnya, digunakan sebagai campuran es buah, permen, sirup, roti, selai hingga makanan kalengan. Sangat jarang ditemukan bentuk segarnya.

Buah dengan nama latin Leachi chinensis ini memang cocok diolah sebagai bahan makanan atau minuman karena memiliki cita rasa yang manis dan mengandung banyak air. Selain lezat, buah ini juga punya banyak khasiat kesehatan. Salah satunya mencegah anemia.

Lantaran bisa diolah menjadi berbagai komoditas makanan olahan, peluang ekonomi membudidayakan tanaman asal China Selatan ini semakin menjanjikan.

Yulianis, salah satu pembudidaya buah leci asal Lamongan, Jawa Timur mengaku, sudah membudidayakan buah ini sejak tahun lalu. Ia tertarik membudidayakan buah ini karena prospek bisnisnya lumayan bagus. "Permintaan leci tinggi untuk dijadikan makanan olahan," katanya.

Yulianis menanam leci di atas lahan seluas 300 meter persegi. Ia mengaku, baru sekali panen leci sejak penanaman pertama. Buah leci sendiri panen setiap setahun sekali.

Leci yang ia tanam adalah leci dataran rendah. Menurutnya, belum banyak budidaya leci dataran rendah di Indonesia. "Saya sendiri mendapat bibit leci dari Thailand," katanya.

Sekali panen, Yulianis bisa menghasilkan 400 kilogram (kg) buah leci. Ia langsung menyalurkan panen buah lecinya ke pengusaha makanan olahan di Surabaya. Buah leci mentah ini dihargai Rp 25.000 per kilogram (kg).

Setelah diolah menjadi makanan kaleng, harganya Rp 20.000 per kaleng ukuran 200 gram. Selain pengusaha makanan kaleng, ia juga memasok leci ke industri pembuatan sirup dan aneka olahan makanan lain di Surabaya, Bali, dan Lombok.

Dengan luasnya jangkauan pasar, sekali panen, ia bisa menghasilkan omzet sebesar Rp 50 juta. Yulianis menyebutkan, laba bersih budidaya leci sekitar 15%.

Pendapatan itu belum termasuk hasil dari menjual bibit leci. Menurut Yulianis, sebagian pohon leci yang ia tanam dijual lagi ke pasar. Untuk bibit hasil cangkokan dengan ukuran 40 sentimeter (cm)–50 cm dihargai sebesar Rp 150.000 per batang.

Petani lain yang membudidayakan buah leci adalah Usman di Purworejo, Jawa Tengah. Ia menanam dua jenis leci, yakni leci lokal dan leci kom. Leci lokal memang diperuntukkan ditanam di dataran rendah. Sedangkan leci kom berasal dari dataran China.

Saat ini, Usman memiliki lahan budidaya seluas 1 hektare. Lahan tersebut bisa ditanami hingga 800–1.000 bibit pohon leci dengan jarak tanam 3 meter antar pohon. Sama seperti Yulianis, ia juga menjual buah leci dan bibit pohon leci.           

Buah leci atau Leachi chinensis merupakan buah asli negeri China yang beriklim subtropis. Karena beriklim beda dengan Indonesia, faktor utama yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman ini adalah kondisi cuaca.

Yulianis, pembudidaya leci asal Lamongan, Jawa Timur, mengatakan, penanaman leci sebaiknya dilakukan saat musim penghujan antara bulan November hingga Januari. Sebab, saat itu, suhu di sebagian wilayah Indonesia lebih rendah. "Tanaman leci itu tidak perlu mendapat air yang banyak, hanya cuacanya saja yang tidak boleh panas ekstrem, " kata dia.

Menurut Yulianis, bibit leci dataran rendah asal Thailand lebih gampang beradaptasi dengan cuaca dan iklim di Indonesia, sehingga lebih mudah perawatannya. Bibit leci Thailand itu juga sudah banyak ditemui di pasaran.

Ia bilang, dengan adanya rekayasa genetika saat ini, banyak tanaman subtropis bisa dikembangkan di daerah tropis, seperti arbei, wortel, apel, dan jeruk. Yang penting, para petani jeli dalam membaca iklim dan tahu cara merawatnya.

Setelah ditanam, leci juga tetap perlu dipupuk agar cepat berbuah. Yulianis menyarankan untuk memakai pupuk kandang atau pupuk kompos. Penggunaan pupuk kandang ini akan membantu mempercepat pertumbuhan bunga, sehingga cepat berbuah.

Selain leci, Yulianis juga membudidayakan kelengkeng yang juga merupakan satu keluarga dengan buah leci. Ia bilang, perawatannya hampir mirip dengan penanaman kelengkeng. Bedanya, leci lebih sedikit sensitif dibandingkan buah kelengkeng.

Usman, pembudidaya leci asal Purworejo, Jawa Tengah menambahkan, leci kom merupakan salah satu varietas tanaman leci yang sangat adaptif dengan iklim di Indonesia. Leci kom merupakan tanaman leci dataran rendah dari wilayah China Selatan. "Bahkan lebih gampang hidup dibanding leci asal Thailand," katanya.

Leci kom juga termasuk varietas leci unggul bersosok pendek. Tinggi tanaman leci ini hanya sekitar 4 meter. Leci kom baru belajar berbuah setelah usia tiga tahun. Setelah itu, leci dapat dipanen sekitar hingga dua kali dalam setahun.

Karena tidak tinggi, leci kom bisa ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Perawatan leci kom juga tidak sulit. Soalnya, leci jenis ini tidak begitu rentan terhadap hama dan penyakit tanaman. Namun yang harus diperhatikan, adalah tingkat kelembaban dan pasokan air.

Bila leci dataran tinggi membutuhkan udara dingin 10–12 derajat di malam hari, leci kom hanya memerlukan suhu 15–20 derajat. Karena itu, leci kom menjadi pilihan untuk ditanam di dataran rendah dan panas.

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved