Praktik Dokter Aborsi di Palembang

Remaja Sekarang Lebih Pintar, Bisa Menggugurkan Kandungan Sendiri

Setelah pemeriksaan, si pria mengaku lega. Sebab usia kandungannya jauh lebih muda dari perkiraan.

ISTIMEWA
Ilustrasi aborsi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berdasarkan informasi L, Tribun Sumsel mencoba mendatangi tempat praktik tersebut. Lokasinya berada di tengah perkotaan.

Sekilas orang akan menyangka tempat praktik tersebut hanya untuk pengobatan umum. Entah siapa yang memulainya. Dokter tersebut kini cukup tenar dalam urusan aborsi.

Tribun Sumsel masuk tempat praktik dokter tersebut. Suasananya cukup ramai. Para pasien yang berobat banyak yang duduk mengantre.
Sebelum menemui dokter, para pasien harus mendaftar terlebih dahulu dan mendapatkan nomor antrean. Demi menjaga kerahasiaan narasumber Tribun Sumsel tidak bisa menggambarkan secara detil lokasi praktik dokter tersebut.

"Saya minta jangan dipublikasikan," ujar S, mewanti-wanti Tribun Sumsel yang berencana ke tempat praktik dokter itu.

Aborsi (menggugurkan kandungan-red) juga dilakukan oleh seorang gadis, sebut saja Mawar. Ia berbuat seperti itu diantarkan oleh seorang teman laki-lakinya yang juga pacarnya. Dalam pengakuan prianya, mereka sudah tidak memiliki pilihan lain selain harus menggugurkan kandungan.

Pada Tribun Sumsel, pria tersebut menceritakan sepengetahuan dia ketika pacarnya melakukan aborsi. Waktu itu sore hari menjelang magrib, ia pergi ke sebuah tempat klinik di Palembang.

Di tempat itu, mereka pergi bersama. Berbekal sebuah informasi simpang siur dari seorang temannya, mereka nekat pergi ke tempat yang dimaksud. Sesudah tiba di sana, si lelakinya pun mengaku kebingungan. Apakah tempat pengobatan tersebut memang mau atau bisa melakukan aborsi atau tidak. Sebab selain informasi yang masih minim tentang tempat itu, ini pertama kalinya akan melakukan aborsi bagi pasangannya.

Namun karena mengaku sudah tak memiliki cara dan pilihan lain selain aborsi, ia pun nekat masuk ke tempat tersebut hingga akhirnya mendaftar di sebuah klinik untuk menunggu giliran dilakukan pemeriksaan.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya tiba juga giliran pasangan ini. Namun, ketika tengah di dilakukan pemeriksaan, si pria tidak ikut masuk ke tempat pemeriksaan. Dirinya menunggu di ruang tunggu sambil berharap-harap cemas.

Setelah pemeriksaan, si pria mengaku lega. Sebab usia kandungannya jauh lebih muda dari perkiraan.

"Terus terang saja sama dokternya, mau aborsi. Ternyata setelah diperiksa, katanya usia kandungan masih muda. Belum ada nyawanya, masih berupa darah," kata pria itu lagi.

Ia tidak mengetahui secara pasti proses aborsi yang dilakukan di tempat tersebut. Dirinya tak mau bertanya secara lengkap soal prosesnya dengan alasan tak mau mengungkit-ungkit kejadian tersebut.

Namun katanya, ketika dilakukan pemeriksaan perempuannya hanya diberi semacam pil dan obat yang disuntikan. Setelah itu, beberapa hari kemudian diwajibkan untuk datang kembali ke tempat tersebut untuk proses selanjutnya.

Soal biaya yang dikeluarkan pun, ia mengaku tak tahu. Karena setelah proses pemeriksaan dan urusan administrasi, ia tak mengurusi, melainkan si perempuannya itu.

Dibincangi secara terpisah, I, seorang perempuan yang pernah bekerja sebagai asisten bidan memiliki pengalaman menarik selama tugas. Ia pernah menjumpai seorang mahasiswi yang minta pertolongan untuk mengeluarkan ari-ari (plasenta) di dalam rahimnya.

Alasan mahasiswi itu, bayi itu sudah dikeluarkan sendiri setelah meminum sejumlah obat. Tetapi  ari-arinya masih tersisa.

“Kami suruh anak (bayi-red) itu dikuburkan. Kami bujuk suruh tobat. Anak kos di Palembang, aslinya dari dusun,” jelas I.

I waktu itu kaget, sebab baru pertama kali menjumpai orang yang tega menggugurkan kandungannya. Sebagai asisten, I hanya membantu membersihkan ari-ari yang sudah dikeluarkan.

Bidan tempat I bekerja memang cukup terkenal di kawasan SeberangUulu. Selalu ramai, tetapi tidak untuk melayani orang aborsi.

“Remaja-remaja sekarang lebih pintar dari bidan. Entah dari mana tahunya, bisa menggugurkan sendiri janin dalam kandungan. Kalau sudah ada masalah, baru datang ke bidan atau dokter kandungan,” jelas I.

Tarif untuk setiap tindakan penyelamatan dan pembersihan rahim bervariasi. Normalnya Rp 800 ribu, namun bagi yang perlu mendapat bantuan infus menjadi Rp 1 jutaan. (bbn/and/wan)

Tags
aborsi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved