Hatta Rajasa Kebanggaan Warga Jejawi
Hatta Rajasa Kecil Suka Nyanyi Ketipak-Ketipung di Kebun
Beberapa kali ia membuat warga Desa Jejawi takjub dan bangga atas prestasi yang ditorehkannya. Pertama saat ia diangkat menjadi Menteri Riset dan
TRIBUNSUMSEL.COM - Hatta Rajasa resmi menjadi calon wakil presiden mendampingi capres Prabowo Subianto. Dia orang Sumsel pertama berjuang meraih posisi RI 2. Bagaimana masa kecilnya di Desa Jejawi, Kabupaten OKI.
Pria berambut putih tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dengan Sumsel. Ia lahir di Palembang, 18 Desember 1953 dan mengarungi masa kecil (Sekolah Dasar) di Desa Jejawi, Kec Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Beberapa kali ia membuat warga Desa Jejawi takjub dan bangga atas prestasi yang ditorehkannya. Pertama saat ia diangkat menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) pada tahun 2001.
Ketika itu, semua warga Desa Jejawi kembali ingat dengan sosok Hatta Rajasa yang dulu menjadi warga desa tersebut. Ia tinggal di desa itu sejak masuk sekolah dasar di SD Negeri 1 Desa Jejawi, dan menimba ilmu di tempat itu hingga tamat.
Maklum sejak tamat SD, Hatta Rajasa terpaksa meninggalkan Desa Jejawi untuk merantau ke Palembang karena di desa tersebut belum memiliki Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
Setelah beberapa kali menjabat menteri, Hatta Rajasa kembali membuat warga Desa Jejawi bangga tatkala ia menjadi besan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anak perempuannya, Aliyah dipersunting Ibas Baskoro, anak kedua Presiden RI tersebut.
Lagi-lagi, menjelang pemilihan presiden 2014 ini, Hatta Rajasa membuat warga Desa takjub sekaligus bangga. Dirinya digadang-gadang menjadi Cawapres berpasangan dengan Prabowo Subianto, ketua pembina Partai Gerindra yang akan maju dalam pemilu 2014 mendatang.
Tribun Sumsel tertarik menyusuri kehidupan Hatta Rajasa kecil saat berada di desa yang letaknya kurang lebih seratus kilometer dari Kota Palembang, desa Jejawi. Tribun Sumsel mengunjungi daerah tersebut.
Desa ini merupakan desa yang berada di dalam Kecamatan Jejawi, Kabupaten OKI. Butuh waktu sekitar satu jam untuk mencapai desa tersebut. Kondisi jalan cukup baik, meski di sejumlah titik tertentu berlubang.
Jalanan yang dilalui tidak terlalu lebar, hanya memuat dua kendaraan roda empat. Beberapa kilometer sebelum memasuki Desa Jejawi nampak banyak orang-orang yang memanfaatkan jalan rusak untuk meminta uang kepada pengguna jalan. Ada tiga titik yang menjadi tempat 'Pak Ogah' mencari keuntungan.
Di sepanjang jalan tersebut, terdapat juga anak Sungai Komering yang dimanfaatkan warga menjadi alternatif transportasi. Sungai yang dipenuhi eceng gondok itupun juga digunakan warga untuk mengairi sawah sekitar dan mencari ikan.
Rumah-rumah semi permanen yang berdiri tepat di pinggir sungai menjadi pemandangan bagi pengendara yang melintasi jalan tersebut. Sebab, di pinggir sungai dan jalan itulah, pemukiman warga berada.
Setelah tiba di desa Jejawi yang kental nuansa berwarna biru, berdiri bangunan masjid megah dengan satu menaranya yang tinggi menjulang. Masjid megah itu juga didominasi warna biru. Nama Masjid Raya tersebut adalah At-Tohirin. Itulah sumbangsih Hatta Rajasa bagi warga desa dengan mempersembahkan masjid megah yang diresmikan beberapa waktu lalu.
Sedangkan, di samping masjid tersebu beridiri rumah keluarga Hatta Rajasa yang berada tepat di sebelah mesjid tersebut. Namun rumah itu tidak ditempati oleh keluarga Hatta Rajasa.
Kediaman yang masih kental dengan perumahan Palembang itu menjadi persinggahan bagi Iskandar SE, adik Hatta Rajasa yang saat ini sebagai Bupati OKI.
"Orangnya di Jakarta semua," ujar seorang wanita yang mengaku bertugas membersihkan halaman rumah sembari membersihkan rumput di belakang bangunan itu.
Rumah limas, sebutan untuk rumah Hatta Rajasa, merupakan rumah panggung berbahan baku kayu khas rumah adat Palembang. Tidak ada aktivitas di dalam rumah tersebut. Bagian bawah rumah yang dijadikan kantor untuk pengajian warga juga tertutup dan dikunci dari luar.
Tribun Sumsel bertemu dengan keluarga dekat Hatta Rajasa yang masih tinggal di Desa Jejawi. Ia adalah Zulkifli, merupakan anak dari wak (Paman, red) Hatta Rajasa. Zulkifli memilih tetap tinggal di desa untuk terus menjaga keturunan ayahnya, A Yusuf Ahmad, yang merupakan Pesirah pada zaman dulu.
Hatta Rajasa sendiri diasuh dan tinggal di rumah pamannya hingga tamat SD, sedangkan ayahnya, H Muhammad Tohir, tinggal tak menetap sesuai tugas sebagai camat. Pernah pula bapak Hatta Rajasa sebagai camat Muara Kuang pada saat itu.
Berdasarkan cerita yang ia dapat dari ayahnya, Zulkifli menceritakan kehidupan Hatta Rajasa kecil. Maklum Zulkifli masih sangat kecil saat Hatta Rajasa masuk sekolah.
"Pak Hatta dan ibunya itu pernah tinggal bersama keluarga ayah saya," ujarnya.
Kehidupan Hatta kecil sama seperti anak-anak desa lainnya. Sekolah dan bermain. Hatta yang saat itu masih mempunyai Yek (kakek, red) suka bermain di kebun milik kakeknya.
Masih diceritakan Zulkifli, kawan kecil Hatta, Basri, masih ingat jelas apa saja yang dilakukan Hatta di kebun. Hatta suka mengisi waktu luangnya dengan bermain di kebun dan bernyanyi.
"Lagu yang paling sering dinyanyikan Hatta yaitu lagu Ketipak-Ketipung. Setiap main di kebun pasti nyanyi lagu itu," ceritanya.
Hatta kecil yang hidup jauh dari ingar-bingar kota mulai bersekolah sekitar tahun 1959 di SD 1 Jejawi yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah pamannya. Pada waktu itu bangunan sekolahnya sangat memprihatinkan. Hanya berdinding papan.
Terlebih saat Hatta mendapatkan PR dari gurunya. Ditemani lampu teplok yang temaram Hatta tidak putus asa untuk mengerjakan soal.
"Ya begitulah, kalau malam belajarnya hanya pakai lampu teplok. Sekolahnya juga mengkhawatirkan karena banyak kayu-kayunya yang sudah rapuh," ujar Zulkifli.
Hatta mulai meninggalkan Desa Jejawi sekitar umur 12 tahun. Ia harus melanjutkan sekolahnya di Palembang. Hanya saja kecintaan Hatta kepada desanya ternyata masih sangat kuat.
Saat libur sekolah, ia memilih kembali pulang ke desa ke rumah pamannya dibandingkan harus ke rumah orangtuanya. Apalagi menjelang lebaran Idul Fitri, Hatta Rajasa kerap pulang kampung ke Jejawi.
"Almarhum kakak saya, Zulkarnain, teman akrabnya pak Hatta. Saat SMA mereka satu kos. Kakak saya itulah yang mengajak Hatta pulang ke desa," jelasnya.
Hatta Rajasa benar-benar meninggalkan Desa Jejawi saat dirinya menyelesaikan pendidikan di SMA 4 Palembang. Hatta memilih melanjutkan jenjang S1 nya di Bandung. Tepatnya di ITB dan tidak pernah kembali lagi ke desa.
"Lama tidak ada kabarnya ternyata pak Hatta telah menjadi menteri," ungkapnya.