Waspadai Emas Palsu

Sepuh Emas bukan dengan Emas

Tapi hati-hati, ada pedagang sepuh emas yang nakal, yang justru bukan membuat perhiasan emas jadi bagus, malah kadar emasnya berkurang.

TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO
SEPUH EMAS - Seorang sedang melakukan penyepuhan emas di Pasar Cinde,Palembang,Minggu (9/3/2014). Penyepuhan emas ini biasanya untuk perawatan emas.Tarif yang diberikan untuk penyepuhan emas ini dari Rp 10 ribu sampai Rp 100 ribu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Selain toko emas, pedagang sepuh emas juga tak pernah sepi dari pelanggannya. Banyak masyarakat yang menyepuh emas miliknya agar lebih kinclong "kuningnya". Tapi hati-hati, ada pedagang sepuh emas yang nakal, yang justru bukan membuat perhiasan emas jadi bagus, malah kadar emasnya berkurang.

Tribunsumsel mencoba menelusuri beberapa tempat pedagang sepuh emas di pasar Cinde dan pasar 16 Ilir. Sebut saja Andi (bukan nama sebenarnya) yang setiap hari berada di Pasar 16ilir.

Ia tidak menggunakan sepenuhnya emas dalam melakukan sepuh emas. Dia mencampurnya dengan perak dan kuningan dengan adonan satu banding satu banding dua. Ia memperbanyak kuningan supaya terlihat seperti emas. Harga yang diterapkan pun sama dengan yang diberikan Rusdi yakni Rp 10 ribu.

Keuntungan yang ia dapatkan sekitar lebih dari Rp 450 ribu sehari. Ia pun pernah membuat cincin dari uang logam Rp 100 yang lama dan kemudian disepuh dengan campuran. Cincin tersebut, ia jual dengan harga Rp 200ribu.

"Biar gak rugi, jadi diberikan bahan campuran kuningan. Kalau full emas rugi, sekarang aja emas lebih Rp 500 ribu se-gram, " katanya.

Beda dengan Rusdi, yang menyepuh emas di kawasan pasar Cinde. Bapak tua yang sudah tujuh tahun menjalankan profesinya ini mengaku tak berani menyepuh emas dengan bahan campuran.

Tribunsumsel pun menyerahkan sebuah gelang yang telah kusam. Awalnya, gelang emas dibersihkan dengan air dan disikat, dengan waktu tiga menit dicelupkan dengan air bilas.

Jika kotoran masih terlihat, perhiasan dibersihkan dan disikat, namun jika telah bersih, dililitkan pada kabel. Setelah dililitkan, disiapkan tungku yang bernyala dan sebuah trafo kecil menyala yang disambungkan pada alat besarnya seperti pena.

Lilitan gelang tersebut, kemudian diletakan pada panci kecil di atas tungku bernyala dan alat seperti pena kemudian menempel di sekitar gelang. Sekitar satu menit kemudian dicelupkan dalam air dan dikeringkan. Sesaat kemudian, gelang yang tadinya kusam kini terlihat bersinar.

Ketika ditanya bahan penyepuhan, Rusdi menjelaskan menggunakan emas murni tanpa campuran apapun. Karena jika dicampur, emas yang digunakan tidak akan menyatu.

Emas murni yang ia beli seharga Rp 560 ribu per gram. Satu gram emas bisa digunakan cukup lama dan beberapa kali. Untuk pelanggan yang datang setiap harinya tidak menentu, dan penghasilan yang ia dapatkan tak menentu. Penghasilan sekisar lebih dari Rp 250 ribu ia dapatkan.

Sedangkan Rominah ketika ditemui saat menyepuh emas, mengatakan sudah sering melakukan sepuh emas. Karena buat mempercerah kembali perhiasan yang telah kusam.

Harganya pun tidak terlalu mahal dibandingkan dengan membeli baru. Ketika ditanya mengenai bahan, ia tidak mengetahui bahan yang digunakan. Ia hanya datang, menunggu, bayar dan mendapatkan perhiasan cerah kembali.

"Cuma untuk menyerahkan kembali emasnya, sehingga tidak malu dek buat dipake waktu kondangan, " katanya sambil tertawa.

Berbeda dengan Maria, ia tidak pernah menyepuhkan emas. Karena ia takut dengan bahan yang digunakan dan nantinya bisa merusak emas. Ia belajar dari pengalamannya, dulu pernah menyepuh cincin emas.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved