KESEHATAN
Sarang Semut Hambat HIV AIDS
Dalam penyembuhan suatu penyakit tentu akan membutuhkan waktu tidak secara instan.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sampai saat ini belum ditemukan obat bagi penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Hanya saja telah tersedia obat untuk menghambat bekerjanya virus HIV.
Ahli Pengobatan Tradisional dr Ria Anindita mengatakan pada orang yang sehat, sel-sel T penolong merangsang atau mengaktifkan sistem kekebalan untuk menyerang infeksi.
"HIV khususnya mengincar sel-sel T penolong ini. Ia menggunakan sel-sel itu untuk memperbanyak dirinya (replikasi). Melemahkan dan menghancurkan sel-sel T penolong hingga sistem kekebalan merosot drastis," jelasnya.
Obat anti-retrovirus (ARV) menghambat proses replikasi ini. Saat ini ada empat jenis utama ARV yang diresepkan. Analog nukleosida dan analog nonnukleosida mencegah HIV menggandakan diri ke dalam DNA seseorang. Inhibitor protease membuat enzim protease tertentu dalam sel yang terinfeksi tidak dapat menggandakan virus itu dan menghasilkan lebih banyak HIV.
Inhibitor fusi bertujuan mencegah HIV memasuki sel. Dengan menghambat replikasi HIV, ARV dapat memperlambat perkembangan dari infeksi HIV menjadi AIDS, yang disebut stadium akhir penyakit HIV. "Namun untuk penggunaan Obat anti-retrovirus ini tidak semua cocok untuk penderita HIV, maka sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu kedokter," ungkapnya.
Selain obat ARV, bagi penderita HIV juga dapat mencoba pengobatan herbal, salah satu herbal yang dapat membantu menghambat perkembangan HIV adalah Sarang Semut.
Kandungan flavonoid yang terdapat dalam Sarang Semut telah terbukti dapat merangsang perkembangan antibodi dan flavonoid ini berperan langsung sebagai antibiotik.
Dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus termasuk virus HIV AIDS. Namun perlu diketahui bahwa Sarang Semut adalah salah satu obat yang bersifat herbal.
"Dalam penyembuhan suatu penyakit tentu akan membutuhkan waktu tidak secara instan," ujarnya.
Kabar baik lainnya tentang pengobatan HIV-AIDS justru datang dari lebah. Lebah umum dikenal sebagai hewan yang menghasilkan madu yang digunakan sebagai penambah energi, antibodi, dan beberapa manfaat lain bagi kesehatan. Baru-baru ini, Pusat Studi Perlebahan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT Unair), Surabaya, melakukan uji klinis atas manfaat propolis lebah bagi kesembuhan pasien HIV/AIDS.
"Propolis merupakan air liur yang dihasilkan oleh lebah," jelasnya.
Dari hasil studi dan uji coba terapi propolis atau air liur digabung dengan racun lebah terhadap pasien HIV/AIDS, ditemukan bahwa racun yang dihasilkan lebah memang tidak menghancurkan virus. Racun itu menembus dinding virus yang membuat virus mengecil yang kemudian hilang.