Pilgub DKI
Jokowi tak Percaya Ditelepon Foke
Hasil resmi putaran kedua pemilihan Gubernur DKI Jakarta belum ada, namun Fauzi Bowo (Foke) telah mengucapkan selamat kepada Joko Widodo (Jokowi).

Ia menambahkan sangat menghargai hasil quick count dari lembaga-lembaga survei, sekalipun dirinya dinyatakan kalah. Akan tetapi dia meminta seluruh warga Jakarta untuk tetap menjaga ketertiban.
"Saya imbau kepada masyarakat Jakarta untuk tetap menjaga kerukunan dan menjaga keserasian," ujar pria berusia 63 tahun ini.
Jadi Penasihat
Basuki Tjahaja Purnama menyatakan, bersama Joko Widodo dia tidak memulai pembangunan Jakarta dari titil nol. Karena itu, jasa-jasa semua mantan Gubernur DKI Jakarta akan diapresiasi. Kepada wartawan di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (20/9), bentuk apresiasi tersebut diwujudkan dalam kesiapan untuk melanjutkan impian-impian para mantan gubernur yang belum terwujud.
"Mantan-mantan gubernur yang impiannya belum terlaksana tentu akan kami ajak. Kami akan upayakan impian itu dilaksanakan secara lebih cepat dan lebih baik," ujar Basuki yang ditemani Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan jajaran petinggi partai lainnya.
Terkait pernyataannya itu, Basuki ditanyai seputar kemungkinan menempatkan Fauzi Bowo sebagai staf ahli Gubernur DKI. Menangggapi pertanyaan tersebut, Basuki yang kerap disapa Ahok menilai jabatan itu sangat tidak layak bagi seorang gubernur sekelas Fauzi Bowo.
"Wah, kurang ajar namanya kalau jadi staf ahli. Bagaimana pun Pak Foke punya banyak jasa," kata Ahok.
Dia menjelaskan, Fauzi Bowo adalah salah satu pejabat karier paling senior di Jakarta yang memulai langkah dari posisi bawah birokrasi DKI. Dia juga sudah berpengalaman memegang semua jabatan prestisius di DKI, seperti sekretaris daerah, wakil gubernur, hingga gubernur.
"Kita harus menghormati jasa-jasa beliau, yang paling tidak seperti penasihat lah," kata Ahok.
Mengenai impian-impian yang belum kesampaian, Basuki menegaskan realisasi proyek mass rapid transit (MRT) dan monorel sudah termasuk dalam rencana besarnya bersama Jokowi. Selain itu, program penataan permukiman dan pasar juga akan diprioritaskan. "Semua kota besar punya MRT. Jadi Jakarta juga harus dong," kata Basuki.
Menangis
Jokowi bak menghipnotis warga ibukota. Dua kali putaran, dua kali menang. Mulai pedagang kaki lima, sopir taksi hingga kaum elitis menjatuhkan pilihan pada sosok Walikota Solo itu untuk mengubah Jakarta lebih baik.
Istri mantan Gubernur DKI Jakarta periode 1964-1965 Henk Ngantung, yaitu Hetty Evelyne Mamesah pun jatuh hati pada Jokowi.
Wanita yang akrab dipanggil Evi ini mengaku komitmen dan pengalaman Jokowi melestarikan budaya dan seni di Solo, membuatnya terpikat. "Jokowi peduli sama para pelaku seni," kata Evi di kawasan Cawang, Kamis (20/9).
Visi tersebut dinilai Evi sejalan visi suaminya dulu, yang juga seorang pelukis untuk mewujudkan Jakarta kota berseni. Meski demikian, wanita yang telah berusia 73 tahun ini berharap siapapun calon yang terpilih nanti, dapat mengembangkan seni lokal dan memerhatikan nasib para pelaku seni.
"Apalagi untuk kawasan Jakarta Timur, kayaknya belum ada tempat khusus untuk mengembangkan budaya lokal," tutur Evi. Membantu mewujudkannya, Evi telah menjadikan kediaman peninggalan suaminya di Gang Jambu, Jl Dewi Sartika, Cawang sebagai pusat kebudayaan Jakarta Timur.
Pemain drum grup Slank, Bimbim pun tak kalah jatuh hati pada Jokowi. Ia bahkan meyakini orangtua dan istrinya juga memilih pasangan Jokowi-Ahok.
"Bokap (bapak), nyokap (ibu), istri saja, kayaknya sama," kata Bimbim. Suami Reny Setiawati ini memilih di TPS 016, Jl Potlot III Duren Tiga, Jakarta Selatan. Bagi Bimbim, figur Jokowi cocok untuk memimpin Jakarta.