Mengenal Irjen Firli
Kapolda Sumsel Cerita Perjalanan Hidup, Jual Pepes Ketan dan Spidol Biaya Sekolah di Palembang
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Perjalanan hidup Irjen Pol Firli yang saat ini menjadi Kapolda Sumsel ternyata tak semudah membalikan telapak tangan
Penulis: M. Ardiansyah |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Perjalanan hidup Irjen Pol Firli yang saat ini menjadi Kapolda Sumsel ternyata tak semudah membalikan telapak tangan.
Firli kecil, bukanlah lahir dari anak orang kaya tetapi lahir dari anak petani di Wilayah Desa Lontar Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Kegigihannya untuk maju saat itu berbuah manis hingga saat ini menjadi jenderal bintang dua.
Kapolda saat dijumpai di Polda Sumsel, Senin (1/7/2019), menceritakan bagaimana perjuangan hidupnya hingga sukses sampai sekarang.
• Mengenal Desa Lontar Tempat Kelahiran Kapolda Sumsel, Irjen Firli Jalan Kaki 16 Km ke Sekolah
Mulai dari sekolah di desa yang harus berjalan kaki sejauh delapan kilo meter setiap harinya.
Pergi dan pulang sekolah menempuh 16 kilo setiap hari. Sekolah tidak pakai sepatu atau sandal, karena memang tidak punya.
"Bayar sekolah juga bukan pakai uang, tetapi pakai kelapa, durian. Itu diterima kepala sekolah," ceritanya.
Selesai sekolah dasar, Firli kembali melanjutkan ke SMP Bakti.
Karena saat itu sangat jarang SMP Negeri di dekat tempat tinggalnya sehingga memilih untuk bersekolah di sekolah swasta.
Saat ujian SMP, karena harus menginduk ke SMP Negeri sehingga harus ke Baturaja.
Dari sekian banyak siswa kelas 3 yang ikut ujian saat itu, hanya ia sendiri yang dinyatakan lulus SMP.
• Kapolda Sumsel Irjen Firli Cerita Masa Kecil, Tinggal di Kontrakan, Usia 5 Tahun Ditinggal Ayah
Setelah lulus SMP, Firli kecil memutuskan hijrah ke Palembang bersama kakaknya.
Saat di Palembang, Firli bersama sang kakak mengontrak di kawasan Dwi Kora.
Kehidupannya saat itu, masih tetap sama.
Dengan semangat untuk sekolah, Firli bersama kakaknya biasanya mencari ikan di rawa yang ada di dekat kontrakannya sepulang sekolah.
"Ikan yang didapat, biasanya kami tukar dengan pisang dan beras ketan. Dari beras ketan dan pisang itu, kakak saya buat pepes ketan dan saya yang menjualnya."