Berita Muratara
BKSDA Tidak Temukan Jejak Harimau Dekat Lokasi Wanita Tewas di Muratara, Ini Penuturan Warga
Asia Juminten (61 tahun), warga Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) ditemukan meninggal dunia di kebun miliknya
Penulis: Eko Hepronis |
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS-Asia Juminten (61 tahun), warga Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) ditemukan meninggal dunia di kebun miliknya, Senin (17/6/2019).
Juminten sebelumnya dikabarkan tewas diterkam harimau.
Pasca adanya informasi tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Sumsel langsung terjun ke lapangan mengumpulkan semua bahan dan keterangan.
"Tim sudah turun bertemu Kades, Camat dan warga secara langsung. Kita juga sudah mendengarkan cerita dari warga," kata Kasi Balai Konservasi Wilayah II Sumsel Martialis Puspito pada Tribunsumsel.com, Rabu (19/6/2019).
Puspito menuturkan, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah korban benar diterkam harimau.
• Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Selidiki Kematian Wanita Asal Muratara yang Diterkam Harimau
Karena hasil pengecekan lapangan pihaknya tidak menemukan jejak harimau.
Bahkan pihaknya sudah mengecek di luar radius lokasi dari tempat jenazah ditemukan.
"Ditambah saat ini posisi jenazah sudah dimakamkan, kita juga tidak mendapat foto atau dokumen luka-lukanya. Jadi kita hanya mendengarkan cerita warga saja. Memang mereka cerita ada lubang di kepala dan lubang di leher saja," terangnya.
Kemudian, tim juga merasa kesulitan apakah benar itu serangan harimau atau bukan.
• Kronologi Wanita Asal Muratara Sumsel Tewas Diterkam Harimau, Polisi Ungkap Juminten Berada di Kebun
Dengan diperkuat hasil pengecekan lapangan dan cerita warga yang sudah lama sekali tidak berjumpa dengan binatang buas tersebut.
"Menurut cerita warga mereka berjumpa terakhir tahun 80-an, ditambah selama ini mereka juga tidak pernah mendengar suara laungan harimau," ungkapnya.
Puspito menjelaskan, berdasarkan keterangan dari teman-temannya yang biasa menangani konflik harimau dengan manusia.
Biasanya sehabis membunuh korbannya dalam radius dan tidak terlalu jauh pasti di lokasi ada tanda-tanda kemunculannya.
• Ricuh, Satu Keluarga Tolak Pemasangan Jaringan Gas di Lubuk Rumbai Diamankan Polres Musirawas
"Jadi laporan tim dan masyarakat belum ada aktivitas satwa tersebut. Bahkan biasanya kalau serangan harimau korban akan diacak-acak apakah kakinya hilang atau organ lainnya, sedangkan itu hanya lubang di leher dan diduga kepala," paparnya.
Dengan demikian berdasarkan hasil temuan dilapangan dan hasil cerita-cerita warga setempat korban diduga meninggal dunia bukan karena serangan harimau dan serangan binatang buas lainnya.
"Jadi hasil lapangan, tim tidak menemukan jejak-jejak harimau dan terduga binatang buas lainnya. Tapi kalau melihat histori konflik ada cerita konflik beruang."
"Tapi yang sekarang kita tidak menyatakan beruang, tapi data kita dulu pernah terjadi di Karang Dapo ada konflik beruang dengan manusia," ujarnya.
