Berita OKU

Harga Getah Karet di OKU Naik Jadi Rp 10 Ribu/Kg, Buruh Sadap Karet Kembali Bermunculan

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA-Para petani karet di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu senang dengan harga getah saat ini mencapai Rp 10 ribu/Kg

Tribunsumsel.com/Retno Wirawijaya
Kebun karet di OKU. Para petani karet di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu senang dengan harga getah saat ini mencapai Rp 10 ribu per kilogram. 

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA-Para petani karet di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu senang dengan harga getah saat ini mencapai Rp 10 ribu per kilogram.

Untuk karet yang ditimbang dua mingguan harganya sudah menyentuh angka Rp 10.000/kg.

Memang diakui kenaikan ini belum signifikan namun setidaknya petani bisa bergembira karena di suasana Lebaran Idul Fitri 1440 H harga karet ditingkat petani mengalami kenaikan.

“Alhamdulillah nimbang kemarin hargo karet Rp 10 ribu/kg,” kata Ismail (37 tahun), petani karet di Desa Singapura Kecamatan Semidang Aji.

UPDATE Kasus Mutilasi di Ogan Ilir, Polisi Periksa 10 Saksi dan Cari Potongan Tubuh di Dasar Sungai

Ismail mengaku sangat bersyukur dengan kenaikan harga getah karet.

Apalagi kebutuhkan semakin meningkat memasuki musim tahun ajaran baru ini.

Anak-anak mau melanjutkan ke sekolah jenjang yang lebih tinggi otomatis butuh biaya yang cukup besar.

Dengan kenaikkan harga karet dirasakan dapat meringankan beban petani.

Disisi lain, naiknya harga karet juga direspon oleh para penyadap karet yang ingin mencari lowongan untuk menyadap karet.

Disaat harga karet naik, banyak penyadap yang berminat ikut menyadap karet karena harga karet tinggi.

Wisata Keliling Sungai Komering Pakai Speedboat Masih Jadi Hiburan Favorit saat Libur Lebaran

Seperti yang dituturkan para pemilik kebun karet, kalau selama ini tidak ada yang mau menyadap karet karena harga karet hanya dikisaran Rp 7000/kg sehingga banyak pohon karet yang terpaksa dibiarkan walaupun sudah produktif.

Seperti yang dituturkan Eddy (55 tahun), selama ini kebun karetnya di wilayah Kecamatan Semidangaji yang luasnya mencapai 10 Hektare namun hanya disadap dan diurus oleh satu orang saja.

Hasilnya sangat minim karena disamping harga murah getah yang didapat juga sedikit.

Sebaliknya disaat harga getah karet ditingkat petani mengalami kenaikan, para penyadap karetpun berdatangan ingin ikut ambil bagian menjadi buruh penyadap karet.

Senin Besok Semua Bank Operasional Normal, Jadwal Layanan Kembali Seperti Sebelum Ramadan

Umumnya para penyadap menawarkan sistim bagi dua artinya 50 persen disetor kepada pemilik dan 50 persen menjadi bagian dari penyadap.

Sedangkan biaya pemeliharaan kebun ditanggung bersama.

Atau ada juga yang sistem bagi tiga dengan pola pembagian 2 bagian untuk pemilik kebun dan 1 bagian untuk penyadap namun biaya pemeliharaan ditanggung oleh pemilik kebun.

Termasuk ongkos angkut dari kebun ke pembeli ditanggung oleh pemilik kebun. (SP/ Eni)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved