Prabumulih Bakal Bangun Pusat Rehabilitasi Narkoba, Di Atas Lahan 10 Hektare
Keinginan Pemerintah Kota Prabumulih untuk mendirikan pusat rehabilitasi narkoba dengan menyiapkan lahan seluas 10 hektare
Penulis: Edison | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Keinginan Pemerintah Kota Prabumulih untuk mendirikan pusat rehabilitasi narkoba dengan menyiapkan lahan seluas 10 hektare, sepertinya mendapat sinyal dari Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat.
Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM melalui Asisten I Bidang Perekonomian dan Pembangunan, HM Yusuf Arni mengungkapkan terkait rencana itu pihaknya telah melakukan komunikasi secara lisan dan akan menyampaikan usulan resmi.
"Secara lisan walikota melalui kita sudah komunikasikan dengan Deputi BNN Pusat Bapak Brigjen Agus Irianto dan saat ini para deputi BNN pusat tengah memperbincangkan keinginan pemerintah kota Prabumulih itu, kita akan kirimkan surat resmi usulannya," ungkap Yusuf Arni ketika diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (12/4/2019).
Menurut Yusuf, walikota Prabumulih berkeinginan membuka pusat rehabilitasi di kota Prabumulih merujuk pidato persiden yang terus mengatakan jika indonesia darurat narkoba dan harus perang menghadapinya. Untuk itu kota Prabumulih mengusulkan pendirian bangunan itu di kota nanas sehingga bisa mengatasi warga yang kecanduan narkoba.
"Selain itu berdasarkan data Rutan Prabumulih dari tahun ke tahun jumlah tahanan di kota Prabumulih selalu paling banyak tahanan narkoba bahkan beberapa kali bandar-bandar besar bertransaksi di kota Prabumulih, jika di Prabumulih didirikan pusat rehabilitasi narkoba terbesar maka Se-sumsel ini tidak perlu lagi rehab ke Lido, jakarta tapi cukup di Prabumulih," katanya.
Pria yang sebelumnya menjabat Pjs Kadispora Prabumulih ini mengatakan untuk merealisasi rencana itu pihaknya bakal menyiapkan lahan seluas 10 hektare namun jika membutuhkan lebih akan disiapkan pemerintah.
"Pemerintah akan menyiapkan lahan 10 hektare atau dapat lebih sesuai dengan standar BNN, selain itu merujuk realise BNN kota Prabumulih setiap tahun jika peredaran narkoba di kota sangat membahayakan dan sudah sangat meresahkan," katanya.
Lebih lanjut Yusuf menuturkan, selain alasan itu juga kota Prabumulih yang terletak di perlintasan beberapa kabupaten tentu sangat membuat narkoba mudah beredar dengan adanya pusat rehabilitasi narkoba maka akan membuat rantai peredaran narkoba akan putus.
"Kami berharap apa yang diupayakan itu akan terpenuhi sehingga kedepan seluruh wilayah sumatera akan mampu tertampung dan para pecandu bisa diobati di kota Prabumulih," harapnya. (eds)