Fahri Hamzah Sarankan Jokowi Ambil Kutipan Pernyataan Bung Karno Dibandingkan Fiksi Game of Thrones
Menurut Fahri, apa yang disampaikan Presiden Jokowi tersebut, menjadikan dirinya sakit perut, karena kedangkalan pengetahuan dari kepala negara
Penulis: Arief Basuki Rohekan |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah memberikan komentar sial pidato Presiden Jokowi tentang kondisi ekonomi dunia yang terjadi sekarang ini ibarat film "Game Of Thrones".
Pidato itu disampaikan Jokowi pada pembukaan Annual Meetings IMF-World Bank Group, di Nusa Dua Hall Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat (12/10/2018) lalu.
Menurut Fahri, apa yang disampaikan Presiden Jokowi tersebut, menjadikan dirinya sakit perut, karena kedangkalan pengetahuan dari seorang kepala negara.
Baca: Yuni Atlet Sumsel di Asian Para Games Terima Bonus Rp 1 Miliar Lebih, Tengok Caranya Kelola Hadiah
Baca: Hotman Paris Ngaku Pernah Ingin Bunuh Diri karena Stres: Ini Alasan Kenapa Manusia Mau Bunuh Diri?
"Harusnya, beliau sering mengutip Bung Karno, dari pada fiksi- fiksi terbitan hollywood, karena bikin sakit perut."
"Saya lebih senang jika pak Jokowi kembali mengutip pernyataan Bung Karno, dan pendiri bangsa Indonesia lainnya," kata Fahri Hamzah, disela- sela menghadiri Ngopi bareng dan Deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Sumsel di Gun's Cafe Palembang, Minggu (14/10/2018).
Menurut Fahri, kenapa sebagai negara besar, Indonesia harus "memuja- memuja" hal- hal yang tidak ada, padahal pendiri bangsa Indonesia bisa dijadikan contoh yang nyata, untuk jadi panutan.
"Dimana negara- negara lain seperti AS mengutip Josh Washington, yang merupama mantan- mantan pemimpin dan pemikir ataupun sastrawan, sejarahwan dan kebudayaan mereka."
"Kok, tiba- tiba presiden kita mengutip fiksi advanger dan sebagainya, yang tidak ada sejarahnya dan kenyataannya. Lebih baik mengutip sejarah bangsa indonesia, atau pemimpin kita dulu, ataupun kitab suci, tapi ini fiksi yang orang Indonesia tidak nonton, karena tidak ada di tv Indonesia," ucapnya.
Baca: Biasanya Juara Kali Ini Tidak Sumbang Medali di Asian Para Games 2018, Agustinus: Maaf Saya Gagal
Baca: Pedagang di Pasar Martapura Resah Peredaran Uang Palsu, Ini Ciri-ciri Pelakunya
Fahri juga mengkritisi pemerintah yang ada sekarang, dan lebih banyak pada pencitraan, apalagi dalam waktu dekat akan ada pemilihan presiden dan wakil presiden untuk lima tahun kedepan.
Dirinya juga mengajak, masyarakat tidak takut untuk bersuara lantang mengkritisi pemerintahan, sebab di zaman demokratis, menyampaikan pendapat di muka umum diatur undang- undang.
"Tidak boleh ada penciptaaan rasa takut apapun, untuk merdeka berserikat menyampaikan pendapat dimuka umum itu harus dilindungi. Delik- delik yang dikenakan harus nyata, pasal- pasal karet itu, kalai harus bisa dicabut Presiden dengan Perpu," tuturnya.
Ditambahkan Fahri, menyampaikan perasaan heran terhadap GARBI yang tiba-tiba muncul dan nama yang sudah ada dimana-mana.
"Kalau kita lihat GARBI ini munculnya tiba-tiba, entah mau jadi apa organisasi ini. Tapi kalau kita kaji makna yang terkandung didalamnya sangat baik."
"GARBI punya cita-cita membawa Indonesia menjadi negara kuat di dunia, artinya ada keresahan di masyarakat dengan pemerintahan kita dianggap tidak suka berbicara sejarah. Padahal ibarat panah dan busur, semakin kita menarik ke belakang maka akan semakin melaju panah ke depan. Maksudnya semakin sering kita melihat sejarah maka akan semakin maju suatu negara," tegas Fahri.
Baca: Saat Razia, Anggota Polres OKU Timur Diberondong Peluru, Nasib Pelaku Berakhir di Kamar Mayat
Baca: Harga Getah Karet tak Kunjung Naik, Warga di Muratara Beralih Profesi
Dilanjutkan Fahri, pemerintah seharusnya lebih bicara soal fakta apa yang akan dilakukan untuk membawa Indonesia jadi negara yang lebih maju.