Berita Lahat
Kekerasan Seksual Anak di Lahat Naik Tiap Tahun, Penyebab Utamanya Pemakaian Gadget dan Internet
Jumlahnya meningkat dari tahun sebelumnya, yang hanya 11 kasus. Gadget dan internet jadi faktor penyebab terbesar pelecehan seksual
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Sejatinya anak anak diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang adalah hal penting dalam pertumbuhan.
Tapi apa jadinya jika anak anak menjadi korban kekerasan. Di Kabupaten Lahat, angka kekerasan seksual terhadap anak mengalami peningkatan tiap tahunya.
Bahkan tahun 2019 ini, Polres Lahat menerima hampir setiap bulan, ada saja yang melapor jadi korban kekerasan.
Kapolres Lahat, AKBP Roby Karya Adi SIK, melalui Kasat Reskrim, AKP Satria, didampingi Kanit PPA, Ipda Omin Suhandi, Selasa (25/9) mengatakan, unit PPA Satreskrim Lahat mencatat, hingga September 2018 saja sudah ada 19 kasus.
Baca: Luca Modric Pemain Terbaik Dunia 2018- Ternyata Lionel Messi Dalam Voting Pilih Cristiano Ronaldo
Baca: Alur Pendaftaran CPNS 2018 : Tips Saat Mendaftar, Lakukan Hal ini jika Sering Gagal Login
Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yang hanya 11 kasus.
Diungkapkanya, gadget dan internet jadi faktor terbesar terjadinya pelecehan seksual terhadap anak.
Seperti kasus Kananda Herman beberapa waktu lalu.
Guru cabul itu mengaku awalnya tergoda anak-anak, lantaran sering liat media sosial.
Baca: 7 Benda Kesayangan Milik Nike Ardilla yang Terpajang Rapi di Rumah, Ada Potret Artis Cantik Ini
Baca: Respon Suporter Meninggal di Keroyok, Presiden Madura United Pilih Bubarkan Klub
"Tahun ini memang meningkat, sampai September saja ada 10 tersangka yang ditahan, 8 sudah P 21. Satu tersangka lagi, baru akan kita tangkap hari ini. Rata-rata pelakunya orang dekat korban," terang Omin.
Mantan Ketua LP3A Lahat, Aplitara, mengungkapkan prihatin atas fakta tersebut.
Ia berharap Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lahat, yang kini mengambil alih peran LP3A bisa maksimal dalam pendampingan maupun sosialisasi.
"Sosialisasi dari dinas terkait pasti ada, walaupun tidak merata. Tapi baiknya dana itu lebih digunakan untuk pendampingan kasus. Intinya kalau pendampingan kasus sampai "mandul", tingkat kepercayaan masyarakat bakal berkurang. Aksi kekerasn anak pun tidak bakal terhenti," terangnya. (SP/ Ehdi Amin)