Ujung Mr P Terpotong saat Dikhitan, Bocah Kelas 3 Teriak Kesakitan,Satu Mantri Dilaporkan

Kejadian nahas dialami MI (9) bocah kelas 3 SD di Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan,

PILIH DOKTER
Sunat 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kejadian nahas dialami MI (9) bocah kelas 3 SD di Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Bocah itu kehilangan bagian vital diduga karena kesalahan saat khitan. Ujung kemaluannya terpotong. Pihak keluarga melaporkan petugas khitan ke pihak berwajib.

Jajaran Polres Pekalongan kini tengah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi atas kejadian tersebut.

"Memang ada laporan tentang kejadian tersebut. Dan kini kami sedang melakukan pemeriksaan. Yang menangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA)," ujar Kapolres Pekalongan, AKBP Wawan Kurniawan, Kamis (6/9/2018).

AKBP Wawan menerangkan, peristiwa tersebut berawal saat pihak keluarga memanggil petugas khitan ke rumah untuk melaksanakan khitanan bagi MI, Kamis (30/8) lalu.

"Pihak keluarga memanggil petugas khitan, berinisial B (68) yang merupakan pensiunan mantri kesehatan, warga Kecamatan Doro, Pekalongan."

"Pelaksanaan khitanan dilakukan di rumah korban sekitar pukul 18.30 WIB. Dan B menggunakan alat khitan modern berupa alat potong laser untuk mengkhitan MI," terangnya.

Namun, saat pelaksanaan, kata Kapolres Pekalongan, MI mengerang kesakitan karena ujung alat vitalnya ikut terpotong.

"Pihak keluarga langsung membawa MI ke rumah sakit untuk mengurangi pendarahan. Hingga saat ini, MI masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan," bebernya.

Pihaknya kini tengah melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh UPPA.

"Masih dalam penanganan UPPA, saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Tunggu hasilnya nanti," timpalnya. 

Sang Ayah Emosi

Keluarga korban dugaan malpraktik kini mengungsikan korban ke desa lain mengingat kondisi psikologis dari MI (9) yang alat vitalnya terpotong saat proses khitan.

Dikatakan Ks, Kepala Desa, saat dikonfirmasi Tribunjateng.com, keluarga korban sangat marah terhadap mantri yang melakukan khitan.

"Hingga kini sang ayah masih emosi kalau mendengar cerita tentang mantri tersebut. Karena rumah MI didatangi banyak orang, sekarang ia diungsikan ke rumah neneknya di desa sebelah " ujarnya, Kamis (6/9/2018).

Ia menuturkan, usai kejadian MI memang dirawat di RSI PKU Muhammadiyah , dan kondisinya berangsur-angsur membaik.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved