Ironis, Ramai Impor, 2.000 Ton Beras Tersimpan di Gudang Bulog, Berubah Kuning dan Pecah-pecah
Ironis. Di tengah pro kontra kebijakan pemerintah mengimpor beras, Komisi II DPRD Sumsel malah menemukan 2.000 ton beras sejahtera (rastra)
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ironis. Di tengah pro kontra kebijakan pemerintah mengimpor beras.
Komisi II DPRD Sumsel malah menemukan 2.000 ton beras sejahtera (rastra) tak laik konsumsi karena sudah terpendap selama dua tahun di Gudang Bulog OKU Timur.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel, Dr Budiarto Marsul, mengatakan, beras yang ditemukan itu sudah berganti warna kuning.
Kondisi beras juga pecah-pecah dan tak laik untuk dikonsumsi lagi.
"Kami temukan sekitar 2 ribu ton beras yang terpendap tak laik lagi di konsumsi di dalam gudang Bulog di OKU Timur," katanya, Kamis (22/2).
Budiarto mengatakan, pihaknya mendatangi gudang beras di OKU Timur dalam rangka mengecek ketersediaan beras, mengingat daerah di Sumsel belum memasuki masa panen.
Namun pihaknya kaget saat mengetahui ada beras dalam jumlah besar tak dimanfaatkan.
"Pemerintah tengah sibuk impor beras, di gudang beras kita banyak mengendap tak dimanfaatkan," katanya.
Adanya kejadian ini, pihaknya akan mengecek gudang gudang beras lainnya di wilayah Sumsel.
Apakah akan ditemukan beras yang sama atau tidak.
Pihaknya juga meminta kepada Bulog untuk secara maksimal terhadap beras yang sudah diserap dari petani untuk disalurkan.
"Seharusnya beras itu didistribusikan, tapi ini malahan disimpan. Ini jadi catatan kami," katanya..
Apalagi kalau dimanfaatkan beras ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, lanjut Budiarto.
Karena seberapa banyak yang ada pasti habis. Mengingat beras merupakan makanan pokok.
"Sumsel ini lumbung beras, kalau tidak dimanfaatkan bisa bantu provinsi lain. Kalau begini sia-sia tak dimanfaatkan," katanya.