Hampir Berusia Separuh Abad, Ini Rumah Songket Tradisional Palembang yang Go Internasional

Mempertahankan budaya leluhur dan melestarikannya, bukan hal mudah, apalagi di zaman sekarang.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Melisa Wulandari
TribunSumsel.com/Agung Dwipayana
Hampir Berusia Separuh Abad, Ini Rumah Songket Tradisional Palembang yang Go Internasional 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Mempertahankan budaya leluhur dan melestarikannya, bukan hal mudah, apalagi di zaman sekarang.

Kemajuan di bidang teknologi yang sangat pesat, menjamah semua lin OIi dan sendi kehidupan, seperti halnya budaya.

Salah satu kerajinan yang dihasilkan dari budaya zaman kerajaan Sriwijaya dahulu kala, ialah kain songket.

Baca: Truk Batubara Terperosok, Aktivitas Warga di Desa Prambatan PALI Terhenti

Hampir Berusia Separuh Abad, Ini Rumah Songket Tradisional Palembang yang Go Internasional
Hampir Berusia Separuh Abad, Ini Rumah Songket Tradisional Palembang yang Go Internasional (TribunSumsel.com/Agung Dwipayana)

Kain satu ini merupakan ciri khas pakaian tradisional suku Melayu, khususnya di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Jika Anda berkunjung ke kota Palembang, tidak sulit menemukan industri kain songket.

Rumah-rumah produksi kain ini kebanyakan berada di Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IB) II atau kawasan Tangga Buntung, begitu biasa orang Palembang menyebutnya.

Baca: Ini Bukti-bukti Dugaan Perselingkuhan Istri Ahok, Ada Percakapan WhatsApp Veronica dan Julianto Tio

Hampir Berusia Separuh Abad, Ini Rumah Songket Tradisional Palembang yang Go Internasional
Hampir Berusia Separuh Abad, Ini Rumah Songket Tradisional Palembang yang Go Internasional (TribunSumsel.com/Agung Dwipayana)

Rumah songket Mengcek Ali metuaja salah satu rumah songket terkenal di Palembang.

Terang saja, rumah songket yang dirintis pria bernama Kemas Muhammad Ali ini didirikan pada tahun 1975 atau lebih dari 42 tahun lalu.

Begitu masuk ke rumah songket milik Mangcek Ali, sejumlah pekerja tengah sibuk menenun kain menggunakan peralatan tradisional, terbuat dari kayu.

Baca: Buset ! Museum Ini Pamerkan Celana Dalam Justin Bieber,Terkuak Alasannya Untuk Ini,Mengejutkan

Anton Bastari, putra Mangcek Ali yang meneruskan industri kain songket milik keluarganya.
Anton Bastari, putra Mangcek Ali yang meneruskan industri kain songket milik keluarganya. (TribunSumsel.com/Agung Dwipayana)

Menurut Ali, hal itu sengaja dilakukan untuk menjaga tradisi orang tua mereka yang sejak dahulu menggunakan peralatan tradisional dalam menghasilkan kain songket.

"Jenis dan motif songket juga merupakan asli ciri khas Palembang yang masih kami pertahankan hingga sekarang," kata Ali kepada TribunSumsel yang menyambangi kediamannya di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir, Rabu (21/2/2018).

Dijelaskannya, secara umum, kain songket terbagi menjadi dua jenis, yakni Lepus dan Cempuk.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved