Praktek Aborsi Palembang

Pasien Wanita yang Digrebek Sedang Lakukan Aborsi Merupakan Mahasiswi di Baturaja

Mia mengatakan, setelah berkonsultasi, dr WG menyarankan untuk diberi beberapa obat. Namun, beberapa obat

Editor: M. Syah Beni
Tribun Sumsel
Mia pasien dr WG yang lakukan aborsi 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Pengakuan Mia, memang sengaja datang dari Baturaja mencari dokter ke Palembang.

Mia menginap di rumah temannya.

Dia mengaku sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi di Baturaja.

"Tahu ke tempat dokter itu dari teman. Saya sudah telat menstruasi jadi berobat. Disarankan ke sana untuk bisa kembali haid karena sepertinya saya hamil. Memang saat itu usai disuntik dokter, polisi datang," ujar Mia yang selalu menutupi muka dengan rambut panjangnya.

Mia mengatakan, setelah berkonsultasi, dr WG menyarankan untuk diberi beberapa obat. Namun, beberapa obat yang telah diberikan lambat bereaksi, sehingga dia disuntik menggunakan obat penghancur janin.

Rektor Unbara belum dapat dikonfirmasi terkait pengakuan Mia.

Sementara Kabag Perencanaan dan Pengembangan Unbara, Yunizir, mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah Mia mahasiswi di Unbara atau bukan.

"Nanti akan dicek terlebih dahulu apakah benar," katanya.

Praktek aborsi dibongkar Polda Sumsel
Praktek aborsi dibongkar Polda Sumsel (Tribun Sumsel)

Mia Akui Lakukan Aborsi

Polisi menggerebek praktik aborsi ilegal di tempat praktik Yayasan Dokter Bersama di Jl Jenderal Sudirman Palembang, Rabu (6/12) pukul 18.00.

Dua orang ditangkap, dr WG (70) dan pasiennya, NM alias Mia (24), mahasiswi asal Baturaja, Kabupaten OKU.

Kedua orang itu masih menjalani pemeriksaan penyidik di ruang Renakta Subdit IV Ditreskrimum Polda Sumsel, Kamis (7/12).

Informasinya, dr WG ditangkap setelah menyuntik Mia menggunakan obat penghancur janin.

"Kami amankan oknum dokter dan mahasiwi saat melakukan kegiatan aborsi di dalam ruangan praktek. Saat ini, kami masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap keduanya," kata Dir Reskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Arison Hendra melalui Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Suwandi.

Namun, di hadapan wartawan, dr Wim membantah tuduhan praktik aborsi itu. "Pasien itu tidak aborsi. Dia mengeluh tidak datang bulan, makanya diambil tindakan untuk disuntik," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved