Kebakaran di OKU Timur

4 Bocah Korban Tewas Kebakaran di OKU Timur Dimakaman Satu Liang Lahat, Tangis Keluarga Pecah

Empat bocah yang tewas dalam kebakaran di Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I,OKU Timur dimakamkan di satu liang lahat, Rabu (1/10/2025)

|
Dokumentasi Warga
SUASANA PEMAKAMAN -- Jenazah empat anak korban kebakaran di Dusun 9, Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, dimakamkan berdampingan dalam satu liang lahat, Rabu (01/10/2025). Suasana haru dan tangisan keluarga mewarnai prosesi pemakaman. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Suasana haru menyelimuti pemakaman empat bocah yang tewas dalam kebakaran rumah di Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur, Sumsel, Rabu (1/10/2025) pagi.

Desa Rasuan yang berada di Kecamatan Madang Suku I berjarak sekitar 69 KM dari Kecamatan Martapura, Ibu Kota Kabupaten OKU Timur.

Berlokasi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Rasuan, ratusan warga berkumpul untuk mengantarkan empat bocah tersebut ke tempat peristirahatan terakhir.

Sekitar pukul 10.00 WIB, salat jenazah digelar. Tak lama setelah itu, jenazah keempat anak malang tersebut Yoga, Aditya Fernando, Marson, Aldri Saputra dikebumikan dalam satu liang lahat.

Tangisan pecah saat prosesi pemakaman selesai pada pukul 10.30 WIB. Banyak pelayat tak kuasa menahan air mata. 

Ada yang saling berpelukan, ada pula yang larut bercerita tentang detik-detik kejadian nahas yang merenggut nyawa para bocah itu.

Awaludin, paman dari Yoga dan Aditya, masih tak percaya tragedi itu menimpa keluarganya.

“Kedua orang tua dan sanak family yang lain merasakan duka mendalam, tidak menyangka kejadian tragis menimpa keluarganya,” ucapnya dengan suara bergetar, Rabu (01/10/2025).

Baca juga: Detik-detik 4 Anak Tewas dalam Kebakaran di OKU Timur, Lagi Ditinggal Ayah Jenguk Orangtua Sakit

Baca juga: Sedang Tak Ada Orang Dewasa di Rumah , 4 Anak Tewas dalam Kebakaran di Madang Suku I OKU Timur

Kesedihan serupa juga dirasakan Mur, ibu dari Aldri Saputra.

Ia mengaku masih teringat pesan terakhir kepada sang anak sebelum malam naas itu.

“Saat ia pamit pergi menginap, kami sempat berpesan agar jangan begadang sampai larut malam. Kami benar-benar merasa kehilangan,” katanya sambil menahan tangis.

Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 23.30 WIB, Selasa (30/9/2025) malam.

Api dengan cepat melalap rumah kayu milik Sudirman di Dusun 9, Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I.

Rizal (41), Kepala Dusun 9 sekaligus saksi mata, mengisahkan bagaimana api tiba-tiba membesar dari dalam rumah. 

“Awalnya saya melihat api sudah membesar dari dalam rumah Pak Sudirman. Saya langsung teriak minta tolong warga, tapi karena apinya cepat membesar, rumah tidak bisa diselamatkan,” kenangnya.

Hal senada disampaikan Ketua RT setempat, Edi Tasripan (55). Ia menuturkan warga sudah berusaha maksimal membantu memadamkan api sebelum petugas datang.

“Kami semua sudah berusaha membantu, bahkan Damkar dari Pos Belitang dan Pos Betung datang ke lokasi. Tapi karena api sudah terlalu besar, nyawa anak-anak tidak bisa diselamatkan,” ujarnya lirih.

Tragedi kebakaran ini meninggalkan luka mendalam bagi warga Desa Rasuan.

Kehilangan empat bocah sekaligus bukanlah hal mudah bagi keluarga maupun masyarakat.

Meski upaya penyelamatan telah dilakukan, api yang cepat membesar membuat segalanya terlambat.

Kini, hanya doa dan air mata yang bisa mengiringi kepergian empat anak tersebut. Mereka dimakamkan berdampingan, dalam satu liang lahat, seakan tak ingin berpisah hingga akhir hayat.

Diberitakan sebelumnya, tragedi kebakaran melanda sebuah rumah di Dusun 9 (Kepuh), Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, Kabupaten OKU Timur, Selasa (30/9/2025) malam. Insiden yang terjadi sekitar pukul 23.30 WIB itu menelan korban jiwa, empat anak yang tengah berada di dalam rumah, ditemukan meninggal dunia.

Rumah tersebut diketahui milik Sudirman bin Roji (60), seorang petani/pekebun. Saat peristiwa nahas terjadi, Sudirman dan keluarganya tidak berada di rumah.

Hunian itu sedang ditempati Pendi, kerabatnya, yang pada malam kejadian juga sedang berada di Desa Mengulak tempat orangtuanya berada.

Tragisnya, rumah tersebut hanya ditinggali empat anak yang akhirnya menjadi korban kebakaran.

Keempat korban diketahui masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah pertama. Mereka adalah Yoga (10), pelajar SD kelas 4. Aditiya Fernando (14), pelajar SMP kelas 8. Aldri (13), pelajar SMP kelas 7. Marson (13), pelajar SMP kelas 7.

Kapolsek Madang Suku I, Iptu Dodi Mardani, SH., MM., C.PM., menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi mata, api pertama kali terlihat sudah membesar dari bagian tengah rumah.

“Dari hasil olah TKP dan keterangan awal, penyebab kebakaran diduga kuat akibat konsleting listrik atau arus pendek. Kami masih mendalami lebih lanjut,” jelas Kapolsek.

 

 

Baca berita menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved