PPG

Tugas Mandiri Modul Pedagogik Topik 1-8 Pendidikan Agama Islam/PAI PPG Kemenag 2025

Berikut nini referensi contoh Tugas Mandiri Modul Pedagogik Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam PPG Kemenag 2025

Editor: Abu Hurairah
https://ppg.kemenag.go.id/
KUNCI JAWABAN PPG - Tangkap layar poster PPG Dalam Jabatan Transformasi di Kementerian Agama. Tugas Mandiri Modul Pedagogik Topik 1-8 Pendidikan Agama Islam/PAI PPG Kemenag 2025 

Gagasan dari layanan bimbingan konseling dan supervisi klinis menekankan bahwa guru profesional tidak hanya mengajar, tetapi juga membina, membimbing, dan mendampingi perkembangan peserta didik serta rekan sejawat. Pendekatan ini memerlukan kemampuan komunikasi, empati, dan refleksi yang kuat.

Guru ideal di era modern adalah pembelajar sepanjang hayat yang mampu membina iklim belajar sehat dan kolaboratif di kelas maupun lingkungan sekolah.

5. Transformasi Guru di Era Digital dan Al

Gagasan ini menyoroti pentingnya transformasi peran guru di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk Al. Guru tidak tergantikan, melainkan perlu berevolusi menjadi profesional yang mampu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendukung pembelajaran, menganalisis kebutuhan siswa, dan mengembangkan pembelajaran personalisasi.

Guru juga dituntut untuk memahami karakteristik generasi Z dan Alpha yang digital-native, serta merancang pembelajaran yang relevan dengan dunia mereka.

Pertanyaan 2: Materi/Konsep apa saja dalam topik tersebut yang menurut anda menimbulkan miskonsepsi/salah mengerti dari topik 1 sd. tapik 8

Contoh Jawaban:

1. Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL)

Miskonsepsi: Banyak guru mengira bahwa PBL dan PJBL sama, padahal keduanya memiliki fokus yang berbeda.

Penjelasan: PBL berfokus pada penyelesaian masalah terbuka berbasis pertanyaan kritis, sementara PJBL lebih menekankan pada produk akhir dan proses pengerjaan proyek. Salah pemahaman ini bisa menyebabkan perencanaan pembelajaran yang tidak sesuai tujuan.

2. Differentiation Based Learning (DBL)

Miskonsepsi: Ada anggapan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berarti membuat banyak RPP atau memberikan perlakuan berbeda secara terus-menerus kepada setiap anak.

Penjelasan: Padahal, DBL berfokus pada memberi pilihan dan fleksibilitas sesuai kebutuhan belajar siswa, bukan membuat pelajaran yang sepenuhnya berbeda untuk tiap anak. Guru hanya perlu mengelola variasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar secara strategis.

3. Pendekatan TPACK

Miskonsepsi: Banyak yang memahami TPACK hanya sebagai penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

Penjelasan: Padahal, TPACK adalah kerangka integratif yang menekankan
pada sinergi antara pengetahuan konten (materi), pedagogik (cara mengajar), dan teknologi. Kesalahpahaman ini membuat guru hanya fokus pada alat digital, bukan bagaimana alat tersebut mendukung pemahaman siswa terhadap materi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved