MUA di Lombok Nyamar Wanita
Sosok Deni Apriadi MUA Pria Nyamar Jadi Wanita, Putus Sekolah Sejak SD, Kecewa Disebut Sister Hong
Deni MUA yang nyamar jadi wanita di Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah tak kuasa menahan tangis menceritakan kisah hidupnya yang pahit.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Ringkasan Berita:
- MUA asal Lombok viral seorang pria menyamar jadi wanita tuai kecaman
- Sosok asli bernama Deni Apriadi Rahman (23), yang menjelma sebagai Dea Lipa.
- Kini muncul minta maaf ungkap kisah hidup pahit sejak kecil
TRIBUNSUMSEL.COM- Sosok Deni Apriadi Rahman (23), seorang pria asal Lombok viral usai terbongkar menyamar sebagai wanita.
Deni berprofesi ssbagai makeup artist (MUA) berparas cantik menjelma dengan nama 'Dea Lipa'.
Diketahui, Deni merupakan warga Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.
Warganet pun menjulukinya 'Sister Hong versi Lombok' setelah mengetahui bahwa sosok tersebut ternyata seorang laki-laki.
Baca juga: Deni Apriadi MUA Pria Nyamar Jadi Wanita di Lombok Muncul, Ungkap Alami Disabilitas Sejak Kecil
Kini setalah menjadi sorotan, Deni akhirnya muncul didampingi pihak keluarga menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang diperbuatnya.
Deni rupanya memiliki kisah hidup yang pelik sejak ia masih kecil.
Maya, bibi Deni menerangkan, keponakannya itu memang sejak kecil menyukai sesuatu yang lembut, melukis karena memang ada bakat.
"Cuma memang latar belakangnya ini adalah orang tuanya ini tidak mampu, ayah ibunya berpisah saat ia balita. Mengalami broken home," jelas Maya saat dikonfirmasi Tribun Lombok, Sabtu (15/11/2025).
Pasca orang tuanya berpisah, Deni kecil kemudian tinggal dan diasuh oleh keluarga dari pihak ibunya. Ia tinggal bersama neneknya.
Sementara ibunya bekerja sebagai seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi termasuk ayahnya juga pergi mengadu nasib jadi TKI ke Malaysia.
Deni kecil tidak mendapatkan sentuhan kasih sayang dari ibu dan ayahnya layaknya anak-anak pada umumnya.
Selain itu, Deni juga memiliki riwayat Disabilitas pendengaran karena pernah mengalami kecelakaan sehingga terdapat gumpalan darah.
"Sejak kecil, saya hidup sebagai penyintas disabilitas dengan berbagai keterbatasan. Saya pernah mengalami kecelakaan saat usia saya 10 tahun," ungkapnya, dilansir dsri Instagram Lambe_turah, Minggu (16/11/2025).
Baca juga: Azizah Salsha Angkat Bicara soal Perceraian dengan Pratama Arhan, Ngaku Cerai Sejak Juni 2025
Sejak sang nenek meninggal dunia, Deni harus menjalani kehidupan yang pelik hingga hanya menamatkan pendidikannya di bangku SD.
"Saya hanya menamatkan pendidikan dasar, karena setelah nenek saya wafat saat saya kelas 6 SD, saya tidak lagi memiliki dukungan untuk melanjutkan sekolah. Sejak itu, saya banyak belajar tentang cara bertahan hidup secara mandiri," ujar Deni.
Pria yang kerap tampil berhijab itu mulai belajar bertahan hidup dengan belajar make up secara otodidak melalui YouTube dan media.
Dari sini dia mulai berkembang menjadi seorang penata rias profesional dan mendapatkan job di berbagai tempat.
"Melalui pekerjaan ini saya merasa berdiri diatas kaki saya sendiri, memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh kepercayaan diri," kata Deni.
Merasa Difitnah
Deni mengaku tertekan setelah dirinya viral dan dijuluki 'Sister Hong Lombok'.
Menurutnya, sumber informasi tersebut tidak berimbang, tidak melakukan konfirmasi kepada yang bersangkutan.
"Namun beberapa hari terakhir, saya mengalami ujian yang sangat berat. Saya merasa menyesal, sedih, dan kasihan terhadap diri saya sendiri. Perasaan itu datang bertubi-tubi dan hampir tidak bisa saya tahan, bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk keluarga saya," katanya menitikan air mata.
"Postingan-postingan yang tersebar di Facebook, Instagram, dan TikTok bukan berasal dari saya. Saya tidak pernah membuatnya, saya tidak pernah bertemu ataupun berkomunikasi dengan pihak yang menyebarkannya. Saya juga tidak pernah memberikan izin untuk menggunakan foto-foto saya.
Deni bahkan merasa difitnah dengan narasi yang ditampilkan di media sosial sebagai seorang yang menistakan agama.
"Banyak narasi yang disebarkan tidak sesuai kenyataan, bahkan ada yang menuduh saya sebagai penista agama, sampai menyebut sister hong Indonesia," bebernya.
Dia juga membantah pernah menggunakan mukenah dan salat di saff perempuan.
"Itu tidak benar, saya menghormati rumah ibadah dan tata cara beribadah serta memahami adab dalam agama," kata Deni sambil meneteskan air mata.
Ia juga membantah pernah menipu laki-laki lain dengan penampilannya bahkan sampai bertunangan, hingga melakukan hubungan di luar batas.
Deni juga membantah mengidap penyakit HIV.
"Saya baru menjalani tes (HIV) dan hasilnya negatif," tegas dia.
Alami Kerugian
Buntut terbongkarnya identitas asli Dea Lipa alias Deni Apriadi Rahman mengaku harus menanggung kerugian materiil.
Sejumlah klien batal menggunakan jasa riasnya yang sudah dipesan sebelumnya.
Deni berprofesi sebagai seorang penata rias atau make up artist (MUA) tak hanya dia yang kehilangan pemasukan, tapi juga asisten dan fotografer yang biasa bekerja dengannya.
"Pembatalan ini menimbulkan kerugian bukan hanya bagi saya, tetapi juga bagi asisten dan rekan kerja saya (henna artist dan fotografer). Kami semua kehilangan pemasukan," katanya.
Percobaan Akhiri Hidup
pasca viral, Deni mengalami depresi hingga sempat ingin melakukan upaya percobaan bunuh diri sebanyak dua kali.
"Selama seminggu ini, dua kali di awal-awal (mau bunuh diri). Mencoba bunuh diri dua kali. Di awal-awal ya. Kami keluarga juga tekanan, mental, tapi cara kami cuma diam karena satu-satunya cara untuk kami berpikir jernih itu diam," jelas Bibi Deni, Maya saat dikonfirmasi Tribun Lombok, Sabtu (15/11/2025).
Maya menyampaikan, masyarakat menghakimi seorang anak yang tidak pernah tahu apa latar belakangnya, bagaimana kesehariannya, peristiwa masa kecilnya hingga Deni mengubah penampilan layaknya perempuan.
"Kemudian bagaimana dia bertahan hidup orang tidak pernah tahu cerita itu. Dan tidak pernah ada yang bertanya kepada keluarga tapi tiba-tiba langsung darrr menghakimi dan itu sangat membuat dia (depresi berat)," jelas Maya.
Disampaikan Maya, pihaknya juga sangat kecewa atas pemberitaan, menyamakan Deni dengan Sister Hong asal China.
Maya mengaku bukan dalam posisi menormalisasi apa yang dilakukan Deni, namun lebih kepada solidaritas untuk kemanusiaan.
Maya menerangkan, Deni memang sejak kecil menyukai sesuatu yang lembut, melukis karena memang ada bakat.
"Cuma memang latar belakangnya ini adalah orang tuanya ini tidak mampu, ayah ibunya berpisah saat ia balita. Mengalami broken home,"
Pasca orang tuanya berpisah, Deni kecil kemudian tinggal dan diasuh oleh keluarga dari pihak ibunya.
Diberitakan sebelumnya, nama Deni seorang penata rias atau make up artist (MUA) asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), viral di media sosial.
Bukan karena keahlian merias wajah kliennya, tapi karena penampilannya yang feminin bak perempuan.
Warganet pun menjulukinya 'Sister Hong versi Lombok' setelah mengetahui bahwa sosok tersebut ternyata seorang laki-laki.
Identitas asli MUA terbongkar setelah akun Facebook @Diana_Arkayanti mengunggah foto pada Kamis (6/11/2025).
Dalam unggahan itu, tampak sosok berhijab dengan wajah glowing yang disebut sebagai penata rias pengantin. Namun, yang mengejutkan publik adalah fakta bahwa sosok tersebut bukan perempuan.
Ia diketahui selalu mengenakan jilbab saat bekerja untuk menutupi identitasnya sebagai laki-laki.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Deni-MUA-yang-nyamar-jadi-wanita-di-Desa-Mujur-Kecamatan-Praya-Timur-Lombok.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.