Dosen Tewas di Jambi
Isi Chat Bripda Waldi Pura-pura Kaget usai Bunuh EY Dosen di Bungo Jambi: gak Nyangka Kami, Kak
Beredar isi percakapan Bripda Waldi usai bunuh EY, dosen di Bungo, Jambi pura-pura kaget.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Ringkasan Berita:
- Beredar pesan Bripda Waldi pura-pura kaget usai bunuh dosen di Bungo Jambi.
- Bripda Waldi saat dihubungi adik korban turut mengucapkan duka.
- Ia nekat menghabisi nyawa EY karena soal asmara.
TRIBUNSUMSEL.COM - Beredar isi percakapan Bripda Waldi usai bunuh EY, dosen di Bungo, Jambi pura-pura kaget.
Seperti diketahui, dosen wanita EY di Bungo ditemukan di rumahnya di Perumahan Al Kausar, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Sabtu (1/11/2025) sekira pukul 12.00 WIB.
Korban dibunuh Bripda Waldi karena soal asmara.
Kini percakapan Bripda Waldi saat dikabarkan mengenai kabar korban beredar.
Bripda Waldi dihubungi oleh adik korban, Anis namun ia pura-pura kaget bahkan menyampaikan ucapan duka cita.
Chat itu kemudian beredar luas di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @jambihits.
Pesan-pesan ini menunjukkan betapa liciknya pelaku dalam menutupi jejak kejahatannya.
Dalam chat tersebut, Anis mengabarkan berita duka:
"Mbak Erni ndak ada lagi bg. Maafin kesalahan Mbak Erni ya bang," tulis sang adik, Anis, kepada Bripda Waldi, dikutip Tribunjambi.com
Baca juga: Kejinya Waldi Oknum Polisi Pembunuh Dosen Erni di Bungo Jambi, Diduga Sudah Persiapkan Aksinya
Waldi lantas berakting seolah-olah tidak mengerti dan berusaha memastikan kebenaran kabar tersebut.
"Maksudnya kk," tanya Waldi, seakan meyakinkan keluarga bahwa ia sama sekali tidak tahu jika Erni sudah meninggal dunia.
Anis kemudian menjelaskan bahwa kakaknya menjadi korban kejahatan.
"Dirampok bang, Mbk Erni ....... , udh gg ada bg. ....pulang sekarang," jawab Anis, berusaha meyakinkan Waldi yang justru adalah pelaku pembunuhan itu sendiri.
Menanggapi kabar tersebut, Waldi justru mengucapkan belasungkawa.
Tangkap layar chat menunjukkan Waldi seolah-olah sangat terkejut dan bersimpati atas tragedi yang menimpa mantan kekasihnya itu.
"Seriusan kk, Innalllahiwainalillahi rojiu. Turut berduka cita kak, dak nyangka kami ini kak," balas Waldi.
Chat ini menjadi bukti ironis dari tindak kejahatan yang dilakukannya.
Bripda Waldi, yang semalam suntuk telah melakukan tindakan pidana terhadap EY, keesokan harinya justru berpura-pura kaget dan mengirimkan turut berduka cita kepada keluarga yang sedang berduka.
Aksi ini semakin mempertebal kekejaman dan tipu muslihat yang dilakukan oleh oknum aparat tersebut.
Keterangan yang menyertai unggahan tersebut secara tegas menyebutkan: "Pura-Pura Kaget padahal dia yang Bun*h."
Hilangkan Jejak
Sementara, Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengatakan, Bripda Wilda sempat mengepel area tempat kejadian perkara (TKP).
Tak hanya itu, dari keterangan saksi yang diperiksa oleh polisi, W juga tampak menggunakan rambut palsu atau wig.
Dengan begitu polisi sempat sulit mengungkapkan kasus pembunuhan EY.
"Jadi, dia memang ulet dan licik. Sejak awal, dia sudah berusaha menghilangkan jejak, mengepel lokasi, sehingga jejaknya (pengungkapan) sangat sulit (dibuktikan) jika hanya berdasarkan TKP," kata Natalena kepada wartawan pada Minggu (2/11/2025), dikutip Kompas.com
"Jadi, dia juga sempat dilihat warga memakai rambut palsu," kata Natalena.
Adapun pembunuhan disertai dugaan pemerkosaan dosen muda ini disinyalir karena hubungan asmara.
W dan korban memiliki hubungan dekat.
"Untuk motif sementara yang bisa kami ungkapkan adalah asmara," kata Natalena.
Namun, Natalena belum mengungkapkan secara gamblang alasan W membunuh dan memerkosa korban.
Natalena menyebut bahwa mobil dan sepeda motor korban yang sempat hilang juga berhasil ditemukan.
Mobil korban ditemukan di wilayah Tebo, Provinsi Jambi, sekitar 300 meter dari kos pelaku.
Sementara itu, sepeda motor korban ditemukan di area parkiran rumah sakit.
Natalena menjelaskan bahwa W membunuh dan memperkosa korban. Dugaan itu diperkuat dengan hasil visum sementara dari dokter.
"Diduga ada pemerkosaan karena ditemukan sperma di celana korban," kata Natalena.
Saat ditemukan, tubuh korban mengalami lebam di wajah, bahu, leher, dan luka di bagian kepala, sehingga memperkuat dugaan pembunuhan.
EY sendiri diketahui merupakan dosen sekaligus Ketua Prodi S-1 Keperawatan Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo.
Kronologi Pembunuhan
Mengutip Tribunnewsbogor.com, dosen EY dan Bripda Waldi disebut sempat jalan bersama.
"Berawal dari masih bersamanya antara pelaku dan korban masih makan bareng di Kota Bungo," kata Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono.
Saat tengah malam, 23.30, keduanya masuk ke dalam rumah korban.
"Jam 11.30 malam mereka berdua masuk rumah korban. Masih tidak ada suatu percekcokan atau perselisihan," ujarnya.
Namun, saat pagi kata Natalena Eko, seorang saksi merasa janggal dengan balasan chat dari nomor Erni.
"Sampai dengan pagi itu kita dapatkan komunikasi antara korban dengan teman korban sudah tidak, menurut saksi ini bukan lagi korban yang menjawab," katanya.
Polisi mengungkap bahwa chat tersebut dibalas Waldi.
"Jadi handphone sudah di tangan pelaku," katanya.
Dugaan sementara, pelaku melakukan aksinya lantaran masalah asmara.
Waldi dan korban pernah menjalin hubungan, namun berpisah.
Pelaku diduga kembali mencoba mendekati korban, namun ditolak.
Meski demikian, polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya pelaku lain.
Bripda Waldi juga membawa kabur sejumlah perhiasan, iPhone, sepeda motor PCX, hingga mobil Honda Jazz milik korban.
Honda Jazz korban ditemukan polisi di Kabupaten Tebo, 300 meter dari kontrakan Bripda Waldi.
Sementara, sepeda motor PCX ada di parkiran RSUD H Hanafie Muaro Bungo.
Untuk perhiasan, ditemukan di dalam mobil korban, masih dari TribunJambi.com.
Hasil Visum
Pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dr. Sepriyedi dari RSUD H Hanafie Muara Bungo menemukan bukti kekerasan yang signifikan.
Dokter menemukan lebam dan luka di area kepala dan leher, serta tanda-tanda mencurigakan di sekujur tubuh korban.
Bukti-bukti kekerasan yang ditemukan antara lain:
1. Luka di Kepala
Terdapat lebam di seluruh wajah dan benjolan besar di kepala bagian belakang dengan dimensi lebar sekitar 13 cm dan panjang 10 cm.
2. Kekerasan Leher dan Bahu
Ditemukan lebam pada bagian leher dan memar di kedua bahu (kanan dan kiri), yang diduga akibat benda tumpul atau tajam.
3. Dugaan Kekerasan Seksual
Tim medis juga menemukan adanya cairan pada bagian organ intim korban, yang mengindikasikan adanya dugaan kekerasan seksual.
Dokter memperkirakan Dosen EY, yang merupakan warga Kecamatan Pelepat Ilir, ini telah meninggal dunia sekitar 12 jam sebelum ditemukan.
Perkiraan waktu kematian ini didukung oleh temuan darah berwarna gelap yang keluar dari mulut dan hidung korban, yang mengindikasikan proses pembusukan awal.
Dari hasil penyelidikan awal, Waldi dijerat pasal berlapis, yakni pembunuhan dan pencurian yang disertai dengan kekerasan.
"Pasal yang disangkakan kepada pelaku untuk sementara ini pembunuhan dan pencurian yang disertai dengan kekerasan," kata Kapolres AKBP Natalena Eko Cahyono saat pers konpers pada Minggu, (2/11/2025) sore.
Lebih lanjut, Kapolres AKBP Natalena Eko Cahyono menegaskan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus tersebut secara transparan.
"Kami menegaskan, meskipun pelaku merupakan oknum anggota Polri, proses hukum dilakukan secara profesional, transparan dan tanpa ada perlakuan khusus," ujar AKBP Natalena Eko Cahyono.
AKBP Natalena Eko Cahyono menyebutkan hal itu juga sesuai dengan perintah Kapolda Jambi.
"Kami tidak akan menyembunyikan atau membuat kasus ini menjadi tidak transparan, saya sudah tekankan ke penyidik untuk ungkap sejelas-sejalasnya, sedetail mungkin, kita harus transparan," ujarnya.
Kapolres menegaskan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus tersebut secara transparan.
Pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut secara objektif, meskipun yang terlibat adalah oknum polisi.
"Anggota yang bersalah akan diproses pidana umum dan juga kode etik kepolisian, tidak ada toleransi, siapapun dia," tandas Kapolres Bungo.
Pihaknya menegaskan bahwa penyidik Satreskrim Polres Bungo saat ini juga masih mendalami motif lain di balik pembunuhan tersebut.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
| Kejinya Waldi Oknum Polisi Pembunuh Dosen Erni di Bungo Jambi, Diduga Sudah Persiapkan Aksinya |
|
|---|
| Kesedihan Mahasiswa Tahu EY Dosen Tewas Dibunuh Waldi Oknum Polisi Bungo, Kenang Momen Rayakan Ultah |
|
|---|
| Karier Bripda Waldi Hancur Usai Bunuh Dosen Erni Gegara Tolak Balikan, Dijerat Pasal Berlapis |
|
|---|
| Sosok AKBP Natalena Eko Kapolres Bungo Kutuk Aksi Bripda Waldi Bunuh Dosen EY, Janji Transparan |
|
|---|
| Hilangkan Jejak, Bripda Waldi Sempat Mengepel TKP usai Bunuh Dosen EY di Bungo Jambi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.