Penyekapan di Pondok Aren

Mencekam, Kisah Pasutri dan 2 Rekannya Disekap di Pondok Aren saat Beli Mobil: Kayak Bukan Manusia

Penyekapan terjadi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu (11/10/2025). Korbannya adalah pasutri dan 2 rekannya.

Editor: Weni Wahyuny
DOK. Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya
KORBAN PENYEKAPAN - Korban penyekapan modus jual beli mobil di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Mereka adalah Dessi Juwita, Indra alias Riky, Nurul alias Ibenk, dan Ajit Abdul Majid (urutan dari kanan ke kiri). 
Ringkasan Berita:
  • Suami istri dan 2 rekannya jadi korban penyekapan di wilayah Pondok Aren, Tangsel
  • Mereka disekap selama dua hari, usai transaksi COD mobil
  • 9 pelaku sudah ditangkap polisi

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA – Pasangan suami istri dan dua rekannya menjadi korban penculikan dan penyekapan di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

Kejadian ini berlangsung selama dua hari, mulai Sabtu (11/10/2025) malam hingga Senin (13/10/2025) dini hari. 

Peristiwa penculikan itu viral di media sosial.

Dalam unggahan akun Instagram @wargajakarta, terlihat tiga pria duduk berbaris memanjang tanpa mengenakan kaus dan saling membelakangi. 

Mereka saling mengoles sebuah cairan yang disebut balsem satu sama lain. 

Padahal, pada punggung mereka terdapat luka.

Menurut keterangan tertulis unggahan tersebut, peristiwa bermula saat sepasang suami istri (pasutri) berniat membeli mobil dan bertemu pelaku di wilayah Pondok Aren

Pada hari itu, suami mengajak dua rekannya untuk menemani. 

Namun, saat pertemuan berlangsung, pasutri dan dua rekannya malah dibawa ke sebuah rumah oleh sekelompok pria. 

“Di lokasi itu, tiga pria korban mengalami penganiayaan, sementara sang istri berhasil melarikan diri setelah dua hari disekap oleh para pelaku,” tulis akun Instagram tersebut.

Kronologi Penyekapan 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, peristiwa bermula ketika empat korban hendak bertemu tersangka Nunung di sebuah angkringan di Jagakarsa pada Sabtu pukul 22.30 WIB untuk transaksi jual beli mobil tahun 2021. 

“Kemudian korban itu membayar DP Rp 49 juta dengan cara transfer ke rekening tersangka N,” kata Ade Ary. 

Namun, saat memesan makanan, Nunung datang bersama pelaku lain, merampas ponsel dan tas korban, lalu memasukkan mereka ke dalam mobil sambil menutup mata dengan kain hitam. 

Setibanya di rumah Pondok Aren, para korban dibawa ke kamar di lantai dua.

Dari luar kamar, para korban disiksa. 

Polda Metro Jaya menangkap sembilan pelaku, terdiri dari delapan pria dan satu perempuan yakni MAM (41), Nunung (52), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39).

Mereka masih diperiksa intensif untuk mengetahui hubungan para pelaku, motif, dan rincian tindak pidana lainnya.

Kisah Korban: Pelarian Dessi Juwita 

Dessi Juwita, salah satu korban, masih mengingat jelas momen pelariannya dari rumah penyekapan. 

Dengan situasi yang mendadak sunyi karena para penjaga tertidur, Dessi memberanikan diri untuk keluar. 

“Waktu subuh sekitar jam 04.50 WIB mendapati yang penjaga saya sudah tidur. Empat orang, satu cewek, laki-laki ada tiga, sudah terlelap. Saya mengendap-endap untuk keluar pintu rumah,” kata Dessi kepada wartawan, Kamis (16/10/2025). 

Meski pintu pagar sulit dibuka, Dessi menemukan celah di sisi rumah dan melompat dari pagar besi, hingga celananya robek. 

Begitu kakinya menjejak tanah, ia langsung berlari sekencang-kencangnya. 

Beruntung, seorang pria tua menolongnya menggunakan sepeda motor dan seorang sopir taksi membantu perjalanan menuju rumah ibu mertuanya di Cibubur. 

Dari situ, Dessi melaporkan kasus ini ke kepolisian. 

Korban : Kayak Bukan Manusia

Nurul alias Ibenk, salah satu korban penyekapan modus jual beli mobil, menangis saat menceritakan penyiksaan di Pondok Aren, Tangerang Selatan

“Kayak bukan manusia. Saya kayak bukan manusia yang enggak dihargai, kayak hewan, saya ditendang,” kata Nurul kepada wartawan, Kamis (16/10/2025). 

Sementara, Indra menyebut para pelaku menyerangnya dan dua rekannya Indra dan Ajit Abdul Majid.

“Kaki, paha juga, semua, bibir, kepala pada benjol. Kayak membabi buta,” ucap Indra. 

“Karena dipukul, karena dicambuki,” ujar Ajit menimpali. 

Menurut Indra, para pelaku menyiksa mereka secara bergantian dengan berbagai macam alat.

“Ada yang pakai selang, ada yang pakai kabel, terus gantungan baju, hanger,” jelas Indra. 

“Pakai hanger yang kawat itu, dipukuli, dicambuk-cambuk semuanya badan yang belakang, pakai rokok gitu kan (disundut),” tambah dia. 

Ketiganya tidak mengetahui secara pasti berapa lama mereka disiksa. 

Mereka hanya mengingat mulai mengalami penderitaan pada Sabtu (11/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. 

“Sampai ke rumah penyekapan, disiksa sampai Subuh, istirahat satu jam dua jam, disiksa lagi. Pokoknya sebentar-sebentar disiksa. Sangat kejam sekali,” tutur Ajit. 

Dalam kasus ini, korban penyekapan berjumlah empat orang. 

Sejauh ini, polisi masih memeriksa para tersangka secara intensif untuk mengetahui hubungan para pelaku, motif penyekapan hingga penyiksaan.

Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Tangis Korban Penyekapan Disiksa di Pondok Aren: Saya Kayak Bukan Manusia, Drama 2 Hari Penyekapan Pondok Aren yang Menguji Keberanian Korban

Baca berita lainnya di Google News

Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved