Berita Viral

Sosok KH Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo Kediri yang Disorot usai Ramai Seruan Boikot Trans 7

K.H. Abdul Karim pemilik Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, jadi sorotan setelah di tengah aksi boikot stasiun televisi, Trans7.

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM
PEMILIK PONPES LIRBOYO- Gerbang gapura masuk Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur. K.H. Abdul Karim pemilik Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, jadi sorotan setelah di tengah aksi boikot stasiun televisi, Trans7. 

Setelah dua tahun pernikahannya dengan Nyai Siti Khadijah binti Kiai Sholeh, tepatnya pada 1910, KH. Abdul karim bersama istri tercintanya hijrah ke tempat baru di sebuah desa yang bernama Desa Lirboyo, Kediri, di sinilah titik awal berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo yang hingga saat ini menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia dan dikenal luas hingga mancanegara.

Pada tada tahun 1913, KH. Abdul Karim mendirikan sebuah masjid di tengah-tengah komplek pondok, sebagai sarana ibadah dan sarana ajar mengajar bagi santri. 

Boikot Trans7

Cucu Kiai Abdul Karim, KH Anwar Manshur jadi sorotan setelah masyarakat ramai memboikot Trans7 sebagai bentuk kekecewaan terhadap salah satu tayangan program “Xpose Uncensored” Trans7 yang dianggap menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Aksi tersebut dipicu oleh penayangan salah satu episode program XPOSE di Trans7 yang berjudul  "Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?”. 

Tayangan itu muncul pada 13 Oktober 2025.

Pada narasi tayangan tersebut, ia penyebutan dan penggambaran yang dianggap tidak pantas terhadap Pondok Pesantren Lirboyo.

Dalam tayangan itu memperlihatkan video Kiai Anwar Manshur Lirboyo dituntun saat keluar dari mobil mewahnya.

Selan itu, terlihat pula Kiai Anwar Manshur saat memberikan amplop kepada sejumlah santri.

"Netizen pun curiga nih bahwa inilah sebabnya sebagian kiayi makin kaya raya, mobilnya mewah miliaran, sarungnya aja pun merk termahal yang harganya berkisar Rp400 ribuan sampai Rp12 jutaan gitu deh," bunyi narasi dari Trans7.

"Dan satu keluarga nih sanak family kecipratan duitnya, padahal kan kalau kaya raya harusnya kan umatnya juga dikasih duit gak sih," sambungnya.

Atas tayangan tersebut, warganet ramai menyuarakan protes dan meminta Trans 7 bertanggung jawab atas tayangan yang mereka nilai kurang sensitif terhadap lembaga pendidikan Islam yang memiliki sejarah panjang tersebut.

Banyak yang menilai tayangan tersebut telah merendahkan martabat kiai, santri, serta lembaga pesantren.

Meski mungkin dimaksudkan sebagai bentuk kritik sosial, namun penyajiannya dianggap tidak berimbang dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik terhadap kehidupan di pondok pesantren.

Sementara itu, alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri mengecam soal viral tayang Trans7 yang diduga merendahkan martabat kiai dan pesantren.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved