Berita Viral

Harusnya Besok Ultah, Pilu Rafi jadi Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk, Ada Permintaan Terakhir

Diketahui, santri kelahiran 8 Oktober 2008 tersebut baru saja masuk Ponpes Al Khoziny, pada Agustus 2025. 

Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com/ANDHI DWI
KORBAN AL KHOZINY - Foto terakhir korban meninggal tragedi Ponpes Al Khoziny, Rafi Catur Okta Mulya, Senin (6/10/2025). Rafi harusnya ulang tahun pada 8 Oktober 2025. 

TRIBUNSUMSEL.COM, SURABAYA - Kisah pilu di balik meninggalnya Rafi Catur Okta Mulya (17), 1 di antara 66 korban meninggal tragedi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Harusnya Rafi akan berulang tahun pada Rabu, 8 Oktober 2025, besok, yang ke-18 tahun.

Namun takdir berkata lain usai dirinya menjadi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny.

Keluarganya berniat memberi kejutan hari ulang tahunnya.

Diketahui, santri kelahiran 8 Oktober 2008 tersebut baru saja masuk Ponpes Al Khoziny, pada Agustus 2025. 

Dia memutuskan untuk memperdalam ilmu agamanya setelah lulus SMP. 

"Niatku Oktober mau jenguk adikku ke sana. Nabung sama mbakku karena 8 Oktober besok ini adikku ulang tahun," kata kakak korban, Novita Tri Endah (26), di rumah duka, Surabaya, Senin (6/10/2025). 

Baca juga: VIDEO Siapa Pemilik Mobil Mercy di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Update 54 Korban Meninggal Dunia

Namun, Novita lebih dulu dikejutkan dengan kabar meninggalnya Rafi. 

Remaja tersebut menjadi salah satu korban ambruknya mushala tiga lantai saat shalat ashar, Senin (29/9/2025).

"Ulang tahun aku pengen kasih (Rafi) surprise atau apa, pengen beliin kue tart atau ke pondok apa begitu, lah kok dikasih kabar (tragedi Ponpes Al Khoziny) ini dulu. (Usia) 18 tahun," ucapnya. 

Lebih lanjut, kata Novita, Rafi sempat pulang ke rumah di Kecamatan Sawahan pada September 2025. 

Ketika itu, santri tersebut sempat minta dibelikan makanan ringan, kemeja putih hingga parfum. 

"Jadi dia balik pukul 09.00 WIB, terus pukul 08.00 WIB minta foto sama mbak sama anakku, aku bilang 'gak usah aneh-aneh. (Kata Rafi) nanti kalau mbak kangen aku, bisa lihat foto ini," ujarnya. 

"Dia foto terakhir pakai sarung merah yang ditemukan itu, saya yang sebelumnya membelikan. Sarungnya itu sering tak cuci, tak lipetin, jadi aku tahu hafal, aku tahu jasadnya," tambahnya. 

Petugas menemukan jasad Rafi dalam posisi sujud di reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Selain itu, tangannya juga di posisi melingkar melindungi temannya yang selamat, Syehlendra Haical (13). 

"Awalnya syok, enggak terima, kenapa harus adikku, adikku? Apalagi dia nyelametin anak juga. Kalau sekarang dari keluarga sendiri sama bapak sudah ikhlas, tapi jangan terjadi lagi," tutupnya. 

Baca juga: 54 Korban Tewas Dalam Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, BNPB: Jadi Tragedi Terbesar 2025

Diberitakan sebelumnya, Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, skala korban jiwa dalam tragedi ini cukup besar dibanding bencana-bencana lain yang terjadi sepanjang 2025. 

“Korban kali ini di sepanjang tahun 2025 adalah korban cukup besar menurut BNPB,” kata Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen Budi Irawan, Senin (6/10/2025). 

Budi membandingkan bencana-bencana sebelumnya, seperti gempa bumi di Poso, Sulawesi Tengah dan banjir bandang di Bali yang tidak memakan korban lebih dari 50 jiwa. 

“Dari bencana-bencana alam yang terjadi, baik gempa bumi di Poso, di tempat lain, lalu banjir di Bali semuanya korbannya hanya sedikit, ini cukup banyak 50 orang,” ujarnya. 

66 Korban Meninggal

Proses evakuasi korban dan pengangkatan runtuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur memasuki hari kedelapan. 

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menegaskan bahwa tim SAR gabungan akan memaksimalkan evakuasi selama 24 jam. 

“Saat ini operasi tetap kita laksanakan seperti yang terlihat 24 jam kita laksanakan,” kata Syafii di lokasi kejadian, Senin (6/10/2025). 

Tim Basarnas belum dapat memastikan kapan proses evakuasi ini akan berakhir berdasarkan hitungan hari. 

Sebab, Basarnas akan menutup operasi apabila seluruh area benar-benar dinyatakan bersih. 

“Kita menyatakan bahwa operasi ini selesai setelah tempat itu yakin mulai dari reruntuhan bisa kita pisahkan dan kita bisa mendeteksi semua,” ungkapnya. 

Baca juga: VIDEO Sosok Dokter Aaron Bertaruh Nyawa Amputasi Santri Ponpes Ambruk, Merayap di Celah Reruntuhan

SAR gabungan akan berupaya memaksimalkan proses evakuasi pengangkatan runtuhan bangunan selesai pada hari ini. 

“Dan pada saat itu kalau memang benar-benar bahwa lokasi sudah bisa kita clear-kan. Saat itu kita dari Basarnas sudah bisa mendeklarasi bahwa operasi yang dilaksanakan oleh Basarnas bisa dinyatakan selesai,” terangnya. 

Dari hasil pencarian korban dan evakuasi pengangkatan runtuhan bangunan Ponpes Al Khoziny yang telah berlangsung delapan hari, ada 66 korban meninggal dunia ditemukan.

Pada hari ke delapan, Senin (6/10/2025) jumlah korban meninggal dunia yang ditemukan sebanyak 13 korban dan dua bagian tubuh. 

“Total terdapat 13 korban dan dua body part berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada hari ke delapan,” kata Direktur Operasi Basarnas, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo. 

Belasan korban meninggal dunia yang ditemukan kemarin satu berada di sektor A3, sisanya di sektor A2. 

Korban terakhir ditemukan pukil 21.03 WIB yakni bagian tubuh. 

“Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” terangnya. 

Artinya, berjalan selama delapan hari evakuasi sudah ada 170 korban terevakuasi, tujuh di antaranya bagian tubuh. 

Korban selamat sebanyak 104 orang, sementara yang dinyatakan meninggal dunia 66 orang (termasuk 7 bagian tubuh). 

Seluruh korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi. 

Tragedi ini terjadi karena bangunan tiga lantai yang difungsikan sebagai mushala di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025). 

Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.

Kronologi

Bangunan tiga lantai yang baru terbangun di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo ambruk, Senin (29/8/2025) sore. 

Informasi yang dihimpun bangunan lantai tiga pesantren di Desa/Kecamatan Buduran itu ambruk, sementara pada saat bersamaan ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai satu gedung tersebut.

Rizki Ramadhan (19) salah satu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, tak bisa melupakan detik-detik saat musala yang sedang dibangun tiba-tiba runtuh pada Senin (29/9/2025). 

Saat itu Rizky bersama beberapa santri lain dan sejumlah pekerja tengah melakukan pengecoran lantai lima di atas musala.

Bangunan yang baru digarap itu tiba-tiba ambruk ke bawah. Pada saat bersamaan, para santri laki-laki di musala sedang melaksanakan Salat Ashar.

“Saya tidak tahu persis siapa saja yang tertimpa bangunan, soalnya waktu itu saya berada di atas ikut kerja. Anak-anak di musala sedang Salat Ashar, tiba-tiba bangunannya ambruk,” ujar Rizki saat ditemui di Rumah Sakit Siti Hajar, Sidoarjo pada Senin malam, dilansir dari Surya.co.id. 

Rizki tidak bisa berbicara banyak akibat luka robek di bagian dagu ketika ditemui di Rumah Sakit Siti Hajar, Sidoarjo, Senin (29/9). 

Luka yang dialami santri yang sudah tujuh tahun mondok di kawasan Buduran itu tergolong ringan.

Selain robek di bagian dagu, ia juga menderita luka pada dahi serta pipi kiri.

Tak ada luka cidera, sehingga diperbolehkan istirahat total secara mandiri di rumah.

Penjelasan Pengasuh Ponpes

Sementara, Pengasuh Ponpes Al Khoziny KH R Abdus Salam Mujib angkat bicara soal peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di pondoknya. 

Menurut kiai Salam, pembangunan musala tersebut sudah berjalan sekira sembilan hingga sepuluh bulan.

Bagian bawah difungsikan untuk mushola dan lantai atas bakal difungsikan untuk hall atau pusat kegiatan santri. 

“Masih pengerjaan. Ini sedang pengerjaan lantai terakhir. Pagi tadi dilakukan pengecoran di lantai atas,” kata kiai Salam, Senin (29/9/2025). 

Saat bangunan tiga lantai itu ambruk, disebutnya ada sejumlah santri sedang jemaah salat Ashar.

Tapi dia juga tidak bisa memastikan berapa jumlah santri yang sedang berjamaah itu. 

Yang jelas tidak semua santri. Karena sebagian sebagian lainnya sedang beristirahat di luar dan sebagian lagi ada yang masih mengikuti kegiatan sekolah di lantai bawah. 

“Saya kurang tahu pastinya kalau jumlahnya berapa. Tapi seluruh santri yang berada di musala adalah santri putra,” lanjutnya. 

Akibat peristiwa itu, pihak pondok memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan pesantren hingga kondisi benar-benar aman.

“Kami anggap ini sebagai takdir dari Allah. Kami minta semua wali santri dan santri bersabar menunggu proses evakuasi. Semoga diberi ganti oleh Allah yang lebih baik, diberi pahala yang tak bisa diutarakan,” ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rafi Meninggal saat Tragedi Ponpes Al Khoziny, Sepekan Sebelum Ultah"

Baca berita lainnya di Google News

Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved