Berita Viral
Daftar Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Bertambah 2, Ada yang dari Bangka Belitung
Korban tewas bertambah dua dalam insiden ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Jatim. Total jadi 5 korban meninggal dunia
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Data tersebut nantinya akan dicocokkan dengan hasil pemeriksaan medis dari Posko Post-Mortem.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan analisa tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
Puluhan santri diperkirakan masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. Hari ini telah memasuki masa golden time atau 3x24 jam.
“Golden time akan berakhir sore hari. Terkait keputusannya seperti apa, nanti akan dirapatkan lagi,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Rabu (1/10/2025).
Penyebab Ambruk
Pihak Basarnas akhirnya menguak alasan tidak menggunakan alat berat dalam proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Menurut Basarnas, penggunaan crane atau ekskavator justru berisiko memperparah kondisi korban yang masih terjebak di reruntuhan.
Dalam penjelasan salah satu anggota Basarnas melalui akun TikTok @egaprasutia, bangunan pesantren itu mengalami pola keruntuhan pancake.
“Bangunan pesantren ini mengalami pola keruntuhan pancake, di mana material satu menimpa material lain dan memiliki stabilitas yang sangat rendah. Karena itu dibutuhkan shoring atau penopang untuk menstabilkan material sebelum evakuasi,” jelasnya melansir dari Surya.co.id, Rabu (1/10/2025)
Ia menambahkan, penggunaan alat berat bisa memicu keruntuhan susulan.
“Jika material langsung dipindahkan, dikhawatirkan memicu keruntuhan lanjutan yang memperparah kondisi korban. Evakuasi dilakukan dengan sistem bergantian menggunakan peralatan khusus, dengan penuh pertimbangan keselamatan korban maupun petugas,” lanjutnya.
Hal senada diungkap Kepala Basarnas, Marsekal Madya Mohammad Syafii.
Basarnas menegaskan tidak ada alat berat yang boleh diturunkan dalam tahap awal pencarian.
“Untuk menyelamatkan korban dalam kondisi selamat, penggunaan alat berat belum dimungkinkan lantaran potensi getaran yang dapat mengubah struktur bangunan,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).
Syafii menyadari, keputusan ini tidak mudah. Di tengah tekanan waktu dan harapan keluarga, crane atau ekskavator tampak sebagai cara tercepat.
Ramai Tolak Tayangkan Podcast Sahara, Yai Mim Justru Desak Denny Sumargo Tayangkan: Kita Akan Damai |
![]() |
---|
VIDEO Detik-detik Evakuasi Haikal, Selamat Usai 3 Hari Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Alasan Nenek 95 Tahun di Kota Palu Dirantai Anaknya di Pohon, Polisi Sebut Bukan Menyiksa |
![]() |
---|
Kisah Nenek 95 Tahun di Kota Palu Dirantai di Pohon oleh Anaknya, Sempat Hilang Seminggu |
![]() |
---|
Nasib Aiptu IWS Jambret Kalung Emas Pedagang di Bali Gegara Terjerat Utang,Terancam Penjara 9 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.