Berita Viral

Santri Ikut Ngecor, Robohnya Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Diduga Akibat Pengecoran Tanpa IMB

Bangunan itu belum rampung sepenuhnya, belum berizin, dan belum diuji kekuatannya. Tapi sudah digunakan. Sudah menjadi tempat ibadah. Sudah menjadi

KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
MUSALA AMBRUK - Petugas melakukan evakuasi korban reruntuhan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Senin (29/9/2025). Petugas mendengar banyak suara tangisan dan teriakan santri terjebak di balik reruntuhan bangunan musala ponpes. 

Kedua, Mashudul Haq (14) asal Surabaya.

Ketiga, Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung yang meninggal di Rumah Sakit Notopuro Sidoarjo pada Selasa (30/9/2025).

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit yakin masih terdapat santri yang berada di dalam reruntuhan dengan kondisi hidup.

“Kami meyakini bahwa masih ada yang bisa selamat dan yang terakhir ini justru kami masih bisa berkomunikasi,” kata Nanang kepada awak media, Selasa (30/8/2025).

Diperkirakan, sebanyak 38 santri masih terjebak dalam reruntuhan puing-puing bangunan.

Petugas mengupayakan proses pencarian dengan kewaspadaan tinggi untuk mengurangi risiko kerawanan runtuh susulan.

Hanya petugas SAR gabungan yang melakukan evakuasi yang bisa masuk ke area lokasi.

Petugas melakukan sterilisasi area hingga 50 meter dari gerbang depan asrama putra agar tidak mengganggu konsentrasi proses pencarian.

“Untuk steril area kami perluas yang tadinya mereka menonton di depan bangunan, ternyata tim kami yang ada di bawah reruntuhan sangat riskan mendengar sesuatu yang ramai,” ucap Nanang.

Ia mengatakan, bangunan yang runtuh berupa beton melintang.

Diduga, korban masih terjebak di area tengah.

Untuk sampai ke titik tersebut, petugas harus membuka lubang.

“Karena posisinya beton-beton itu lintang menutupi para korban, sehingga kami harus memberikan akses dengan memberikan lubang atau memotong bagian-bagian dari struktur bangunan tersebut,” ucap dia.

Sementara itu, dua eskavator telah disiagakan sejak Senin malam.

Namun, dua alat tersebut masih belum difungsikan mengingat getarannya berpotensi menimbulkan ambruk susulan.

“Nah, kami cukup memperhatikan sekali karena getaran dari peralatan yang kami gunakan itu sangat rentan untuk membuat bangunan itu roboh,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com 

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved