Berita Viral

Sosok Nurul Sahara, Pemilik Rental Mobil Berseteru dengan Yai Mim Eks Dosen UIN Gegara Lahan Parkir

Sosok Nurul Sahara, seorang wanita jadi sorotan setelah viralkan eks dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Tiktok/sahara_vibesssss
KONFLIK PEMILIK MOBIL- Sosok Nurul Sahara, seorang wanita jadi sorotan setelah viralkan mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau akrab disapa Yai Mim. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sosok Nurul Sahara, seorang wanita jadi sorotan setelah viralkan mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau akrab disapa Yai Mim.

Perseteruan antara Sahara dan Yai Mim, berdasarkan narasi yang beredar di sosial media berawal dari lahan di kawasan kediaman mereka yang disebut digunakan untuk lahan parkir mobil-mobil milik Sahara.

Beberapa hari yang lalu, Sahara sempat melaporkan Yai Mim dan istrinya, Rosida ke Polresta Malang Kota.

Baca juga: Kisah Yai Mim Mantan Dosen di Malang Diusir dari Rumah usai Berseteru dengan Pemilik Rental Mobil

CEKCOK DENGAN TETANGGA - Eks Dosen UIN Malang, Yai Mim memberikan klarifikasinya terkait berbagai tuduhan dari Sahara yang mengarah kepadanya.
CEKCOK DENGAN TETANGGA - Eks Dosen UIN Malang, Yai Mim (kiri) memberikan klarifikasinya terkait berbagai tuduhan dari Nurul Sahara (kanan) yang mengarah kepadanya. (Tangkapan layar YouTube Denny Sumargo dan TikTok Sahara)

Melalui media sosialnya, Sahara menuding Yai Mim telah melakukan pencemaran nama baik, perusakan mobil, pemblokiran jalan umum hingga bahkan dugaan pelecehan seksual.

Puncak ketegangan terjadi saat warga RT 09/RW 09 menggelar musyawarah di Musala Al-Ikhlas pada 7 September 2025, mengutip TribunJatim.com.

Hasil dari pertemuan tersebut dituangkan dalam sebuah surat keputusan yang menyatakan bahwa Imam dan istrinya secara resmi diminta untuk meninggalkan rumah mereka.

Sosok Sahara

Sahara atau Nurul Sahara diketahui merupakan pemilik usaha rental mobil, SAD Sejahtera Tour & Travel, yang beralamat di Perum Joyo Grand Kav Depag III No.48, Merjosari, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur.

Menurut informasi dari laman Linked In Sahara Nur Harun, dirinya tercatat merupakan lulusan S2 Magister Administrasi Publik di Universitas Brawijaya (UB).

Dan disinyalir saat ini tengah menempuh studi untuk S3 Program Doktor di universitas yang sama.

Sahara juga tercatat pernah menjadi Asisten Peneliti di CV Aksara Bumi Intelekta (sejak Maret 2024).

Serta, mantan asisten dosen paruh waktu di Universitas Islam Malang (2017-2020).

Awal Mula Perseteruan Versi Yai Mim 

Istri Yai Mim, Rosida Vignesvari, mengatakan konflik bermula saat Rosida pulang dari Jakarta pada 7 Agustus 2025 dan menemukan mobil rental milik Sahara terparkir di depan pagar rumahnya, padahal sudah ada imbauan bertuliskan, "dimohon tidak parkir di depan pintu".

Diketahui, Sahara memiliki usaha rental mobil, sehingga kendaraan yang disewakan itu acapkali terparkir di depan rumah Yai Mim dan di pinggir jalan sekitarnya.

Puncaknya pada 7 Agustus 2025. Rosida bahkan sempat berkali-kali membangunkan karyawan Sahara untuk memindahkan mobil.

Meski telah dibangunkan berulang kali, karyawan Sahara tak kunjung bangun dari tidurnya.

Baca juga: Dituding Macam-macam Oleh Tetangga, Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Bongkar Fakta Baru soal Sahara

Rosida kemudian menghubungi Sahara hingga tiga kali. Akhirnya Sahara meminta Yai Mim untuk memindahkan mobil itu sendiri.

"Saya telepon kedua kalinya, 'Mbak ini anak-anak tetap gak bisa dibangunin', terus Bu Sahara tetap (bilang), 'bangunin Mbak sampai bisa'."

"Saya bangunin lagi untuk ketiga kalinya saya telepon dia 'Mbak, ini anak-anak gak bisa dibangunin', 'yaudah kalau gitu pindahin sendiri ya mobilnya'," paparnya menirukan ucapan Sahara.

Yai Mim dan Rosida memang punya akses ke garasi dan mengetahui letak penempatan kunci mobil lantaran Yai Mim kerap membantu aktivitas di rental milik Sahara tersebut.

Namun, saat Yai Mim berusaha memindahkan mobil rental itu, ia terlalu menekan gas sehingga menimbulkan suara keras.

Hal itulah yang membuat Sahara marah. Ia yang sedang tidur merasa terganggu dengan suara tersebut.

"Karena tempatnya itu ke bawah, ada jalan paving terus ke bawah, gasnya nekannya terlalu dalam (kesalahan injak gas) mengakibatkan bersuara keras," jelas Rosida.

Yai Mim menimpali, saat itu Sahara keluar dalam kondisi masih mengenakan pakaian yang terbuka.

"Jadi begitu mendengar suara mobil itu, Mbak Sahara ini langsung bangun dengan pakaian yang mohon maaf pendek," ucap Yai Mim.

Sambil marah, Sahara lantas menghubungi suaminya, Sofian.

Setelah dihubungi sang istri, Sofian langsung datang, ia juga melampiaskan kemarahannya.

"Pak Sofian datang marah-marah juga, 'ada apa ini?', gini bilang ke saya 'saya ini belum tidur'," kata Yai Mim menirukan ucapan Sofian.

Tak mau memperpanjang permasalahan, Yai Mim kemudian meminta maaf kepada Sahara dan Sofian.

Sahara pun menyambut baik, ia juga berbalik meminta maaf kepada tetangganya itu.

Tak hanya itu, Yai Mim dan Sahara ternyata sebelumnya juga pernah terlibat perselisihan.

Yai Mim pernah membuka lahan kosong di depan rumahnya yang niatnya untuk dijadikan tempat parkir mobil rental Sahara.

Ia sudah meminta izin kepada perangkat desa untuk membersihkan tanah kosong yang ditumbuhi semak belukar tersebut.

"Saya bersihkan sendiri, saya bakar. Gara-gara pembakaran itu juga membuat banyak orang marah, mungkin," ungkapnya. 

Baca juga: Bedu Keceplosan Sebut Sudah Terbiasa Sendiri setelah Mantap Cerai dari Irma Kartika

Total biaya yang ia keluarkan untuk membersihkan lahan itu, termasuk memagarinya mencapai Rp12 juta. 

Ia kemudian meminta Sofian untuk membantu biaya membersihkan lahan itu Rp1 juta. Namun, Sofian menolak lantaran dinilai terlalu mahal.

"Setelah sudah jadi, saya bilang 'Pak alhamduillah sampeyan (Sofian) sudah punya parkir seluas ini."

"Tapi tolong Pak bantu ya Rp1 juta aja. Itu jawabnya begini, 'kemahalan Rp1 juta, kalau sama saya paling Rp400 ribu aja'," tandas Yai Mim.

Karena tak disepakati, Yai Mim kemudian meminta agar mobil rental milik Sahara tidak parkir di depan rumahnya. Namun ternyata, Sahara masih kerap parkir di depan rumah Yai Mim.

Masalah lain, Yai Mim dituduh cabul oleh Sahara. Kejadiannya saat anak Sahara bermain ke rumah Yai Min.

Sahara yang mengetahui Rosida tengah pergi haji menyusul anaknya sembari membawa makanan.

Namun, ia malah mengunci pintu rumah Yai Mim dari dalam.

Meski telah diprotes Yai Mim, Sahara beralasan hal itu dilakukan agar anaknya tidak keluar.

Setelahnya Yai Mim naik ke lantai tiga rumahnya untuk mencuci baju dan mengenakan celana pendek.

Akan tetapi, Sahara tiba-tiba naik dan berteriak menyebut Yai Mim cabul.

Kejadian ini menjadi satu di antara alasan Yai Mim diusir dari perumahan tempat tinggalnya.

"Ibu Sahara melihat laki-laki berpakaian mengumbar aurat itu sama dengan melakukan pencabulan."

"Buktinya saya itu diusir dari kampung situ alasannya antara lain karena melakukan pencabulan dengan membuka aurat," tukasnya.

Tuduhan cabul itu juga sempat tersebar di video yang diunggah Sahara.

Dalan unggahan tersebut, Sahara menyebut tetangganya itu sebagai dosen cabul di hadapan mahasiswa yang saat itu berkunjung ke rumah Yai Min.

“Ada apa kalian disuruh ke sini? Ini mahasiswa UIN semua, jangan pergi kalian. Kenapa? Ini dosen kalian yang cabul itu, dia cabulin saya,” ujar Nurul Sahara dalam video tersebut.

Mendengar tudingan itu, Yai Mim justru menanggapi dengan tenang. Ia balik bertanya kepada Sahara.

“Dengarin ya, kapan saya nyabulin kamu?” balas Yai Mim.

Bertemu Dedi Mulyadi

Di tengah tudingan dan serangan yang mengarah kepadanya, Yai Mim justru mendapatkan pujian dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Saat bertemu dan berbincang dengan Kang Dedi Mulyadi atau KDM, Yai Mim menjelaskan tafsir unik soal musyarokah. 

Konsep musyarokah ia kaitkan dengan konsep hidup berdampingan bersama alam. 

Menurut Yai Mim, istilah musyrik sering dipahami dengan negatif. 

Padahal, kata itu bisa dimaknai sebagai kebersamaan atau kerja sama dalam menjaga ciptaan sang pencipta, Allah SWT. 

"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yg musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," jelasnya seperti dikutip dari Instagram Dedi Mulyadi pada Rabu (1/10/2025). 

"Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita obong-obong, kita jaga kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen, kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, Musyarokah menuju Allah," tambahnya. 

Penjelasan Yai Mim, yang merupakan mantan dosen Filsafat Tasawuf tersebut, mendapatkan pujian dari Dedi Mulyadi melalui unggahan di Instagram. 

KDM tampak mengapresiasi cara pandang Yai Mim yang penuh makna. 

"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulisnya. 

Dedi menambahkan bahwa istilah musyarokah bisa dimaknai seakar dengan diksi 'masyarakat' bermakna kebersamaan dalam komunitas. 

"Betapa kita hidup dalam komunitas manusia dan komunitas alam, baik yang kasat mata maupun tidak kasat mata. Duh pagi-pagi malah kuliah shorof dan ma'ani," pungkasnya. 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved