Berita Viral

Nasib Pilu Santri Terjebak Runtuhan Ponpes Al Khoziny, Lengan Diamputasi Agar Bisa Diselamatkan 

Nasib pilu salah satu santri korban reruntuhan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Jatim, lengan harus

|
Instagram @basarnas_yogyakarta
SANTRI PONPES AMBRUK - Tim rescue melakukan proses evakuasi korban yang masih tertimpa dan terjebak akibat bangunan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Seorang santri yang masih terjebak di reruntuhan bangunan, terpaksa diamputasi di bagian lengan kirinya, di mana proses amputasi dilakukan tim dokter di tengah reruntuhan bangunan agar bisa langsung mengeluarkan korban. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib pilu salah satu santri korban reruntuhan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Jatim, lengan harus diamputasi saat dievakuasi.

Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ini ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025). 

Bangunan Ponpes Al Khoziny ambruk menimpa ratusan santri. 

Salah satu santri terpaksa menjalani tindakan amputasi lengan agar bisa selamat dan dievakuasi dari reruntuhan bangunan musala yang ambruk saat mereka sedang salat Ashar. 

Santri itu pun dibius dan dilakukan tindakan amputasi di lokasi reruntuhan banguan pesantren. 

Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Atok Irawan, mengatakan, santri berinisial NA itu harus diamputasi karena posisinya telungkup dan lengannya tertimpa bangunan.

"Semula NA sadar, tapi harus dibius agar tindakan amputasi bisa dilakukan dengan aman," ujar Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Atok Irawan, dikutip Suryamalang.com

Atok menyampaikan, NA yang semula sadar harus dibius di lokasi kejadian agar bisa diamputasi dan langsung dievakuasi.

Baca juga: 38 Santri Masih Tertimbun Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Sinyal Pukul Beton Tanda Masih Hidup 

SANTRI TERJEBAK RUNTUHAN PONPES - Kondisi reruntuhan bangunan musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Selasa (30/9/2025).  Update pencarian korban reruntuhan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Jatim, tercatat total 102 korban dievakuasi dan 3 orang meninggal dunia hingga Selasa (30/9/2025).
SANTRI TERJEBAK RUNTUHAN PONPES - Kondisi reruntuhan bangunan musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). Update pencarian korban reruntuhan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Jatim, tercatat total 102 korban dievakuasi dan 3 orang meninggal dunia hingga Selasa (30/9/2025). ((KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH))

Saat ini, katanya NA masih dirawat di ICU RSUD Notopuro Sidoarjo.

Sedangkan kondisinya sudah sadar.

"Jadi tetap pertolongan dibius di sana, kemudian juga luka dibiarkan terbuka. Lukanya ditutup cuma akhirnya dilakukan pembersihan lagi, dijahit ulang sampai pukul 01.30 WIB dini hari ini," katanya.

Selain itu, dalam proses evakuasi, anggota Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Aziz, berinteraksi dengan korban yang masih terjepit reruntuhan. 

"Yusuf, umurmu berapa?" tanya Aziz. "16 tahun," jawab Yusuf. 

"Apa yang luka?" "Tidak ada," ucap Yusuf. Sedangkan korban lain, Haikal, mengalami luka di seluruh tubuh. 

"Semuanya sakit," jawabnya. 

Aziz lalu memastikan suplai oksigen, makanan, dan air kepada korban melalui tim rescue lain.

Hingga Selasa (30/9/2025) malam, sebanyak 102 santri berhasil dievakuasi, 11 di antaranya melalui bantuan petugas, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri. Namun, tiga santri meninggal dunia dalam peristiwa ini.

91 Santri yang Masih Tertimbun

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa masih ada 91 korban yang tertimbun reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren Al Khozyni, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Hal ini diketahui berdasarkan data yang diterima BNPB hingga Selasa (30/9/2025), pukul 19.00 WIB. 

"Tim gabungan terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban insiden reruntuhan. Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga tertimbun material bangunan," ujar Abdul Muhari dalam keterangan pers, Rabu (1/10/2025).

Personel pencarian dan pertolongan (Search and Rescue - SAR) gabungan sebanyak 332 orang dikerahkan untuk mencari para korban di bawah reruntuhan. 

Ratusan personel tersebut terdiri dari Basarnas, BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo, BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto, dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI, serta Polri.

Abdul mengatakan, peralatan berat saat ini telah disiagakan meski penggunaannya belum dilakukan karena dikhawatirkan getaran yang ditimbulkan dapat memperparah kondisi reruntuhan.

"Upaya penyelamatan saat ini difokuskan secara manual dengan menggali lubang dan celah untuk mengevakuasi korban yang masih hidup," imbuhnya.

Tim SAR gabungan mendeteksi adanya indikasi enam orang korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan. "Melalui celah yang ada, petugas telah menyalurkan makanan dan minuman untuk menjaga kondisi para korban," jelas dia.

Kondisi Korban

Berdasarkan data pada pukul 19.37 WIB, tercatat sebanyak 39 pasien telah ditangani. 

Skrining fisik para korban pun langsung diperiksa. 

Hingga 20.30 WIB, tercatat 44 pasien yang ditangani. 

Wakil Direktur Pelayanan Medis RSI Siti Hajar, dr Andiani, menjelaskan jika para korban ditempatkan sesuai tingkat keparahan. 

”Untuk data, kami pisah tempatnya dan bagi beberapa klasifikasi, zona kuning dan merah ada satu pasien masing-masing. Sementara, zona hitam atau meninggal dunia satu pasien,” terangnya. 

Kemudian, pasien dengan kondisi ringan yang masuk zona hijau sebanyak 19 orang, sudah diperbolehkan pulang. 

Selain itu, lanjut dr Andiani, ada 8 pasien yang harus dialihkan ke ruang perawatan maupun tetap dirawat intensif di IGD.

Menurutnya, langkah ini diambil untuk memastikan penanganan lebih lanjut bisa berjalan optimal.

”Sehingga, jumlah sesuai pukul 19.37 itu sebanyak 39 orang,” imbuhnya. 

Pihak rumah sakit, tambah dr Andiani, telah menyiapkan tenaga medis tambahan untuk mempercepat penanganan korban. 

Atmosfer IGD sejak sore hingga malam terlihat penuh aktivitas, dengan tim medis bekerja tanpa henti. 

”Kami berupaya semaksimal mungkin, agar setiap pasien mendapatkan perawatan sesuai standar medis,” tegasnya.

Korban Tewas

Sementara itu, korban yang dinyatakan meninggal dunia berjumlah tiga orang. 

Pertama, Maulana Ibrahim (15) warga Bangkalan berdomisili di Surabaya pada Senin (29/9/2025).

Kedua, Mashudul Haq (14) asal Surabaya. Ketiga, Muhammad Sholeh (22) asal Bangka Belitung yang meninggal di Rumah Sakit Notopuro Sidoarjo pada Selasa (30/9/2025).

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved