Berita Viral

Kronologi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Tewaskan 3 Orang, Timpa Ratusan Santri saat Salat Ashar

Bangunan lantai tiga pesantren Al Khoziny Sidoarjo ambruk, sementara pada saat bersamaan ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Surya.co/i/ taufik/tony hermawan
KORBAN SELAMAT- Rizky, santri Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang menyaksikan detik-detik ambruknya musola yang dibangun. Beruntung Rizky selamat dalam kejadian itu. Bangunan lantai tiga pesantren Al Khoziny Sidoarjo ambruk, sementara pada saat bersamaan ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah 

TRIBUNSUMSEL.COM - Bangunan tiga lantai yang baru terbangun di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo ambruk, Senin (29/8/2025) sore. 

Update korban tewas akibat runtuhan gedung di Pondok Pesantren Al Khoziny, kian bertambah menjadi tiga orang.

Informasi yang dihimpun bangunan lantai tiga pesantren di Desa/Kecamatan Buduran itu ambruk, sementara pada saat bersamaan ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai satu gedung tersebut.

Baca juga: Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Bertambah jadi 3 Orang, 1 Santri Harus Diamputasi

Rizki Ramadhan (19) salah satu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, tak bisa melupakan detik-detik saat musala yang sedang dibangun tiba-tiba runtuh pada Senin (29/9/2025). 

Saat itu Rizky bersama beberapa santri lain dan sejumlah pekerja tengah melakukan pengecoran lantai lima di atas musala.

Bangunan yang baru digarap itu tiba-tiba ambruk ke bawah. Pada saat bersamaan, para santri laki-laki di musala sedang melaksanakan Salat Ashar.

“Saya tidak tahu persis siapa saja yang tertimpa bangunan, soalnya waktu itu saya berada di atas ikut kerja. Anak-anak di musala sedang Salat Ashar, tiba-tiba bangunannya ambruk,” ujar Rizki saat ditemui di Rumah Sakit Siti Hajar, Sidoarjo pada Senin malam, dilansir dari Surya.co.id. 

Rizki tidak bisa berbicara banyak akibat luka robek di bagian dagu ketika ditemui di Rumah Sakit Siti Hajar, Sidoarjo, Senin (29/9). 

Luka yang dialami santri yang sudah tujuh tahun mondok di kawasan Buduran itu tergolong ringan.

Selain robek di bagian dagu, ia juga menderita luka pada dahi serta pipi kiri.

Tak ada luka cidera, sehingga diperbolehkan istirahat total secara mandiri di rumah.

Di rumah sakit yang sama juga dirawat seorang santri dalam kondisi kritis bernama Furqon, serta puluhan korban luka sedang hingga ringan. 

Satu korban meninggal dunia atas nama Maulana Alvan Ibrahimavic (14) tewas.

Penjelasan Pengasuh Ponpes

Sementara, Pengasuh Ponpes Al Khoziny KH R Abdus Salam Mujib angkat bicara soal peristiwa ambruknya bangunan tiga lantai di pondoknya. 

Menurut kiai Salam, pembangunan musala tersebut sudah berjalan sekira sembilan hingga sepuluh bulan. Bagian bawah difungsikan untuk mushola dan lantai atas bakal difungsikan untuk hall atau pusat kegiatan santri. 

“Masih pengerjaan. Ini sedang pengerjaan lantai terakhir. Pagi tadi dilakukan pengecoran di lantai atas,” kata kiai Salam, Senin (29/9/2025). 

Saat bangunan tiga lantai itu ambruk, disebutnya ada sejumlah santri sedang jemaah salat Ashar.

Tapi dia juga tidak bisa memastikan berapa jumlah santri yang sedang berjamaah itu. 

Yang jelas tidak semua santri. Karena sebagian sebagian lainnya sedang beristirahat di luar dan sebagian lagi ada yang masih mengikuti kegiatan sekolah di lantai bawah. 

“Saya kurang tahu pastinya kalau jumlahnya berapa. Tapi seluruh santri yang berada di musala adalah santri putra,” lanjutnya. 

Akibat peristiwa itu, pihak pondok memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan pesantren hingga kondisi benar-benar aman.

“Kami anggap ini sebagai takdir dari Allah. Kami minta semua wali santri dan santri bersabar menunggu proses evakuasi. Semoga diberi ganti oleh Allah yang lebih baik, diberi pahala yang tak bisa diutarakan,” ujarnya.

Korban tewas bertambah menjadi tiga orang

Adapun satu korban meninggal yang dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo, dan dua korban meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Notopuro Sidoarjo.

“Ada 40 pasien yang ditangani di RSUD Notopuro Sidoarjo."

"Sebagian sudah pulang atau rawat jalan, dan ada 10 yang opname,” kata Dirut RSUD Notopuro Sidoarjo dokter Atok Irawan, Selasa (30/9/2025), dikutip Tribunjatim.com

Dari 10 korban itu, satu korban meninggal dunia.

 Ditambah sebelumnya juga ada satu yang meninggal, berarti total ada dua korban meninggal dunia di RSUD Sidoarjo

Selain itu, diungkapkan pula ada beberapa korban yang harus menjalani operasi.

Diantaranya adalah korban yang terpaksa harus diamputasi tangan kirinya akibat peristiwa runtuhnya gedung di kompleks pesantren Al Khoziny tersebut. 

Di sisi lain, upaya evakuasi masih terus berjalan di area pesantren.

Utamanya di bangunan tiga lantai yang runtuh.

Basarnas bersama sejumlah tim gabungan terus beraktivitas di sana. 

Wali santri juga terus berdatangan ke area pesantren.

Memastikan kondisi anaknya yang sedang mondok di pesantren yang berada di Desa/Kecamayan Buduran, Sidoarjo tersebut.  

Area pesantren sekarang steril.

Dipasang pembatas di pertigaan masuk ke dalam gang.

Termasuk media sudah terbatas untuk bisa mendekat ke lokasi kejadian.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved