Berita Viral

Nasib Siswa SMKN 1 Cikarang Dirundung Kakak Kelas hingga Rahang Patah, Konsumsi Susu dengan Selang

Diduga menjadi korban bullying atau perundungan oleh belasan kakak kelasnya di sekolah, seorang pelajar kelas 10 SMK Negeri 1 Cikarang Barat inisia

Tribunbekasi.com/Muhammad Azzam
KORBAN BULLYING - Seorang pelajar kelas 10 SMK Negeri 1 Cikarang Barat AAI (16) diduga menjadi korban bullying atau perundungan. Korban diduga dikeroyok oleh kakak kelasnya. Akibat kerjadian itu, rahang kiri korban patah dan harus mendapatkan operasi bedah mulut di rumah sakit dengan memasang alat pen. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Diduga menjadi korban bullying atau perundungan oleh belasan kakak kelasnya di sekolah, seorang pelajar kelas 10 SMK Negeri 1 Cikarang Barat inisial AAI (16). 

Rahang kiri korban patah dan harus melakukan operasi bedah mulut di rumah sakit dengan memasang alat pen, akibat kejadian itu

Korban juga mengalami trauma fisik dan psikologis selain mengalami kekerasan fisik.

Bukan hanya itu, keluarga korban juga harus menanggung beban finansial.

Mulai dari biaya pengobatan sampai perawatan pascaoperasi dan kebutuhan susu khusus untuk pengganti asupan makanan yang harus dikonsumsi korban setiap hari.

“Korban hanya dapat mengkonsumsi susu melalui selang dari hidung korban. Satu dus susu harganya seratus ribu, sehari bisa habis dua dus. Itu kami tanggung sendiri,” tutur orang tua korban, Indra Prahasta (41), seperti dikutip Tribunbekasi.com.

Indra juga sudah lapor ke pihak kepolisian mengenai peristiwa ini, Kamis (4/9/2025).

Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/ /842/IX/2025/SPKT/RESKRIM/CIKBAR/RESTRO BEKASI/PMJ.

Beberapa barang bukti juga sudah dilampirkan baik hasil visum maupun hasil rontgen yang menunjukan patahnya rahang kiri korban.

Kronologi Kejadian

Indra mengatakan, peristiwa yang menimpa anaknya terjadi ketika jam istirahat pada Selasa, 2 September 2025 pukul 11.00 WIB.

Ketika itu, anaknya tiba-tiba dipanggil kakak kelasnya dan diajak ke lapangan yang tak jauh dari sekolah.

Di lapangan, korban dipaksa jongkok dengan wajah menatap ke atas, lalu sejumlah kakak kelasnya memukuli wajah korban. 

"Mereka berjejer, ada sekitar 13 orang satu per satu yang mukulin anak saya, satu orang bisa mukul sampai delapan kali," kata Indra Prahasta, Jumat.

Indra menyebut, kekerasan fisik yang dialami anaknya diduga karena korban bermain dan foto bersama siswi jurusan lain. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved