Kecelakaan Bus di Gunung Bromo

Sosok Hendra, Cleaning Service RSBS Jember yang Tewas Bersama Istri dan Anak Dalam Kecelakaan Bus

Hendra tewas bersama istri, Wardatus Soleha (35) dan anaknya Aiza Fahrani Agustin (7), ikut berwisata di Gunung Bromo, Ia petugas cleaning service

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Retro Foto Keluarga
KORBAN TEWAS KECELAKAAN- Hendra Pratama (37), satu dari delapan korban tewas dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember di jalur wisata Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).   

TRIBUNSUMSEL.COM - Hendra Pratama (37), satu dari delapan korban tewas dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember di jalur wisata Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).  

Pilunya, Hendra tewas bersama istri, Wardatus Soleha (35) dan anaknya Aiza Fahrani Agustin (7), yang ikut berwisata di Gunung Bromo.

Diketahui, Hendra sehari-hari bekerja sebagai petugas cleaning service di RSBS Jember.

Baca juga: Bak Firasat, Hendra Sempat Beri Pesan Ini ke Adik Sebelum Tewas Kecelakaan Bus di Bromo Probolinggo

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Hendra merupakan warga Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember.

Anak perempuan yang turut bersamanya merupakan anak kedua yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.

Anak pertamanya laki-laki kelas 4 SD berada di rumah dan tidak diajak.

"Sangat berat menjemput jenazah Hendra, cleaning service RSBS yang meninggal sekeluarga bersama istri dan anaknya," ungkap Faida, Direktur RSBS Jember, saat memimpin langsung proses evakuasi dan pemulangan para korban.

Faida mengatakan, kebanyakan karyawan yang berwisata tersebut membawa pasangan atau anggota keluarga lainnya.

"Mereka ingin rekreasi bersama keluarga, namun musibah terjadi," katanya.

Direktur RS Bina Sehat Jember dr Faida menyatakan, selain korban meninggal dunia, pihaknya juga mengevakuasi 15 korban luka dalam kecelakaan, untuk dilakukan perawatan medis di RS Bina Sehat.

"Sementara yang cedera, sebanyak 15 orang diturunkan di UGD, dan sudah disiapkan kamar operasi bagi beberapa yang perlu," ucap Faida, Minggu (14/9/2025) malam.

Baca juga: VIDEO Pasrahnya Albahri, Sopir Bus saat Rem Blong Sebelum Kecelakaan Rombongan RS Jember, 8 Tewas

Faida menjelaskan, total ada 52 penumpang bus yang terlibat kecelakaan, 8 orang meninggal dunia dan 17 orang mengalami luka berat.

"Yang dibawa ke Rumah Sakit Bina Sehat 15 orang, dan yang dua terpaksa ditinggal di Rumah Sakit Tongas 1 orang dan di RS M.Saleh 1 orang," paparnya.

Korban meninggal dan luka Laka Maut tiba di RS Bina Sehat, Jember, Pukul 21.34 Wib, Minggu (14/9/2025).

Wasiat Hendra soal Pemakaman

Sebelum berangkat wisata ke Bromo bersama rekan-rekannya, Hendra sempat menyampaikan pesan terakhir kepada adik perempuannya, Ririn. 

Hendra berpesan jika suatu hari dia meninggal, ingin dimakamkan di Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.

"Sebelum berangkat kemarin, Hendra sempat bilang ke adiknya, 'lek aku mati, kuburno nang Panti yo, aku kan pengurus masjid'. Ternyata benar kejadian," ujar Abdul Wahab, ayah Hendra, dengan mata berkaca-kaca, Minggu (14/9/2025) melansir dari Tribunjatim.com.

Sesuai permintaan keluarga, ketiganya akan dimakamkan bersama di pemakaman keluarga di Desa Serut, Kecamatan Panti, Jember.

"Nanti dimakamkan di sana, itu juga permintaan keluarga istri Hendra. Kebetulan pesannya juga begitu," tambah Wahab.

Selama ini Hendra dikenal sebagai sosok pekerja keras dan ramah. Dia bertugas di bagian cleaning service RS Bina Sehat Jember, tepatnya di area High Care Unit (HCU).

"Pegawai dari lantai satu sampai lantai tiga kenal semua dengan anak saya," ujar Wahab mengenang putranya itu.

"Ini sudah jalannya anak saya," tambahnya.

Baca juga: Kung, saya lagi ada di Bromo, Panggilan Terakhir Anak, Menantu dan Cucu Sebelum Tewas Kecelakaan

Abdul Wahab, ayah Hendra tak kuasa menahan tangis mengenang percakapan terakhir anak, menantu dan cucu kesayangannya.

"Saya teringat cucu saya. Wong tadi pagi masih video call," ujar Wahab kepada Tribun Jatim Network.

Pria lansia itu mengaku tadi pagi sekitar Pukul 05.15 Wib merupakan perbincangan terakhir dengan anak cucunya.

"Cucu saya bilang 'Kung, saya lagi ada di Bromo'. Ya cerita-cerita. Dan dari video call itu, saya baru tahu kalau anak, menantu dan cucu saya ke Bromo," ujar Wahab.

Namun sampai siang, sang anak tidak memberi kabar lebih lanjut. Hal itu yang membuatnya khawatir.

Hingga akhirnya sekitar Pukul 13.30 Wib, salah satu anaknya memintanya menghubungi nomor telepon sang kakak.

"Sudah tidak bisa dihubungi semuanya," imbuhnya.

Hingga akhirnya, Wahab dan keluarganya mendapatkan kepastian tentang kabar sang anak, menantu, dan cucu

Wahab sendiri tidak menyangka terjadinya kecelakaan yang merenggut nyawa anak sulung, menantu, dan cucunya.

Namun dia akhirnya kembali teringat pada mimpinya di hari Kamis (11/9/2025) malam.

Dia bermimpi menemukan kancing hitam. Dan ketika bangun tidur, dia kehilangan kancing bajunya yang berwarna putih.

"Padahal sebelum tidur, kancing ada. Mungkin itu pertanda. Meski awalnya ya nggak mikir apapun tentang mimpi itu," ujarnya.

Dirut RSBS Tak Tahu Karyawannya Liburan

Selain itu, Direktur Utama sekaligus pemilik Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember dr Faida mengaku tidak mengetahui pegawainya berlibur ke Gunung Bromo, Jawa Timur.

dr Faida mengatakan liburan karyawannya bukan agenda perusahaan, melainkan murni inisiatif sejumlah karyawannya secara mandiri dan mengajak keluarga.

"Jadi memang dari rumah sakit juga tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini," ungkapnya kepada wartawan, Minggu (14/9/2025) malam. Dikutip Kompas.com

Ia mengaku baru tahu ketika mendengar kabar duka kecelakaan maut tersebut.

Sesaat setelah mendapatkan kabar, ia kemudian bergegas ke Probolinggo, lokasi kecelakaa, tanpa mengantongi data identitas maupun jumlah karyawannya yang menjadi korban. 

"Jadi saya tidak tahu siapa saja yang ada di sana, kami cari dan identifikasi identitasnya di Probolinggo (faskes)," terang Faida.

Mantan Bupati Jember itu menuturkan, para pegawainya rekreasi ketika hari libur dan itu merupakan hak mereka. 

Sebagian dari para korban adalah perawat RSBS yang sebelumnya D3 lalu lanjut kuliah dan baru wisuda menempuh S1. 

Atas pencapaian itu, mereka ingin berlibur sebagai bentuk syukuran dengan mengajak sesama karyawan RSBS juga keluarga. 

"Sedih sekali ada yang suami, istri, anak meninggal," ungkap Faida.

Sebelumnya, kecelakaan maut bus Hino milik PO Ind's 88 Nopol P7221UG di lereng Gunung Bromo itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) sekira pukul 11.45 WIB. 

Bus dalam kondisi ringsek parah di bagian kanan setelah menabrak pemotor lantas menghantam pagar pembatas besi di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

Adapun penyebab kecelakaan tersebut karena rem blong saat berada di jalan turunan dan menikung. 

Detik-detik Kecelakaan

Detik-detik kecelakaan maut bus pariwisata PO INDS'88 Trans bernopol P 7221 UG di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025), diungkap warga.

Sesuai data awal yang dihimpun, ada delapan penumpang bus tersebut yang tewas, sedangkan belasan lainnya mengalami luka-luka, baik ringan maupun sedang.

Sebelum mengetahui adanya kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata dan membuat 6 penumpang tewas di lokasi kejadian, warga terlebih dahulu 2 kali mendengar adanya suara seperti ledakan.

Suryadi, warga Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menjelaskan, sebelum menyadari adanya kecelakaan, dirinya sempat mendengar seperti suara ledakan.

Setelah dicek barulah diketahui jika itu kecelakaan. 

"Suara pertama itu seperti ledakan biasa dan suara kedua seperti ledakan benturan ke tembok."

"Sempat saya tanyakan kepada penumpang yang selamat, katanya dari Jember," kata Suryadi seperti dilansir dari TribunJatim.com, Minggu (14/9/2025).

Akibat kecelakaan tersebut, menurut Suryadi, beberapa korban sudah meninggal di lokasi, sedangkan puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka.

Informasi yang diperoleh, kecelakaan bermula saat bus pariwisata melaju dari arah Bromo sekira pukul 12.14. 

Setiba di lokasi, bus melaju tidak terkendali dan menabrak pembatas jalan setelah sopir bus tidak bisa mengendalikan laju kendaraan.

Laju kendaraan terhenti setelah menabrak motor seorang kurir sehingga dari benturan keras itulah membuat beberapa penumpang terlempar keluar dari bus.

Sementara itu, berdasarkan video unggahan siaran langsung akun TikTok @susmithazen5487 di lokasi, tampak kondisi bodi bus berwarna merah tersebut teronggok di salah satu bahu jalan, dalam keadaan miring. 

Diduga bodi bus tersebut terperosok parit salah satu bahu jalan.

Jika dilihat dari lokasi angle video amatir siaran langsung tersebut direkam, bodi bus yang teronggok di seberang jalan. 

Lalu tampak di pinggir jalan, satu korban tergeletak tak bergerak dengan kondisi sekujur tubuhnya telah ditutupi kain jarik bermotif gambar batik dominan warna cokelat.

Selain itu, di dekat tubuh salah satu korban itu, juga ada seseorang wanita berbusana biru dongker dan berkerudung abu-abu tampak duduk dengan posisi kaki direbahkan ke depan. 

Namun posisinya membelakangi kamera si perekam video amatir tersebut sehingga tidak dapat diketahui bagaimana kondisi wajah dari wanita itu. 

Dan di area jalan tersebut, tampak dipenuhi puluhan warga yang berdiri seperti hendak melihat kecelakaan tersebut, ada juga yang membantu proses evakuasi korban yang selamat atau tidak. 

Bahkan terpantau sebuah mobil ambulans jenis SUV berwarna putih berhenti di tengah ruas jalan dengan kontur menikung tersebut.

Pada bagian pintu belakang tampak beberapa orang warga berjibaku mengevakuasi korban untuk dimasukkan ke dalam kabin perawatan ambulans. 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved