Mutilasi di Mojokerto
Isak Tangis Ibu Tiara Sambut Jenazah Putrinya yang Dimutilasi, Ayah Minta Pelaku Dihukum Setimpal
Isak tangis ibu Tiara Angelina Saraswati (25), korban pembunuhan disertai mutilasi di Desa Made, Kecamatan/Kabupaten Lamongan,
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
"Pernah jualan es tebu, kemudian ganti jualan sempol," kata Ketua RT 003 Desa Made, Sukirno, Minggu (7/9/2025). Dikutip Tribunjatim.com
Setiawan Darmadi setiap hari berjulan sempol bersama istri di depan Masjid Agung.
Jualan sempol menurut pengakuan Darmadi, kata Sukirno, dirasakan lebih untung dari pada jualan es tebu.
" Sebelumnya jualan es tebu, tapi itu sudah lama. Dan ganti jualan sempol," katanya.
Dari jualan selama ini, dipakai untuk membiayai kedua anaknya. Yang pertama lulus kuliah di Universitas Trunojoyo dan adiknya yang kini masih duduk di bangku SMA.
Sejak adanya informasi kejadian yang yang menimpa kakaknya, Rani diketahui seorang diri di rumah. Kedua orang tuanya berangkat ke Mojokerto.
Rani sekitar pukul 16.00 WIB sore tadi dijemput dan diajak ke rumah pamannya, Teguh.
"Saya ajak ke rumah. Saya ini pamannya," kata Teguh saat berpapasan dengan Tribun Jatim Network di depan rumah korban.
Rani banyak diam saat ditanya Tribun Jatim Network, dan menjawab ketika ditanya sekolahnya. "SMA Negeri 3, kelas 2," kata Rani.
Sembari mengunci pintu rumahnya, Rani bergegas menuju motor pamannya dan dibonceng menuju rumah sang paman Teguh.
Suasana lingkungan rumah orang tua korban tak terlihat ramai oleh warga sekitar. Yang terlihat hanya ada Ketua RT, Ketua RW dan Kepala Desa Made serta dua warga lainnya.
Kronologi Pembunuhan
Berdasarkan keterangan polisi, keduanya menjalin asmara kurang lebih selama empat tahun.
Hingga suatu malam mencekam terjadi di dalam kamar kos tersebut, Minggu (31/8/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Pelaku baru pulang ke kos setelah beraktivitas di luar pada larut malam.
Namun, korban tidak membukakan pintu dan mengunci pelaku di luar kos.
"Hendak masuk ke rumah (kos) dikunci oleh korban. Kemudian menunggu sampai dengan satu jam. Satu jam berikutnya dibukakan,” ujarnya.
Dini hari itu, keduanya sedang berkonflik. Korban membukakan pintu dalam keadaan marah dan menyebut kata-kata yang dinilai menyakiti pelaku.
"Pada saat dibukakan dengan peristiwa yang sama layaknya seorang wanita dalam kondisi yang marah dengan kosakata yang tidak pada umumnya. Dan hal itu sebenarnya sudah berulang sejak sebelum-sebelumnya,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025).
Selain itu, berdasarkan keterangan kepolisian, pelaku mengaku tertekan karena tidak bisa memenuhi gaya hidup korban yang tinggi.
“Hal tersebutlah yang menjadi sebuah akumulasi akhirnya memicu cekcok di malam hari tersebut,” sambungnya.
Lebih lanjut, saat dibukakan pintu, korban tak banyak bicara lagi dan langsung menuju ke lantai dua kos. Sementara pelaku menuju dapur mengambil pisau.
“Korban naik ke atas ke lantai dua dan pelaku menuju ke dapur mengambil sebuah pisau yang ditusukkan di bagian leher yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban,” bebernya.
Pelaku lantas memisahkan tubuh korban bagian daging dan tulang menggunakan berbagai macam senjata tajam. Jumlahnya, sekitar ratusan.
Kepala, organ dalam, tulang, jaringan tubuh, satu potongan kaki kiri, dan satu potongan pergelangan tangan kanan korban, dan sebagainya. Bagian tubuh korban tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tas merah. Sebagian potongan lainnya masih disimpan di dalam kos.
"Bagian dari upaya yang bersangkutan memutilasi, membuang, memusnahkan, bahkan sementara masih menyimpan bagian tubuh tertentu untuk menghilangkan jejak,” ungkapnya.
Lalu pelaku menuju Pacet untuk membuangnya secara menyebar. Pelaku melakukannya layaknya membuang kotoran.
Kemudian, sepekan setelahnya, tubuh-tubuh korban yang berceceran di semak-semak ditemukan warga berinisial S pada Sabtu (6/8/2025).
“S menemukan salah satu potongan tubuh berupa telapak kaki sebelah kiri kemudian dilaporkan ke Polsek Pacet kemudian Polsek melapor ke Polres,” ungkapnya.
Setelahnya, polisi melakukan investigasi dan olah TKP bersama anjing pelacak Polda Jatim. Ditemukan sebanyak 76 potongan secara berceceran dengan jarak yang variatif, 50-100 meter.
Salah satu potongan tubuh tersebut kemudian dianalisis forensik. Akhirnya ditemukan milik perempuan berinisial TAS.
Tak membutuhkan waktu lama. Pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 03.00 WIB, polisi menangkap pelaku di kamar kosnya.
Hingga akhirnya di dalam kamar kos tersebut ditemukan sejumlah barang bukti untuk alat eksekusi dan potongan tubuh lainnya, termasuk bagian kepala.
Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 dan atau 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Jadi Ratusan Potong
Seperti diketahui, Alvi membunuh dan memutilasi TAS di kos mereka di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (2/9/2025) dini hari pukul 2.00 WIB.
Kini sejumlah 76 potongan tubuh ditemukan warga berinisial S di kawasan hutan Pacet, Mojokerto, Jatim pada Sabtu (6/9/2025).
Seorang warga berinisial S menemukan potongan tubuh korban bagian telapak kaki kiri pada Sabtu (6/9/2025) kemudian melapor ke Polsek Pacet.
Kasusnya dilimpahkan ke Polres Mojokerto. Setelah ditelusuri menggunakan anjing pelacak, ditemukan potongan tubuh korban sebanyak 76 bagian.
"Dengan bantuan anjing pelacak di TKP, sejumlah 76 potongan tubuh korban,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, Senin (8/9/2025). Dikutip Kompas.com
Setelah dilakukan penyelidikan kepolisian, pelaku masih menyimpan potongan tubuh korban yang lain di dalam kosnya. Sehingga, jumlahnya dipastikan ratusan
“Kalau saudara tadi menanyakan berapa potongan tubuh, saya sampaikan. Tulangnya dipotong-potong sampai ratusan,” imbuhnya.
Pelaku memotong tubuh korban di bagian telapak tangan, kaki, kepala, organ dalam, sampai ke tulang-tulang. Saat ditemukan, kondisinya sudah dalam keadaan membusuk.
“Pastinya sudah membusuk dan sudah dibuang dan berhasil kita temukan beberapa bagian organ dalam,” terangnya.
Pelaku bahkan masih menyimpan kepala korban di belakang lemari kos karena hendak dibuang ke titik lainnya. Namun, dia lebih dulu diamankan.
“Ada yang masih tersimpan di rumah kos dan ada yang dibuang pada saat dini hari sebelum subuh dia lakukan,” ujarnya.
Diketahui, puluhan potongan tubuh korban milik perempuan TAS (25) asal Pacitan, Jatim ditemukan warga di semak-semak kawasan Pacet, Mojokerto pada Sabtu (7/9/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.
Tubuhnya dibagi menjadi puluhan potongan jaringan tubuh, satu potongan kaki kiri, dan satu potongan pergelangan tangan kanan korban.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Sebagian Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kedatangan Jenazah Korban Mutilasi Tiara Disambut Isak Tangis di Desa Made Lamongan
Ada yang Terjatuh di Bangunan Kosong, Ini 4 Lokasi Alvi Maulana Simpan Potongan Tubuh & Tulang Tiara |
![]() |
---|
Alasan Alvi Maulana Buang Potongan Tubuh Tiara di Pacet Mojokerto, 10 Kali ke TKP dengan Korban |
![]() |
---|
Gelagat Alvi Maulana Sembunyikan Tulang Tiara usai Mutilasi di Atas Bangunan Kosong Samping Kos |
![]() |
---|
Firasat Buruk Ibu Tiara Sebelum Tahu Putrinya Tewas Dimutilasi Alvi, Sempat Coba Menghubungi |
![]() |
---|
Demi Kuliahkan Anak, Orang Tua Tiara Rela Jualan Sempol, Kini Sang Putri Tewas Dibunuh Kekasih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.