Sekeluarga Tewas di Indramayu
Sakit Hati, Sadisnya Cara Pelaku Bunuh Sahroni Sekeluarga, Pakai Pipa Besi & Bayi Ditenggelamkan
Terungkap cara sadis dua pelaku bunuh satu keluarga di Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ditangkap.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap cara sadis dua pelaku bunuh satu keluarga di Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ditangkap.
Seperti diketahui, Sahroni sekeluarga ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumah di Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kini kedua pelaku akhirnya berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, pada Senin (8/9/2025) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.
Pembunuhan berencana ini bermula dari sakit hati R kepada korban Budi Awalludin.
Setelah uang sewa mobilnya tidak dikembalikan, R mengajak P untuk melancarkan aksinya pada Kamis (27/8/2025).
Kedua tersangka mendatangi rumah korban dengan membawa pipa besi.
"Sekitar pukul 23.00 WIB, tersangka R memukul kepala Budi hingga tewas lalu menghabisi korban lain, sedangkan tersangka P menenggelamkan bayi (8 bulan) inisial B," jelas Kombes Ade Sapari. Dikutip Tribunjabar.id
Setelah melakukan pembunuhan, kedua pelaku membawa kabur uang Rp750 ribu, dua unit mobil, dan perhiasan bayi.
Baca juga: Beredar Diduga Tampang 2 Pelaku Pembunuhan Sahroni Sekeluarga Saat Ditangkap, Ditembak Polisi
Pipa besi yang digunakan sebagai alat pembunuhan kemudian dibuang ke Sungai Cimanuk.
Kasatreskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar, menambahkan bahwa kelima korban dikubur dalam satu lubang berukuran 1,5 x 4 meter dengan kedalaman 2 meter.
Motif
Direktorat Reserse Kriminal Umum, Kombes Ade Sapari, menjelaskan bahwa motif di balik aksi keji ini adalah dendam.
Pelaku utama berinisial R, merasa sakit hati kepada salah satu korban, Budi Awalludin, karena persoalan uang sewa mobil senilai Rp 750 ribu.
Budi merupakan anak kandung dari Haji Sahroni yang juga turut dibunuh.
Setelah sama-sama ke luar dari bank tempatnya bekerja, R dan Budi diketahui sempat menjalin usaha bersama.
Belum diketahui pasti jenis usaha dan bagaimana konflik diantara mereka timbul.
"Sebelumnya, R ini merental mobil ke Budi dengan memberikan uang sewa Rp 750 ribu. Namun, saat akan mengambil mobil yang disewa, kendaraan itu ternyata mogok." kata Kombes Ade Sapari, saat pers rilis, dilansir dari Tribunjabar.com, Selasa (9/9/2025).
"Dan, R meminta uangnya kembali, tapi korban Budi menolak dengan alasan uangnya telah dipakai untuk belanja sembako. Merasa kesal, R kemudian merencanakan pembunuhan itu," ujarnya.
Kombes Ade pun menerangkan, pada Kamis (27/8/2025) tersangka R mengajak tersangka P dengan mengimingi uang untuk melaksanakan rencana itu.
Pada malam tersebut, keduanya mendatangi rumah korban sambil membawa pipa besi.
"Sekitar pukul 23.00 WIB, tersangka R memukul kepala Budi hingga tewas lalu menghabisi korban lain, sedangkan tersangka P menenggelamkan bayi (8 bulan) inisial B."
"Setelah kejadian, keduanya membawa kabur uang Rp 750 ribu, dua unit kendaraan roda empat milik korban, dan perhiasan yang digunakan bayi B."
"Lalu, pipa besi yang digunakan untuk membunuh, dibuang ke Sungai Cimanuk," katanya.
Kasatreskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar menambahkan para korban ini dikubur dalam satu lubang dengan ukuran panjang 1,5 m dan lebar 4 m serta kedalaman 2 meter.
Korban Budi Sempat Gadai Mobil
Sebelum ditemukan tewas terkubur di area rumah, Budi pernah berkeluh kesah soal uang kepada tetangganya bernama Evan.
Leilasari, istri Evan, mengakui hubungan suaminya dengan Budi cukup dekat.
Menurut Leila, Budi sempat meminta Evan menggadaikan mobil pikupnya.
Budi meminta Evan karena membutuhkan uang mendesak.
Menurut Leila, mobil milik Evan itu sudah laku, namun saat akan dikabarkan ke Budi, ternyata nomor ponselnya tidak aktif.
"Udah laku, pas mau dikabari udah ada yang mau ini, gimana om. Sempat gak aktif berapa jam, terus aktif lagi," ungkapnya dikutip dari tayangan Metro TV pada Senin (8/9/2025).
Saat bisa dihubungi itulah, Budi meminta agar uang hasil menggadaikan mobil itu ditransfer ke Budi sesuai nomor rekening yang sudah diberikan.
Saat itu, Evan izin mau menelpon Budi dahulu untuk meminta kejelasan, namun dilarang.
"Kata suami , saya mau nelpon dulu, mau tanya kejelasan dulu om. (Kata Budi) Udah gak usah, saya butuh uang untuk modal di kuningan. Jangan nelpon, ada bapak saya," ungkap Leila.
Leila meyakini sang suami tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut karena hanya diminta tolong menggadaikan mobil saja.
Mantan Rekan Kerja Korban
Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar, mengatakan, di balik pembunuhan sadis itu, rupanya pelaku dan korban memiliki hubungan baik sebagai mantan rekan kerja.
"Hubungan pelaku ini kebetulan pernah bekerja bersama dengan salah satu korban, di salah satu bank," ujar dia di Mapolres Indramayu, Senin (8/9/2025). Dikutip Kompas.com
Arwin menyampaikan bahwa kasus ini masih dalam pendalaman pihak kepolisian, termasuk untuk mengetahui apakah ada pelaku lain yang terlibat.
Hanya saja, sejauh ini, baru R dan P yang terbukti kuat melakukan pembunuhan.
Dari keterangan sementara, keduanya mengeksekusi secara langsung kelima korban di malam hari kejadian.
Setelah korban tidak bernyawa, mayatnya dikubur dalam satu liang yang sama di bagian belakang rumah dua lantai tempat tinggal korban.
Adapun identitas para korban adalah H Sahroni (75), Budi (45), anak Sahroni, Euis (40), istri Budi, dan kedua anak Budi dan Euis yang diperkirakan berusia 6 tahun serta bayi 8 bulan.
Pelaku sempat kabur ke arah Jawa Tengah namun kembali lagi ke Indramayu.
"Pelaku kemudian sempat kabur ke arah Jawa Tengah, tetapi kembali lagi ke Indramayu karena mereka berdua tidak tahu harus berbuat apa dalam pelarian itu,” ujar dia.
Arwin mengatakan bahwa keberadaan pelaku kemudian terlacak di wilayah Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu.
Polisi pun langsung melakukan penggerebekan dan meringkus keduanya.
"Tersangka diamankan dini hari tadi jam 3 pagi," ujar dia. Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap motif dari pembunuhan sadis tersebut.
Kronologi Penemuan Jasad Satu Keluarga
Haji Sahroni dan 4 anak cucunya ditemukan tewas terkubur di bawah pohon nangka di belakang rumah mereka di Jalan Siliwangi Nomor 52 Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Senin 1 September 2025 lalu.
Sebelumnya, penemuan jenazah satu keluarga tersebut diungkap oleh pihak keluarga korban dan tetangga sekitar.
Awalnya sahabat korban curiga dengan Euis yang tak kelihatan keluar rumah sejak Jumat (29/8/2025).
Kabarnya, tetangga juga heran kenapa Euis tidak membalas chat-nya selama berhari-hari.
Sahabat korban pun sempat mendatangi rumah Haji Sahroni pada Sabtu (30/8/2025) namun tak berhasil menemui Euis.
Hingga pada Senin, sahabat Euis pun mendatangi rumah Ema, saudara haji Sahroni seraya mengadukan kecurigaannya pada keluarga Sahroni.
Ema yang merupakan keluarga kandung Haji Sahroni pun akhirnya mendatangi TKP.
Alangkah terkejutnya Ema dan keluarganya saat menemukan jasad Sahroni terkubur di dalam gundukan tanah dekat pohon nangka.
Setelah penemuan itu, Ema pun melapor ke pihak kepolisian.
Percakapan Terakhir
Selain itu, berdasarkan keterangan tetangga, katanya salah satu keluarga Sahroni sempat cerita soal bakal kedatangan tamu.
"Dari habis Jumatan itu masih ada. Sore Sabtu ini enggak ada. Katanya sih ada tamu dari Tangerang, nginep, enggak tahu nginep di sini atau enggak," ungkap Ema, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tribun Cirebon, Rabu (3/9/2025).
Selain ke tetangga, salah satu keluarga Sahroni juga sempat curhat ke penjual ayam bakar soal kedatangan tamu.
Karenanya keluarga Sahroni membeli banyak ayam bakar.
"Dia (keluarga Sahroni) itu beli ayam bakar di depan, lima (ayam), ditanyain sama itu (pedagang ayam bakar) 'buat apa banyak-banyak (beli)?'. (kata keluarga Sahroni) 'ada teman, ada saudara datang'," pungkas Ema.
Setelah itu, keluarga Sahroni tak lagi kelihatan ada di luar rumah sejak Sabtu.
Ema pun dibuat panik saat dihubungi ibunda Euis yang tiba-tiba menangis.
Ibunda Euis mengadu ke Ema kalau ia bakal segera ke Indramayu.
Hal itu karena sang ibu cemas kenapa Euis tidak bisa dihubungi sejak Sabtu.
"Sesudah itu tuh, ibunya Euis, korban, ngebel (telepon) nangis-nangis katanya mau ke Indramayu. Si Euis dibel (ditelepon) enggak diangkat-angkat," imbuh Ema.
Hingga kini Ema mengaku tidak tahu siapa sosok tamu dari Tangerang yang konon bakal datang ke rumah keluarga Sahroni.
"Tapi yang iya (enggak tahu) yang dari Tangerang udah sampai enggak? dari jam 11, jam 3 sore, tapi sampai sekarang belum juga datang," ujar Ema.
Sementara, keluarga Haji Sahroni berharap pada aparat kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut.
“Saya keponakan korban. Semoga kasus ini bisa terungkap dan pelaku bisa diamankan serta dihukum seberat-beratnya. Kami serahkan sepenuhnya penanganan perkara ini kepada kepolisian dan percaya penyidik mampu mengungkap kasus tersebut,” ujar Niko Hadimulya, keponakan almarhum Haji Sahroni, kepada pers di sela-sela prosesi pemakaman, Rabu (3/9/2025) lalu.
Keluarga menduga kuat bahwa peristiwa ini merupakan pembunuhan, mengingat kelima korban ditemukan terkubur dalam satu liang. Ia menjelaskan bahwa tidak pernah ada persoalan pribadi ataupun konflik yang dialami Sahroni.
“Tidak pernah terdengar ada masalah. Korban hanya pernah cerita soal ajakan berbisnis, karena memang punya usaha sarang walet di rumahnya,” ucapnya.
Sahroni diketahui mengelola usaha sarang burung walet setelah pensiun, sementara Budi sebelumnya bekerja di bank sebelum membuka toko grosir bersama sang istri.
11 Saksi Diperiksa
Sebelumnya penyidik Polres Indramayu masih mendalami kasus tragis ini.
Polisi juga telah menaikkan status penanganan perkara ke tahap penyidikan karena diyakini ada unsur pidana dalam peristiwa yang merenggut nyawa satu keluarga tersebut.
“Sampai saat ini update dari pengembangan kasus perihal meninggalnya lima orang dalam satu keluarga di Paoman, tim penyidik meningkatkan statusnya ke penyidikan." kata Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno.
"Karena dari tim rekan-rekan penyidik, meyakini menemukan ada peristiwa pidana pada kasus tersebut,” ucapnya.
Sejauh ini, sebanyak 11 saksi sudah diperiksa, mulai dari warga sekitar hingga pihak keluarga korban.
“Saksi awal sebenarnya lima orang, kemudian berkembang kurang lebih 11 orang sampai saat ini."
"Kemungkinan akan bertambah sesuai kebutuhan penyelidikan,” jelas dia.
Polisi juga mengamankan sebuah mobil yang diduga milik korban di wilayah Babadan, Indramayu.
Namun, detail mengenai temuan itu masih ditutup rapat.
“Soal mobil milik korban yang ditemukan di daerah Babadan, mohon maaf karena untuk kepentingan penyidikan belum bisa kami publikasikan."
"Tapi apakah memang itu mobil keluarga korban yang sudah diamankan, ya nanti akan kami rilis selanjutnya,” katanya.
Meski begitu, polisi masih berhati-hati menyebut tindak pidana yang terjadi.
“Dugaan pidananya apakah menjurus ke pembunuhan, masih kita dalami."
"Yang jelas, di dalam kasus tersebut sudah kita temukan peristiwa pidananya,” ujarnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
| Rekonstruksi Pembunuhan Satu Keluarga Sahroni di Indramayu, Pelaku Sempat Buatkan Susu untuk Korban |
|
|---|
| Pilu Satu Keluarga Haji Sahroni Dibunuh Secara Sadis Dua Pelaku, Eni : Kami Mau Hukuman Setimpal |
|
|---|
| Sosok Evan, Jadi Korban Dikambinghitamkan Pembunuh Haji Sahroni Sekeluarga, Awal Disuruh Gadai Pikap |
|
|---|
| Tampang Lesu 2 Pembunuh Sahroni Sekeluarga usai Ditangkap, Duduk di Kursi Roda, Mantan Residivis |
|
|---|
| Sosok R Otak Pembunuhan Sahroni Sekeluarga, Residivis yang Ditangkap Saat Kabur Berlayar jadi ABK |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Jajaran-Polres-Indramayu-bersama-Direktorat-Reserse-Kriminal-Umum.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.