Demo di Jawa Barat
Kondisi Dedi Mulyadi setelah Dilempar Botol dan Dipukul Kayu saat Demo, Alami Luka di Kepala
Dedi Mulyadi langsung mendapat penanganan medis setelah menjadi sasaran kerusuhan massa aksi solidaritas di depan Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung mendapat penanganan medis setelah menjadi sasaran kerusuhan massa aksi solidaritas di depan Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Jumat (29/8/2025).
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menjadi sasasran pelemparan botol kemasan, terkena gas air mata hingga kepala dipukul kayu saat menghadapi massa aksi di depan DPRD Jawa Barat.
Melalui unggahan Instagramnya, Sabtu (30/8/2025), Dedi Mulyadi, kembali memberi kabar terkait kondisinya.
Baca juga: Belaian Kasih Sayang, Sikap Dedi Mulyadi setelah Dilempar Botol dan Kepala Dipukul Kayu saat Demo
Dedi terlihat tengah menjalani perawatan medis.
Beberapa petugas kepolisian tampak membersihkan wajahnya dengan cairan khusus, diduga untuk meredakan efek gas air mata yang mengenai dirinya.
Tampak pula pelipis bagian kiri kepala Dedi Mulyadi dipasang plester untuk menutupi luka akibat terkena terkena pukulan kayu yang disasari oleh massa.
Meski begitu, Dedi menegaskan kondisinya baik-baik saja.
“Insya Allah, saya gak apa-apa,” tulisnya singkat di kolom caption.
Terkait insiden yang dialaminya, Dedi menuliskan bahwa dirinya tidak menganggap kejadian itu sebagai serangan.
Namun, ia menanggapi insiden tersebut dengan cara yang berbeda.
“Saya tidak melihatnya sebagai lemparan, tapi sebagai belaian kasih sayang. Kita yakin, Jawa Barat, Indonesia adalah tempat tinggal kita bersama,” ujar Dedi Mulyadi dalam video yang dibagikannya.
Unggahan tersebut langsung disambut doa dan dukungan dari warganet.
Banyak yang memuji ketenangan Dedi dan berharap beliau tetap sehat dalam menjalankan tugasnya.
Minta Massa Tak Anarkis
Menanggapi situasi ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta masyarakat menahan diri dalam menyampaikan aspirasi.
Ia menekankan bahwa kekecewaan tidak boleh dilampiaskan dengan cara anarkis merusak fasilitas umum atau membakar bangunan bersejarah.
“Saya memahami ada rasa kecewa, rasa benci, rasa jengkel pada diri sahabatku semua, sehingga seluruh kekecewaan itu dilampiaskan dalam unjuk rasa. Tetapi, saya berharap kekecewaan itu jangan diwujudkan dengan perusakan, penjarahan, atau pembakaran gedung-gedung bersejarah,” ujar Dedi Mulyadi dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Sabtu (30/8/2025).
Ia menegaskan, tindakan anarkis hanya akan menimbulkan masalah baru dan merugikan masyarakat sendiri.
"Pada akhirnya tindakan itu akan merugikan kita semua, membuat kesulitan baru, dan tidak menghargai sejarah bangsa ini yang kita jaga bersama," tambah Dedi Mulyadi.
Baca juga: Detik-detik Dedi Mulyadi Dilempari Botol Hingga Kepala Dipukul Kayu saat Temui Pendemo, Mata Memerah
Dedi juga menyampaikan permintaan maaf karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum sepenuhnya mampu memberikan yang terbaik bagi warganya.
“Saya memahami, kami belum bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Jawa Barat,” ucap mantan Bupati Purwakarta itu.
Dedi mengimbau masyarakat tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang hanya ingin membuat kerusuhan, apalagi melibatkan anak-anak di bawah umur dalam aksi.
Di tengah kericuhan, Dedi tetap memberikan pesan damai. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga lingkungan, kota, dan provinsi Jawa Barat agar tetap harmonis.
“Mari kita bersama-sama menjaga kota dan provinsi kita, menjaga kebersamaan yang ingin kita ciptakan bersama. Saya mohon maaf atas kekurangan dan kekeliruan kami. Mari kita jaga keharmonisan Jawa Barat,” tuturnya.
Kronologi Dedi Mulyadi Dilempar Botol dan Kayu
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terjun langsung menemui massa aksi solidaritas yang berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Jumat (29/8/2025).
Mereka melakukan aksi solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan, driver ojol yang meninggal dunia setelah dilindas mobil taktis Brimob, saat unjuk rasa di Jakarta, Kamis, (28/8/2025) malam.
Dedi Mulyadi tampak hadir dengan wajah dengan polesan berwarna putih, seperti pasta gigi yang biasa dioleskan pengunjuk rasa untuk menghindari dampak perih gas air mata.
Dedi datang menemui massa dengan dikawal sejumlah petugas gabungan TNI-Polri sekitar pukul 19.50 WIB.
Kehadiran Dedi juga diunggah di kanal Youtubenya 'Kang Dedi Mulyadi Channel' pada Sabtu (30/8/2025).
Namun, belum sampai ke depan DRPD Jabar, Dedi Mulyadi sudah ditolak massa yang berkumpul di depan Gedung DPRD.
Tak menunggu waktu lama, KDM pun langsung dikepung lautan manusia.
Banyak warga yang berteriak sambil meminta keadilan.
Suasana pun memanas di lokasi karena ada saling adu argumen antara pendemo.
Baca juga: 7 Anggota Brimob Polda Metro Jaya Pelindas Ojol saat Demo Terbukti Langgar Etik, Langsung Ditahan
Dedi Mulyadi pun jadi sasaran amuk massa saat mencoba berdialog, dan harus dievakuasi setelah gas air mata ditembakkan.
Matanya berair dan hidung memerah tak mampu membuat Dedi Mulyadi menghalau massa.
Bahkan, beberapa masa melemparkan botol plastik berisi minuman kemasan ke arah Dedi Mulyadi.
Tampak beberapa orang terdekat Dedi Mulyadi termasuk salah satu anggota TNI menjadi sasaran hingga kepalanya berdarah.
Tak berhenti disitu, massa juga sempat melemparkan kayu panjang hingga mengenai menimpuk kepala Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi langsung memegang kepalanya dan mengerutkan dahi.
Para petugas aparat mengevakuasi sang Gubernur dan dibawa ke rumah dinas Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar di Jalan Ariajipang.
"Tangkap, tangkap, saha ieu teh, tangkap," seruan teriakan massa.
"Revolusi, revolusi," teriakan massa.
Kerusuhan pertama pecah di Jalan Diponegoro saat massa membakar Pos Polisi di Gedung DPRD Jabar.
Pos polisi itu dibakar sampai rusak parah.
Setelah membakar pos polisi, massa berkumpul di depan Gedung DPRD Jabar dan di sekitar Gedung Sate dan Gasibu.
Poin Penting Kerusuhan Demo di Bandung
Pembakaran dan Vandalisme: Massa membakar pos polisi di Jalan Diponegoro dan videotron di Cikapayang. Dinding pos polisi dipenuhi coretan vandalisme.
Aksi Massa: Ratusan pendemo bertahan hingga malam hari, membakar ban, dan berusaha menerobos masuk Gedung Sate setelah gagal menjebol Gedung DPRD Jabar.
Bentrokan dengan Aparat: Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, yang dibalas dengan pelemparan berbagai benda, termasuk bambu.
Korban Luka: Sejumlah pendemo dilarikan ke Kampus Unisba dan rumah sakit karena mengalami sesak napas, mata terkena gas air mata, dan luka-luka. Hingga pukul 17.30 WIB, tercatat 81 korban dilarikan ke Unisba.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.