Seputar Islam

Hadits Kisah Turunnya Wahyu Pertama kepada Nabi Muhammad di Bulan Ramadhan

Sebuah riwayat hadits dalam kitab Shahih Muslim menerangkan bahwa turunnya wahyu pertama kali terjadi pada malam Senin sebelum terbitnya fajar.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
WAHYU PERTAMA -- Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad SAW, berikut hadits Kisah Turunnya Wahyu Pertama kepada Nabi Muhammad di Bulan Ramadhan 

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan (manusia) apa yang tidak diketahuinya.” (al-Alaq:1-5)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dalam keadaan bergetar hatinya. Kemudian beliau menemui Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu ‘anha, lalu mengatakan, “Selimutilah aku! Selimutilah aku!”

Khadijah pun menyelimuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga hilang rasa takutnya. Beliau kemudian berkata (menjelaskan kejadiannya kepada khadijah), “Aku benar-benar mengkhawatirkan diriku.”

Berkata Khadijah, “Sekali-kali tidak! Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Engkau orang yang suka menyambung tali silaturahmi, memikul beban (membantu) orang yang kesusahan, memberikan hutang kepada yang tidak punya, selalu menjamu tamu dan membela  yang haq (benar).”

Selanjutnya Khadijah mengajak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza, anak dari paman Khadijah radhiyallahu anha. Dia adalah seorang Nasrani di zaman Jahiliah. Dia mampu menulis kitab dalam bahasa Ibrani dengan bagus meski ia telah tua dan buta.

Khadijah berkata kepadanya, “Wahai putra paman, dengarkan cerita dari putra saudaramu ini (yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).”

Kemudian Waraqah bertanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai putra saudaraku, apa yang pernah engkau lihat?” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kejadian yang dilihatnya itu.

Berkata Waraqah kepada beliau, “Inilah Namus yang pernah Allah turunkan kepada Musa. Seandainya saja aku masih kuat nanti dan seandainya saja aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Benarkah mereka akan mengusirku?”

Waraqah pun menjawab, “Ya. Tidaklah seorang pun yang membawa seperti apa yang engkau bawa melainkan dia akan dimusuhi. Seandainya aku masih hidup pada masamu nanti, aku akan menolongmu dengan sungguh-sungguh.” Tidak berselang lama setelah pertemuan tersebut, Waraqah meninggal dunia.6

Demikianlah penuturan istri Nabi, yaitu Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan kisah awal mula turunnya wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara rinci.

 

Demikian kisah awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus tanda diangkatnya Nabi Muhammad sebagai Rasulullah.

Peristiwa itu terjadi di bulan Ramadhan di malam Lailatul Qadr. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved