Seputar Islam

Hadits Kisah Turunnya Wahyu Pertama kepada Nabi Muhammad di Bulan Ramadhan

Sebuah riwayat hadits dalam kitab Shahih Muslim menerangkan bahwa turunnya wahyu pertama kali terjadi pada malam Senin sebelum terbitnya fajar.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
WAHYU PERTAMA -- Ilustrasi kaligrafi nama Nabi Muhammad SAW, berikut hadits Kisah Turunnya Wahyu Pertama kepada Nabi Muhammad di Bulan Ramadhan 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al Alaq ayat 1-5.

Wahyu pertama kali turun di bulan Ramadhan, di usia nabi memasuki 40 tahun.
Berikut kisah turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW, berdasarkan hadits.

Simak artikel-artikel Seputar Islam lainnya, di sini.

Hadits Yang Memaparkan Kisah Awal Mula Turunnya Wahyu

Dikutip dari laman rumaysho.com, Kisah permulaan turunnya wahyu telah diceritakan oleh Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagaimana dalam Shahih Bukhari, beliau radhiyallahu ‘anha bercerita,

“Peristiwa yang mengawali saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu adalah mimpi hakiki (benar) di dalam tidurnya.

Tidaklah beliau bermimpi melainkan mimpi itu selalu datang seperti terangnya waktu pagi. Kemudian muncul dalam diri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam rasa senang untuk mengasingkan diri.

Beliau terbiasa mengasingkan diri di goa Hira. Ber-tahannuts (beribadah) di dalam goa itu selama beberapa malam kemudian beliau pulang kembali ke keluarganya, untuk berbekal dalam rangka melakukan tahannuts tersebut.

Kemudian beliau pulang kepada Khadijah dengan tujuan membawa bekal untuk keperluan yang sama, hingga saat datang padanya wahyu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah berada dalam goa Hira. Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi oleh malaikat (Jibril), lalu berkata, “Bacalah!”

Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku tak mampu membaca.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Maka malaikat itu memegangku, kemudian mendekapku kuat-kuat hingga sesak dan kepayahan. Kemudian ia melepaskanku dan berkata, “Bacalah!”

Aku pun menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”

Maka malaikat itu kembali memegangku dan mendekapku untuk kedua kalinya hingga diriku merasakan sesak yang sangat.

Akupun tetap menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”

Maka ia Kembali memegangku dan mendekapku untuk yang ketiga kalinya, kemudian melepaskanku dan membaca,

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved